Waspada Ma! Yuk Kenalan dengan Penyakit Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Salah satu faktornya karena antomi mata kita lho Ma!
27 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukannya mau menakut-nakutin atau membuat teror lalu kamu didesak untuk memeriksakan mata kepada ahlinya.
Tapi kamu harus tahu glaukoma adalah pencuri penglihatan di kehidupan kita Ma. Popmama.com sudah pernah membahas artikel tersebut kamu bisa membacanya disini.
Kali ini Popmama.com mau memaparkan hal lain tentang glaukoma, yakni penelitian disertasi bertajuk Hubungan Bilik Mata Depan yang Dangkal dengan Perubahan Morfologi Endotel Kornea pada Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronik, yang digagas oleh Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K).
Simak pemaparan lengkanya berikut ini ya Ma!
Editors' Pick
1. Data glaukoma yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Ma, glaukoma ini Nyaris tak memiliki gejala pada tahap awalnya lho! Bahkan penyakit tersebut berpotensi memberi impak yang fatal, serti kebutaan permanen.
Data dari WHO menyebut, glaukoma berada di peringkat ketiga penyebab kebutaan secara global, setelah kelainan refraksi dan katarak.
Kamu harus tahu jumlah penyandangnya Ma, menurut rilisan yang diberikan oleh studi terbaru Jakarta Eye Centre (JEC), diprediksi mencapai angka 76 juta di seluruh dunia!
Sementara untuk di negara kita Indonesia, masih dsri sumber yang sama, data yang sempat dirilis secara resmi memperlihatkan bahwa prevalensi glaukoma sebesar 0,46% atau setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk.
Lebih spesifik lagi, sebuah studi memperlihatkan, bahwa di DKI Jakarta, prevalensi glaukoma primer sudut tertutup (GPSTp) sebesar 1,89%, sedangkan glaukoma sudut terbuka (GPSTa) sebesar 0,48%, dan glaukoma sekunder sebesar 0,16%.
Nah, kita akan bahas glaukoma primer sudut tertutup yang memiliki persentase prevelensi penyandangnya lebih banyak.
2. Glaukoma primer sudut tertutup
Menurut paparan presentasi Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K) yang dilakukan pada mesia session JEC Umumkan Studi Terbaru: Penanganan Pasien Glaukoma Sudut Tertutup Kronik pada Kamis, 20 Januari 2022, glaukoma primer sudut tertutup (GPST) dibagi menjadi dua yakni, GPST kronik yang tidak bergejala dan GPST akut yang biasa menyerang ras Asia.
Masih menurut Dokter yang baru saja menyelesaikan penelitian disertasinya, peningkatan tekanan intraokular (TIO) menjadi faktor risiko utama terjadinya glaukoma jenis apapun.
Namun, di samping itu, faktor anatomis ternyata juga turut berpengaruh, khususnya pada penyandang glaukoma jenis primer sudut tertutup yang kronik.
Maka menurut Dokter yang menjadi Dokter Spesialis di JEC ini, mendeteksi secara dini menjadi penting Ma, salah satunya pemeriksaan anatomi mata.
“Individu yang mengalami glaukoma primer sudut tertutup cenderung memiliki bilik mata depan yang lebih dangkal atau sempit. Faktor anatomis lainnya, seperti aksis bola mata pendek, lensa yang menebal, dan jarak antara lensa dengan permukaan iris posterior yang memendek, turut berandil menyebabkan glaukoma kategori ini," jelas Dr. Iwan.