Tokoh Perempuan Dunia yang Berkontribusi untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Kontribusinya dalam dunia medis yang membantu kesehatan masyarakat dunia
8 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjaga kesehatan Mama dan anak sangat penting dengan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan yang bergizi, tidur yang berkualitas, dan olahraga yang rutin. Namun, ada kalanya Mama atau anak terserang penyakit hingga membutuhkan obat.
Obat yang selama ini dikonsumsi tidak terlepas dari perempuan-perempuan yang paling berpengaruh dalam sejarah di bidang sains dan kedokteran.
Para tokoh perempuan inipun sempat mengalami diskriminasi dan prasangka ketika memberikan kontribusinya dalam dunia medis.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, kali ini Popmama.com akan membahas 11 tokoh perempuan yang berpengaruh dalam sejarah dunia medis yang berkontribusi untuk kesehatan Mama, anak, dan seluruh masyarakat dunia.
Siapa saja mereka? Berikut daftarnya!
1. Metrodora (sekitar 200-400 M)
Metrodora, seorang dokter perempuan asal Yunani, menulis Tentang Penyakit dan Penyembuhan Perempuan, teks di bidang medis tertua yang diketahui ditulis oleh seorang perempuan.
Pada saat itu di mana perempuan dibatasi dengan bidang ginekologi dan kebinanan, Metrodora tak hanya menulis seputar kebidanan dan persalinan.
Ia dikenal telah mencakup semua bidang kedokteran yang berkaitan dengan perempuan, seperti mengembangkan berbagai terapi dan teknik bedah yang revolusioner pada masanya.
Metrodora sangat dipengaruhi oleh karya dokter Yunani Hippocrates, dan karyanya telah dipengaruhi dan dirujuk oleh banyak penulis dokter lainnya sepanjang sejarah.
2. Elizabeth Blackwell (1821-1910)
Elizabeth Blackwell kelahiran Inggris terkenal sebagai perempuan pertama yang mendapatkan gelar medis Medical Degree (MD) di AS.
Ia dibesarkan dalam keluarga yang berpikiran maju dan aktif secara sosial. Papanya sangat bersemangat untuk menghapus perbudakan, dan saudara-saudaranya terus berkampanye untuk hak-hak perempuan.
Setelah menghadapi penolakan dari beberapa universitas, Elizabeth akhirnya diterima di Geneva Medical College pada tahun 1847. Ia menerima permusuhan dari teman-teman mahasiswanya pada awalnya.
Kemudian akhirnya ia mendapatkan rasa hormat mereka, ketika menjadi murid yang lulus pertama di kelasnya pada tahun 1849.
Pada tahun 1857, ia membuka New York Infirmary untuk Perempuan dan anak-anak, bersama dengan saudara perempuannya, Dr Emily Blackwell (perempuan ketiga yang mendapatkan MD) dan Dr Marie Zakrzewska.
Elizabeth memainkan peran penting baik di Amerika Serikat dan Inggris sebagai tokoh yang mengingatkan akan kesadaran sosial dan pembaharu moral.
Ia turut mempromosikan pendidikan bagi perempuan di bidang kedokteran melalui buku inspirasinya “Pioneer Work in Opening the Medical Profession to Women”.
3. Marie Curie (1867-1934)
Matematikawan dan ilmuwan asal Polandia, Marie Curie bekerja sama dengan suaminya, Pierre, untuk menemukan dua unsur kimia dalam tabel periodik: polonium dan radium.
Karya pentingnya tersebut mengamati bahwa ada hubungan antara radioaktivitas dan unsur berat dari tabel periodik, yang menyebabkan banyak perkembangan dalam bidang kedokteran.
Yang paling menonjol, penemuan Marie Curie mengarahkan pada pengembangan sinar-X, yang memungkinkan x-ray untuk diagnosis tanpa perlu pembedahan terbuka, dan terapi radiasi untuk mengobati kanker.
Selama Perang Dunia I, Marie dan putrinya Irene membawa mesin X-ray mobile dan unit radiologi ke garis depan, untuk membantu lebih dari satu juta tentara yang dirawat akibat terluka.
Marie Curie meraih Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1903, dan satu lagi dalam Kimia pada 1911, sebagai perempuan pertama dan satu-satunya yang mendapat penghormatan hingga dua kali. Institut Marie Curie di Paris, yang didirikannya pada tahun 1920, masih menjadi fasilitas penelitian kanker utama hingga saat ini.
