Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membuat pengumuman kalau mulai 25 Januari hingga 1 Februari 2022 mendatang, Matahari akan terbenam lebih lambat.
Hal ini dapat kamu simak bila kamu berada di Jawa, Bali serta Nusa Tenggara. Ada apa sampai Matahari bisa terbenam dengan terlambat. Popmama.com punya rangkumannya yang dilansir dari situs tesmi LAPAN.
1. Karena kemiringan pada rotasi bumi
Pexels/bradleyhook
Melansir dari laman resmi LAPAN, Andi Pangerang perwakilan Pusat Riset Antariksa BRIN mengatakan akan terjadi fenomena Matahari terbenam lebih lambat di beberapa wilayah di Indonesia dan hal ini dapat ditinjau dari aspek astronomis.
Begini penjelasannya Ma! Bumi berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika.
Nah, bersamaan dengan kemiringan terjadi, Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang sama.
Kemiringan sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari tersebut berdampak pada variasi waktu terbit maupun waktu terbenamnya Matahari selama kurun satu tahun.
Jadi penyebab terbenamnya matahari akan lebih lambat sore hari nanti adalah kemiringan sumbu rotasi Bumi ketika mengelilingi Matahari Ma.
Editors' Pick
2. Bisa terbit lebih awal atau terbenam secara terlambat
Pixabay/mohamed_hassan
Fenomena astronomi berupa kemiring sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahati ini bisa menjadikan Matahari terbit lebih cepat atau juga terbenam lebih lambat.
Tergatung pada sumbu rotasinya. Jika sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi.
3. Dapat diamati bukan dari zona waktu yang sudah berlaku
Pixabay/gookingsword
Andi Pangerang juga menjelaskan bahwa waktu yang biasa digunakan sehari-hari adalah waktu sipil atau waktu terzona yaitu waktu yang ditentukan berdasarkan bujur tolak zona waktu. Misalnya, WIB akan lebih cepat tujuh jam terhadap Universal Time.
Sementara, penjelasan mengenai Matahari yang terbit lebih cepat atau terbenam lebih lambat ini hanya akan terjadi ketika penunjuk waktu yang digunakan adalah berdasarkan bayangan matahari.
Jenis waktu tersebut kemudian disebut dengan waktu Matahari Sejati atau Waktu Sejati atau Waktu Istiwak.
Maka apabila kamu berada di belahan selatan Bumi dan melakukan pengamatan menggunakan Waktu Sejati Matahari, maka kamu akan feneomena tersebut.
Itu mengapa Matahari akan terbenam lebih lambat bagi belahan Bumi selatan, khususnya selatan Indonesia seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
4. Fenomena setahun sekali
Unsplash/Jonathan Borba
Fenomena terbit lebih cepat maupun terlambat terbenam ini terjadi setiap tahun dengan waktu terbenam Matahari dan tanggal yang kurang lebih sama tiap tahunnya.
Ini biasanya terjadi pada solstis Juni, yakni Matahari akan berada di posisi paling Utara saat tengah hari. Biasanya terjadi pada kisaran tanggal 20 atau 21 Juni.
Inilah mengapa musim panas di belahan Bumi bagian utara terjadi pada pertengahan tahun, biasanya di alami oleh negara-negara di Eropa, Asia Timur dan Amerika Utara.
Kondisi serupa juga terjadi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi pada solstis Desember. Pada setiap tanggal 21 atau 22 Desember setiap tahunnya, Matahari akan condong berada di paling selatan Bumi.
Fenomena kemiringan ini jugalah yang akhirnya menyebabkan musim panas di belahan Bumi bagian selatan terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun.
Sedang, musim panas pada Desember dialami negara-negara di Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru.
5. Waktu terbenam Matahari di sejumlah kota besar di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
Pexels/pixabay
Adapun fenomena keterlambatan terbenamnya Matahari ini akan dapat dirasakan pada waktu dan tempat berbeda di berbagai kota besar di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Berikut daftarnya:
Demikian informasi mengenai fenomena terlambatnya Matahari yang bisa dirasakan di belahan Indonesia Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Semoga informasi ini bisa berguna bagimu dan keluarga.