Mari Peduli Pahlawan Pengurai Sampah Plastik yang Sering Terlupakan
Dia adalah orang yang kerap kita jumpai, pemulung namanya!
21 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Oke, hari ini adalah Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), untuk sejaranya bisa dilihat di sini. Bukan sejarah yang ingin Popmama.com bahas kali ini, melainkan pahlawan dari sampah-sampah rumah tanggamu Ma!
Pemulung namanya pasti kamu mengenalnya bukan? Setiap hari bila kamu pejalan kaki embun pagi yang aktif, kamu akan menjumpainya kala mereka aktif mengais sampah plastikmu. Jangan mengira kamu bisa merendahkan profesi ini begitu saja.
Banyak yang perlu kamu ketahui faktanya dan untuk itu Popmama.com akan sajikan bahasan ini agar kamu lebih peduli pada salah satu garda pengolahan sampah plastik di negeri ini. Simak.
Editors' Pick
1. Pentingnya mereka sebagai garda depan bidang kepedulian sampah
Bersumber dari webinar (18/2) lansiran Unilever dalam rangka menyambut Hari Peduli Sampah Nasional 2021, yang bertajuk Pentingnya Kolaborasi Para Pelaku Rantai Nilai Sampah dalam Mewujudkan Ekonomi Sirkular, didapat bahwa permasalahan sampah adalah kemaslahatan bersama. Perlu adanya kerja bersama-sama dan kerja sama dari seluruh stakeholder yang ada.
Dr. Alin Halimatussadiah, Ph.D selaku Ketua Kajian Ekonomi Lingkungan, LPEM FEB UI juga berpendapat perlu adanya perwujudan ekonomi sirkular yang melibatkan peran dan fungsi setiap pelaku rantai nilai. Salah satu pelaku pentingnya adalah pemulung.
"Seiring berkembanganya ekonomi dunia dimana timbulan sampah juga pastinya akan semakin bertambah.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita melekatkan para pemulung ke dalam kesatuan rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih utuh. Mereka memiliki peran sentral yang patut diperhatikan. Berkat merekalah sampah terkumpul sebagai bahan baku yang mendukung industri daur ulang," ucapnya.
Penyataan Dr. Alin juga didukung dengan hasil studi Unilever Indonesia dan SWI. Terungkap bahwa lebih dari 80% sampah plastik yang terkumpul di Pulau Jawa berasal dari pemulung, sedangkan 20% sisanya berasal dari bank sampah, TPS3R dan penampung sampah plastik lainnya.
Namun sangat disayankan Ma, sebagian dari kita masih kerap menyematkan stigma buruk kepada pemulung sebagai masalah sosial yang harus segera diatasi sehingga kehadiran mereka kerap mendapatkan pertentangan.
2. Klasifikasi pemulung yang perlu kamu pahami
Sementara itu Prispolly Davina Lengkong selaku Ketua Umum Perkumpulan Pemulung Indonesia Mandiri (PPIM), dalam webinar yang sama mencoba membeberkan mengenai profesi yang kerap di labeli "astronot" ini.
"Pemulung itu ada dua pemulung di kota atau perkampungan sama pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kalau di kota pemukiman memang permasalahannya ada pada sosial budaya seperti dikucilkan dan dibenci keberadaannya. Kalau pemulung di TPA tentunya permasalahannya kesehatan. Karena semua virus dan penyakit ada di sana," bebernya.
Namun sayangnya, untuk alasan keamanan dan kenyamanan lingkungan, profesi mulia yang satu ini sudah sering dilabeli sebagai "pengganggu", terlepas dari sebagian kecil mereka yang menjadi oknum kenyamanan lingkungan.
Untuk menyambungkan persepsi yang baik antara profesi ini dan masyarakat memang perlu segera diatasi sehingga kehadiran mereka tidak lagi menjadi cibiran di kehidupan.