Road Trip Jakarta-Surabaya, Ini Rute & Kuliner lewati Cirebon-Pacitan
Jika bosan dengan pemandangan jalan tol yang bikin ngantuk, coba jelajahi Timur Jawa ini
25 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak berlebihan bila mengatakan, bahwa satu-satunya yang tak dilakukan oleh Hyundai Stargazer X adalah menghantar sendiri penumpang menuju tujuan tanpa di kontrol.
Popmama.com dalam ‘Wanderlust on Wheels: Unleash the X in You with STARGAZER X’ yang diselenggarkan pada 18-21 September 2023 merasakan pengalaman road trip menuju ujung Jawa Timur bagian tengah, alias Surabaya, yang akan kami sajikan sebagai informasi menarik bagi para Mama.
Bukan melewati Semarang atau Jogja, namun kami akan memperlihatkan rute unik yang cocok untuk kamu penyuka petualangan. Simak selengkapnya perjalanan road trip tim Popmama.com berikut ini.
1. Dimulai dari Jakarta ke Solo untuk merasakan sensasi road trip yang tak terlupakan
Memulai dari Hyundai Driving Range di bilangan SCBD, kami yang terdiri dari 4 orang dalam satu tim, sudah harus berhadapan dengan liak - liuk jalan Jakarta guna menghindari undang-undang Ganjil Genap Jakarta.
Sesampainya di mulut tol Jor, penulis sebagai driver pertama mengeksplorasi feel berkendara terlebih dahulu. Banyaknya panel serta tombol di bagian kemudi membuka rasa ingin tahu yang besar akan kegunaannya dalam menaklukkan jalanan.
Perlu penyesuaian! Ya sebab seluruh tombol nantinya akan memiliki fungsi yang sangat efektif. Tak lupa kami juga mencoba keiritan bahan bakar. Mama bisa mengksplorasi hal tersebut jika mengendarai mobil ini dengan menjaga RPM pedal gas, selalu stganan di posisi 2.000 rpm.
Rasanya mobil ini amat nyaman, santai tapi serius! Seriusnya ada di bagian tenaga. Mode Eco kami eksplorasi penuh di RPM tersebut. Kenaikan laju kami nikmati perlahan. Hasilnya Responsif Ma!
Dengan begitu, kamu tak harus khawatir meski berkendara di mode eco saat nanti tujuan kami sebelum ke Surbaya, adalah kediaman asal Susilo Bambang Yudhoyono, Pacitan! yang bermedan cukup terjal dan berbatu!
2. Berhenti sejenak di Cirebon tuk olah rasa bersama Nasi Jamblang Bu Nur yang termasyhur
Perut mulai berdendang Senin (18/9) pukul 12.30 WIB, kami sempatkan ke restoran Nasi Jamblang Bu Nur yang berada di Cirebon, kebetulan kami semua belum mencoba makanan khas ini.
Bila berhenti di sini perutmu akan diisi ragam lauk-pauk yang rasanya tentu saja enak. Ada limpa, paru sampai bahan laut yang dimasak fresh dengan takaran bumbu yang pas. Jos!
Karena awal jalan sudah agak santai dan sekarang kami harus memburu waktu. Driver selanjutnya, Mama Rahayu, bersedia mengeksplor mode berkendara Sport di lintasan Cirebon menuju Solo.
Jalanan lurus yang dihiasi truk-truk sedang hingga ke besar, membentuk labirin longgar yang siap dikibas oleh raungan mesin 115 HP ini. Nyatanya Cirebon - Bawen - Solo hanya membutuhkan 3,5 jam saja.
Memang meter bensin segera turun 2 bar namun itu sepadan dengan akselerasi yang didapat di trek tol Bawen - Solo yang amat menanjak. Mobil ini mampu melibasnya tanpa ampun.
Editors' Pick
3. Solo - Pacitan via Wonogiri 4 jam perjalanan semi off road dan jalur gelap kurang pencahayaan
Sampai di Solo hari sudah gelap, kami mengenskplor sajian bebek dengan kudapan rempah di Restoran Bebek Pak Endut
Selesai memanjakan perut dengan keempukan bebek Pak Endut, kami bergegas beranjak menuju Pacitan via Wonogiri.
