Penelitian Sebut Laki-Laki Lebih Rentan Corona, Cek Faktanya Yuk!
Ternyata! Mama lebih kecil potensinya untuk terkena virus corona
30 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi virus corona mengguncang negeri ini sudah hampir 3 bulan lamanya.
Sampai berita ini dibuat orang terpaksa meninggal di dunia sebanyak 204.987, yang berada pada 213 negara di bumi ini, dan total positif secara global sebanyak 2.997.558 orang.
Uniknya dari berbagai data jumlah, peneliti menemukan kecenderungan khusus bahwasanya jenis kelamin laki-laki lebih banyak terkena virus Corona.
Berdasarkan situs resmi BNPB, per tanggal 23 April 2020 ada sebanyak 3.966 orang laki-laki yang positif virus corona. Sementara jumlah perempuan yang positif Covid-19 berjumlah 2.489
Di Amerika Serikat (AS) misalnya, dua kali lebih banyak pria meninggal karena virus ini daripada perempuan.
Begitu juga, 69% dari semua kematian akibat virus corona di Eropa Barat adalah laki-laki.
Pola serupa juga terjadi di China dan di tempat-tempat lainnya.
Satu tim peneliti yang dipimpin Anna Purdie di University College London, memetakan perbedaan gender di berbagai negara.
Saat ini dirinya bekerja untuk mencari tahu lebih lanjut tentang alasan mengapa laki-laki lebih rentan terserang virus Corona.
Apa hal yang menyebabkan laki-laki lebih rentan? Popmama.com sudah merangkumnya dalam artikel berikut ini.
1. Faktor biologis laki-laki membuatnya lebih rentan terjangkit virus Corona
Dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC, yang diterbitkan pada Senin (6/4), ditemukan adanya prevalensi yang lebih tinggi dalam terjangkit Covid-19 pada laki-laki di setiap kelompok umur anak-anak, termasuk bayi dan juga yang baru lahir.
Studi ini mengatakan lebih dari 2.500 anak-anak - berusia 0 hingga 18 - dengan penyakit Covid-19, sekitar 57 persennya adalah laki-laki.
Di antara kasus pediatrik tadi, diketahui presentase ini jauh lebih tinggi ketimbang dengan kasus pada orang dewasa, dimana 53 persen terjadi pada laki-laki juga.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemungkinan faktor biologis yang membuat laki-laki lebih rentan terhadap virus asal Tiongkok itu.
Meskipun studi baru tersebut menunjukkan bahwa hal ini lebih berkaitan kuat dengan faktor biologis.
Kamu tak perlu khawatir Ma, karena ini semua masih tahap penelitian awal dan masih bersifat dugaan sementara.
Editors' Pick
2. Imun tubuh lebih lemah dibandingkan dengan perempuan
Satu teori yang mendukung rentannya laki-laki terhadap virus corona adalah respon imun perempuan lebih kuat terhadap virus, kata Philip Goulder, seorang profesor imunologi dari University of Oxford.
"Respons imun sepanjang hidup terhadap vaksin dan infeksi virus biasanya lebih agresif dan lebih efektif pada perempuan dibandingkan pada laki-laki," katanya.
Pernyataan ini dilontarkannya berdasarkan fakta bahwa kaum Mama memiliki dua kromosom X, sedangkan pria hanya memiliki satu.
Hal ini menjadi penting disaat munculnya virus seperti corona dalam tubuh manusia sekarang ini.
"Secara khusus, protein dimana virus-virus corona baru dirasakan dikodekan pada kromosom X," kata Goulder.
"Akibatnya, protein ini dinyatakan dua kali lipat dosis pada banyak sel kekebalan di tubuh perempuan dibandingkan dengan pria, dan karena itulah respons imun pada virus corona diperkuat pada perempuan," imbuhnya.
3. Faktor gaya hidup laki-laki
Kemungkinan lain yang muncul adalah perbedaan dalam pilihan gaya hidup berbasis gender.
"Ada perbedaan perilaku penting antara kedua jenis kelamin ini, misalnya merokok, yang memengaruhi tingkat penyakit yang sudah ada sebelumnya seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis, dan kanker. Ini memiliki dampak besar pada hasil dari infeksi virus Corona," kata Goulder.
"Perbedaan jenis kelamin dalam merokok khususnya ditandai di beberapa negara seperti China, di mana 50% pria merokok, dibandingkan wanita yang hanya 5%," tutupnya.
4. Uji coba dengan terapi hormon
Menurut profesor kesehatan masyarakat global University College London, Sarah Hawkes, perempuan memiliki hormon estrogen dan progesteron lebih banyak dibanding laki-laki.
Kedua hormon inilah yang membantu wanita memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat dan memberi perlawanan khusus ketika ada infeksi berbahaya yang menyerang tubuh seperti virus Corona.
Dilansir Live Science, Selasa (28/4), para ilmuwan di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles dan Renaissance School of Medicine di Stony Brook University berencana memberikan pengobatan ke sejumlah pasien Covid-19.
Pengobatan dilakukan dengan memberikan terapi hormon estrogen dan progesteron pada orang terinfeksi Covid-19.
Mereka ingin melihat apakah terapi hormon ini dapat memberikan manfaat pada pasien atau sama sekali tidak.
"Kita mungkin tidak mengerti persis bagaimana estrogen bekerja untuk menetralkan Covid-19, tapi mungkin kita bisa melihat bagaimana efeknya pada pasien," kata Dr. Sharon Nachman, peneliti utama studi dari Univerity Stony Brook.
Belum ada cukup bukti untuk mengatakan apakah ini merupakan hasil dari perbedaan biologis, perilaku, ataupun juga kedua-duanya.
Dengan penelitian para ahli ini Mama di rumah setidaknya menjadi tahu bahwa, Papalah yang berpotensi terserang virus begitu juga bila kamu punya anak laki-laki.
Jadi ada baiknya untuk merawat seluruh keluargamu dengan baik, dan selalu ingatkan mereka akan kebersihan di rumah.
Karena hanya Mama adalah 'perawat' terbaik yang ada di rumah saat seperti sekarang ini.
Baca juga:
- Cerita Pekerjaan Digital Strategist di Masa Pandemi Corona
- Senang Melakukan Seks Anal? Awas Bisa Kena Corona!
- Tingkatkan Imunitas Tubuh, 6 Buah Ini Berguna untuk Mencegah Corona