Stunting Masih jadi Masalah Kesehatan Berbagai Daerah di Indonesia
Bahkan di Sumatera Selatan kabarnya stunting menjadi yang tertinggi kedua di Indonesia
13 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebenarnya tidak sulit mendeteksi stunting, itu bila kamu betul-betul mengamati perkembangan si Kecil Ma.
Pun ketika pada kesempatan ini ditulis tak sulit, tidak mudah juga untuk menghindarinya. Karena bisa terjadi pada siapapun anak di dunia ini.
Dilansir dari Adoption Nutrition, 20 persen faktor stunting ada pada segi keturunan. Jadi jangan karena faktor gizi lebih mendominasi terjadinya stunting kamu merasa aman, alangkah baiknya kamu tetap waspada karena bisa terjadi juga disebabkan faktor keturunan.
Terkait masalah kesehatan penganggu pertumbuhan ini rupanya, masih diperangi oleh berbagai daerah di Indonesia.
Popmama.com akan kasih kamu informasi mengenai permasalah tersebut di berbagai daerah di negeri bersemboyan lama "banyak anak banyak rezeki" ini. Simak ya!
1. Sulawesi Barat menjadi yang tertinggi kedua stunting di Indonesia
Di Sulawesi Barat (Sulbar) Angka penderita stunting, di provinsi tersebut mencapai 40,38 persen dan ini menjadikannya daerah dengan penderita stunting tertinggi kedua di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar pada Jumat (12/4) di Mamuju. Beliau mengatakan bahwa angka penderita stunting tinggi di Sulbar mencapai 40,38 persen.
"Termasuk angka kematian bayi dan ibu melahirkan yang cukup tinggi, sangat penting juga menjadi perhatian untuk mengatasinya," ujarnya.
Editors' Pick
2. Yogyakarta sukses turunkan angka stuntingnya
Sementara di Yogyakarta kabar gembira turunnya angka stunting disambut dengan menggelar Rembuk Stunting, yang diprakarsai pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam rangka sinkronisasi program kerja pencegahan stunting, Senin (12/4) di Hotel Grand Inna Malioboro.
Dalam kesempatan tersebut Yogyakarta melalui Wakil Walikotanya, Heroe Poerwadi memaparkan prevalensi stunting di Kota Yogyakarta, pada tahun 2020 yang alami penurunan.
Dilaporkan stunting di kota masakan Gudeg tersebut pada medio 2020 mengalami penurunan mencapai 14,33 persen lebih tinggi di bandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya sebesar 11,3 persen.
"Membicarakan stunting ini tidak hanya sekedar pencapaian target. Target kita adalah kinerja dan upaya apa saja yang sudah kita lakukan untuk menurunkan angka stunting di Kota Yogyakarta, ini penting ditekankan," papar Heroe.
3. Kabupaten Cirebon edukasi masyarakat tentang stunting yang juga bisa mengenai keluarga yang mapan
Angka stunting pada balita di Kabupaten Cirebon berdasarkan hasil dari bulan penimbangan balita Agustus 2020 terdapat 21.316 (13,63%) balita stunting, dari total jumlah bayi sebanyak 156.429.
Hal ini diakui oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Cirebon, Hilmy Riva’i.
Menurutnya penanganan stunting di wilayahnya masih memiliki banyak persoalan.
“Kami tengah menyusun Peraturan Bupati Cirebon dan SK Bupati tentang Percepatan Pencegahan Stunting Terintegrasi. Kami berharap dapat mengawal pelaksanaan pencegahan dan pengendalian stunting di Kabupaten Cirebon,” ujarnya.
Menanggapi pentingnya penanganan stunting di Kabupaten Cirebon, pemerintah setempat menggelar forum Genbest tentang Stunting pada Jumat (9/4).
Ditemukan hal menarik dalam forum tersebut. Stunting tidak hanya berdampak pada keluarga ekonomi menengah ke bawah saja.
Ternyata stunting juga bisa terdampak pada keluarga mapan atau ekonomi menengah atas. Hal ini dijabarkan oleh praktisi kesehatan dr. S.T Andreas. Menurutnya, persoalan stunting tidak bisa dianggap hanya persoalan pemenuhan nutrisi bagi anak saja, tetapi juga terkait pengetahuan orang tua tentang pola asuh yang baik bagi anak.
“Stunting juga bisa menimpa keluarga menengah ke atas. Kalau nutrisi mungkin terpenuhi (bagi keluarga mapan), tetapi stunting itu tidak selalu tentang nutrisi, tetapi juga pengetahuan orang tua tentang tumbuh kembang anak,” jabarnya.
4. Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) berhasil turunkan angka stuntingnya hingga 7 persen
Kabar bahagia juga datang dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang berhasil menurunkan prevalensi stuntingnya hingga 7 persen.
Hal itu terungkap saat kegiatan Advokasi Pro PN Kepada Pemangku Kebijakan Daerah Tentang Promosi dan KIE dalam rangka Pencegahan Stunting di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 2021 lalu, bertempat di Hotel Ranggonang Sekayu, Senin (5/4/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan Novian Andusti, memberikan apresiasi kepada Kabupaten Muba yang sudah berhasil menurunkan prevalensi stunting hingga 7 persen dari target nasional 14 persen.
“Saya sangat mengapresiasi sekali komitmen Pemerintah Kabupaten Muba dalam menurunkan stunting hingga 7 persen dan sudah mencapai target nasional. Tapi tidak hanya itu, kita berharap juga sesuai dengan komitmen yang digaungkan Bupati Dodi Reza Alex Noerdin Muba Kabupaten Zero stunting,” ucapnya dengan gembira.
Inilah beberapa daerah di negeri ini yang masih berusaha mengurangi atau masih bergelut dengan angka - angka tersebab stunting.
Penting untuk mengenal stunting pada anak. Karena dapat berpengaruh ketika Sang Anak masih kecil hingga dewasa.
Bahkan dalam jangka pendek, stunting pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak anak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisiknya Ma.
Kamu akan melihat sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal namun sebetulnya tidak untuk anak diusianya.
Maka mari kita perhatian terhadap tumbuh kembang anak kita agar seluruh rakyat Indonesia terbebas dari stunting. Aamin!
Baca juga:
- 5 Tips Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak Guna Mencegah Stunting
- Penting, Kenali 5 Cara Cegah Stunting sejak Bayi Lahir!
- Miris, BKKBN Prediksi 7 Juta Bayi Alami Stunting pada 2024