Belajar dari Masa Lalu, Sarra Tobing Menemukan Kedamaiannya
Melalui masa lalunya yang kelam, Sarra akhirnya mengetahui arti kedamaian dalam hidupnya
24 Juni 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai sosok content creator dan radio announcer, Sarra Tobing memiliki sejarah yang tidak sehat untuk dirinya sendiri. Waktu tidurnya yang asal-asalan dan kehidupan malamnya membuat tubuhnya sadar akan ruang rehat.
Mulai saat itulah, Sarra Tobing menemukan kedamaian dengan menyisihkan ruang untuk diri sendiri. Hal itu kemudian dibagikan olehnya lewat acara Waktunya Rehat Festival yang diadakan oleh Santosha pada Sabtu (22/6/2024).
Lalu, bagaimana Sarra bisa menemukan ruang rehatnya? Kali ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait Sarra Tobing menemukan kedamaian dengan belajar dari masa lalu.
Yuk, simak cerita dari Sarra Tobing!
Editors' Pick
1. Pandangan Sarra Tobing tentang istirahat
Semenjak Sarra Tobing mendapatkan penyakit asam lambung dan ketika kambuh, ia mengetahui bahwa dirinya perlu istirahat dengan cara tidur. Namun, saat Sarra terbangun malah merasakan cape. Ia menyadari kalau tidur itu ada karena memang tidur atau memang sudah waktunya beristirahat.
Menurut Sarra, tidur itu ada dua macam, body clock dan telat tidur. Body clock merupakan pertanda seseorang harus segera tidur sedangkan telat tidur biasanya seseorang baru tertidur di waktu pagi.
Sarra termasuk orang yang selalu telat tidur di masa lalunya. Karena hal itu membuat dirinya mengalami penyakit kuning.
"Udah jam 6 setengah pagi pas burung udah pada berkicau. Nah, ini saatnya gue tidur. Jangan biasain gitu, takutnya kuning. Dulu pernah, alhamdulillah udah lewat masa-masa seperti itu ya. Jangan dibiasakan," ungkap Sarra.
Maka dari itu, body clock bagi manusia itu penting untuk kesehatan diri sendiri.
2. Kelola ekspektasi bisa mengetahui batasan-batasan pada diri sendiri
Sosok content creator itu tak memedulikan ekspektasi dari orang lain melainkan ekspektasinya sendiri. Sarra Tobing hanya memikirkan apakah ekspektasinya itu realistis atau tidak. Kemudian ia akan memfilter ekspektasinya tersebut mana yang akan menjadi tujuan ke depannya nanti.
"Ekspektasi akulah yang aku kelola, yang aku produksi di dalam badanku ini. Ekspektasi itu disaring-saring nih, difilter-filter mana yang bisa menjadi goal," ucapnya.
Melalui kelola ekspektasi, Sarra mengetahui kalau ada batasan pada tubuh, otak, serta jiwanya karena hanya mengikuti ekspektasinya sendiri tanpa mendengarkan ekspektasi orang lain.