Waspada akan Adanya Potensi Banjir di Pesisir Jakarta
Lebih baik waspada daripada tidak Ma
14 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendasar pada siaran pers yang dirilis BMKG tentang akan adanya gelombang tinggi dan banjir pesisir.
Saat ini, menurut akun instagram @jktinfo, kondisi atmosfer terdapat pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan.
Hal tersebut memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang yang dapat mencapai 4 - 6 m di wilayah Perairan Natuna.
Bagaimana selengkapnya mengenai kabar tersebut Popmama.com sudah merangkumnya agar kamu lebih mewaspadai kondisi ini, simak!
Editors' Pick
1. Kondisi angin di Filipina beri dampak pada Indonesia
Peringatan akan adanya banjir pesisir itu juga dilihat dari kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25 - 30 knot yang terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina.
Hal itu menurut pantauan BMKG juga akan memberi dampak nantinya terhadap peningkatan tinggi gelombang mencapai 4 - 6 m di wilayah utara Indonesia bagian timur.
Tidak hanya itu, adanya fase bulan baru dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang justru bisa berpostensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum.
Sehingga potensi banjir pesisir disinyalir akan sangat mungkin terjadi di wilayah pesisir Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
2. Mengenal apa itu banjir rob yang kerap landa wilayah pesisir
Mengutip dari IDN Times, belum selesai perang kita melawan Covid-19, tersiar kabar bahwa akhir tahun, Indonesia khususnya pesisir DKI Jakarta sedang menghadapi potensi banjir pesisir.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi bahwa daerah pesisir DKI Jakarta akan dilanda air pasang.
Oleh karena itu mari kita mengenali apa yang dinamai dengan banji rob. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan air pasang dari laut yang meluap ke daratan atau dapat dikatakan banjir yang lebih sering melanda daerah pesisir.
Fenomena alam ini sering melanda area pesisir dikarenakan, permukaan pantai yang lebih rendah daripada sekitarnya maupun juga permukaan air laut.
Jika banjir biasa disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi, lain halnya dengan banjir rob.
Fenomena ini terjadi secara alami karena gravitasi Bulan yang menguat. Itulah kenapa banjir rob terjadi setiap bulan.
“Banjir rob ini terjadi secara periodik, yaitu setiap kita memasuki bulan purnama di mana tarikan gravitasi Bulan akan menyebabkan air condong lebih kuat sehingga menyebabkan air pasang. Biasanya terjadi pada tanggal 13 hingga 14 dalam perhitungan Hijriah,” kata Arif Wiyonk, PMG Penyelia Stasiun Metorologi Maritim Kelas II Tanjung Perak Surabaya.
Masih menurutnya, karakteristiknya pun berbeda dengan banjir biasa. Yang pertama, air dari banjir rob cenderung lebih jernih karena tidak membawa sedimen tanah.
Kemudian cenderung lebih cepat surut karena air laut tidak melulu dalam fase pasang. Tingkat keparahannya bergantung pada seberapa landai daerah yang dilanda banjir.