Inilah tantangan besar yang harus dihadapi mobil bertipe Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) ini, malam, jalan gelap dan berliku, ditambah rute yang naik-turun secara bergantian.
Ohiya panel LCD touch screen penghubung android pada dashboard amat membantu kamu dalam perjalanan. Dari mulai urusan kiblat arah sembahyang, hiburan, sampai ke urusan navigasi, membuat seisi mobil merasakan kenyamanannya.
Begitupula dikemudi, kendali untuk berbagai fitur terasa begitu fungsional. Pada perjalanan ke Pacitan kami berganti driver, penulis kini membantu menavigasi di bangku penumpang depan, sedang saudara kami bernama Izha menguji Stargazer X di lintasan Waduk Gajah Mungkur.
Gaya berkendara Izha agresif dengan tekukukan -tekukan lincah di tiap belokan. Style mengemudi ini terasa pas di jalanan Wonogiri-Pacitan, pasalnya kondisi jalan relatif sepi melompong.
Penasaran! Saya bertanya mode apa yang Izha gunakan, lantas ia menjawab. "Eco pak, eco tenan iki," senyum Izha yang sedari tadi teramat asik membolak-balikan stir.
Meski gaya berkendara syarat dengan kecepatan menekuk tikungan, suspensi Stargazer X terasa stiff dan tak limbung. Kalau biasanya mobil tak limbung, memiliki tingkat bantingan yang keras, namun di mobil rilisan 2023 ini sama sekali sebaliknya.
Seluruh penumpang di kabin terduduk dengan nyaman meski gaya berkendara seprti yang disebutkan. Keberadaan captain seat juga bantu melekatkan penumpang kabin belakang untuk selalu terjaga kenyamannya.
Saat sampai di area Pacitan tepatnya di Desa Kalak, kami semua dibuat terperanjat dengan jalan yang diunjukkan oleh Maps Google. Jalan kami hanya bersisa 12-15 KM namun, obstacle yang dihadapi adalah kiri-kanan hutan tanpa penerangan, ditambah jejak jalan aspal yang terkadang terlihat mau habis!
Tiap sudut belok patah, kami dibuat bertanya adakah jalan ini buntu nantinya?
Pikir saya sebagai pemegang kendali navigasi tak mungkin Gmaps menunjukkan jalan yang tidak ada tembusannya. Penulis hakul yakin, petugas maps pun melakukan pengukuran dengan mobil tentunya.
Benar saja tak lama berselang dari melewati sekomplek petilasan China ada spanduk baliho partai. Tidak mungkin ini dipasang, untuk tidak dilihat orang, jelas ini tembus ke sebuah desa!
Ihza sebagai driver merasa sangat percaya diri mengemudikan mobil asal Korea ini, meski sempat meniti di pinggir jurang untuk melewati obstacle, sebuah kendaraan berat pengaspal, yang diparkir melintang di tengah jalan yang kecil!
Ground clearence yang tinggi ditopang velg anyar ukuran 17 mampu membuat sudut kemiringan mobil sedemikian rupa untuk merayap di bibir jalan (jurang), untuk menghindari obstacle tersebut.
Tak hanya ground clearence, dalam sesi ukauka ini, fitur lampu High Beam Assist juga turut menyumbang andil. Trek terlihat benderang dan fokus dibuatnya, meski jalanan tanpa disertai penerangan ataupun juga listrik dari rumah penduduk.
Pengalaman tak terlupakan yang kami rasakan tentunya dalam mengeksplore hidden gem Pacitan tersebut.
Setelah sampai dan membuka pintu mobil, kami langsung disapa debur deras ombak yang disapu angin laut. Suara Samudera Hindia merasuk langsung ke jiwa.
4. Pacitan - Madiun, mampir di rumah Embah Wiji
Kediaman Mbah Wiji di Madiun jadi incaran kami selanjutnya. Menyambung silaturahmi dengan salah satu sesepuh dari keluarga salah satu tim Popmama pun tak terelakkan, sembari mencicipi Pecel Madiun langsung dari hasil bumi di tanahnya tentu saja, nikmat.
Jalur Pacitan ke Madiun adalah jalur halus dengan agresifitas belokkan yang mendekati level amat tajam. Kiri-kanan kami terdapat Kalimati yang isinya semuanya seprerti mati bahkan tak ada air.
Penulis kembali ke posisi driver dengan mencicipi mode berkendara normal. Dan tentu saja ini pengalaman yang fantastis. Tenyata mode normal adalah mode paling real.
Ketika gas diinjak maka langsung mobil ngacir, memang tak seagresif mode sport, namun seperti tak ada hal yang menahan (seperti di mode eco). Alhasil perjalanan ke rumah Embah pun tak begitu ada halangan yang berarti.
Hanya kantuk tapi langsung diatasi dengan hadirnya Speaker Bose di tiap sudut eksterior mobil, yang siap menceploskan detil-detil suara ciamik ke telinga. Berkendara pun jadi tidak perlu bosan, bisa sambil dengar podcast atau lagu kesukaan nih Ma!
Rumah Mbah sudah berhasil dikunjungi, sajian Pecel Madiun dan secangkir teh hangat, berhasil melerai antara kantuk dan bosan, jadi lebih damai dan berkesan. Saatnya kembali tancap gas menuju Surabaya via tol dari Madiun.
5. Madiun-Surabaya via tol 3 jam, mode sport tanpa ampun
Sesuai dengan judulnya penulis yang masih nyaman di posisi driver memberi kesan terakhirnya pada mobil ini sebelum sampai ke tujuan. Pikir penulis harus jadi yang paling berkesan, oke akselerasi di tol Surabaya dengan mode sport!
Berkendara malam dengan High Beam Assist dan sesekali mengaktifkan fitur Lane Following Assist untuk membantu mendeteksi marka jalan, dan membantu roda kemudi pengemudi tetap berada diantara marka jalan.
Ini berguna untuk driver melemaskan jari-jemarinya, lantaran alami kesemutan karena terlalu lama stand by pada roda stir. Namun, ini bukan berarti pengemudi bisa melepas tangan dari kemudi selamanya ya.
Jika Mama aktifkan fitur ini, kamu hanya dapat melepaskan tangan dari roda kemudi selama beberapa detik, karena pesan peringatan ‘Keep hands on the steering wheel’, akan segera muncul sekitar 10 detik setelah itu.
Kembali ke mode berkendara, akan terasa sangat berbeda di sisi kaki-kaki, terutama suspensi ketika membejek mobil di mode sport. Kaki-kaki terasa begitu stir sehingga mobil amat sangat stabil melaju di kecepatan 130 KM/jam. Diatas itu barulah terlihat aerodinamika mulai menghambat, memang suspensi mobil tetap stiff, namun buritan mobil terasa seperti sedang berdansa bak balerina.
Sampai di Surabaya di pukul 21.00 WIB pada 19/9/2023, driver pun mulai melonggarkan pedal gas untuk menikmati patung buaya dan paus yang menyala di malam hari. Sesampainya di J.W. Marriot samping Tunjungan Plaza tim Popmama istirahat dengan tenang dan bermimpi indah pada balutan kasur mewah hotel bintang lima.
Esoknya kami membuka mata dan tak menyangka bahwa tim memenangkan penghargaan sebagai best hidden gem. Atas rute yang kami capai bersama-sama. Tentunya semua berkat The Wanderlust Hyundai Stargazer X!
Demikian beberapa rekomendasi rute Jakarta-Surabaya bedasarkan pengalaman penulis. Lewat Pacitan melihat indahnya Pantai Watu Karung bisa menjadi pertimbangan ketika melakukan road trip untuk perjalanan liburan kamu nanti. Semoga bisa menjadi inspirasi!
Baca juga:
- Pantai Watu Karung Pacitan, Surga Tropis untuk Healing di Pacitan
- 5 Tips Liburan Road Trip yang Lancar dan Seru Bareng Keluarga
- 5 Tips Berkendara Jarak Jauh agar Tetap Aman dan Nyaman