4. Gerty Cori (1896-1957)
Pemenang Penghargaan Nobel lainnya, Gerty Cori, mendapatkan penghargaan bergengsi untuk karyanya di bidang kedokteran atau fisiologi pada tahun 1947. Gerty adalah perempuan pertama yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam kategori ini.
Ia bekerja dengan suaminya, Carl Ferdinand Cori, untuk berbagi minat dalam ilmu praklinis, yang membuktikan konsep penting dalam genetika. Pekerjaan mereka mengarah pada penemuan bahwa kekurangan enzim dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Mereka juga melakukan banyak penelitian tentang kerja hormon, dengan fokus pada kelenjar pituitari.
Selama masa hidupnya, Gerty mendapatkan beberapa penghargaan lain sebagai pengakuan atas kontribusinya pada sains dan memperoleh gelar Doktor Sains kehormatan dari Universitas Boston, Smith College, Yale, Columbia, dan Rochester antara tahun 1948 dan 1955.
Editors' Pick
5. Virginia Apgar (1909-1974)
Virginia Apgar terkenal dengan penemuan Apgar Score (skor Apgar), tes vital yang diadopsi dengan cepat oleh dokter untuk menguji apakah bayi yang baru lahir memerlukan perhatian medis segera.
Apgar Score bertanggung jawab untuk mengurangi angka kematian bayi secara signifikan dan masih digunakan sampai sekarang untuk menilai kondisi klinis bayi baru lahir dalam beberapa menit pertama kehidupan.
Virginia Apgar adalah perempuan pertama yang menjadi profesor tetap di Columbia University College of Physicians and Surgeons.
6. Gertrude Belle Elion (1918-1999)
Ahli kimia Amerika Gertrude "Trudy" Belle Ellion mendapatkan Penghargaan Nobel bersama dengan George H Hitchins dan Sir James Black, untuk metode inovatif desain obat rasional yang berfokus pada pemahaman target obat daripada hanya menggunakan trial and error.
Berasal dari latar belakang ilmiah, Elion terinspirasi untuk mengejar sekolah kedokteran ketika kakeknya meninggal karena kanker ketika ia berusia 15 tahun, dan ingin berkontribusi dalam menemukan obat untuk penyakit kakeknya.
Dengan menggunakan metode yang ia rancang, Gertrude dan timnya mengembangkan 45 paten, termasuk obat untuk memerangi leukemia, herpes, AIDS, dan perawatan untuk mengurangi penolakan tubuh terhadap jaringan asing dalam transplantasi ginjal antara donor yang tidak terkait.
7. Rosalind Franklin (1920-1958)
Ilmuwan Inggris Rosalind Franklin terkenal karena karyanya dalam memahami struktur DNA, dengan menggunakan foto sinar-X. Identifikasi heliks ganda yang dilakukannya telah membawa kemajuan besar di bidang genetika dan pengobatan modern.
Rosalind juga menjadi pelopor dalam memimpin pekerjaan pada struktur molekul virus RNA dan Polio. Ia memiliki hasrat terhadap sains sejak usia dini, dan memutuskan untuk menjadi ilmuwan pada usia 15 tahun.
Ia berjuang melawan penolakan Papanya untuk mengizinkannya melanjutkan pendidikan tinggi, dan akhirnya Rosalind lulus dari Universitas Cambridge pada tahun 1941. Ia bekerja selama bertahun-tahun sebagai Ilmuwan di daftar pertama.
Jika bukan karena kematiannya yang mendadak akibat kanker pada tahun 1958, sangat mungkin bagi Rosalind Franklin akan mendapatkan Penghargaan Nobel pada tahun 1962 dan 1982 untuk pekerjaan yang ia perankan selama hidupnya.
8. Rosalyn Yalow (1921-2011)
Fisikawan medis Amerika bernama Rosalyn Yalow menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi / Kedokteran pada tahun 1977 untuk pengembangan teknik Radioimmunoassay (RIA), yang digunakan untuk mengukur hormon peptida dalam darah.
Teknik diagnosis Yalow sangat tepat sehingga digunakan untuk memindai donor darah dalam penyakit menular seperti HIV dan hepatitis. Ini penting untuk memastikan transfusi darah yang menyelamatkan jiwa seseorang tetap aman dan efektif.
Belakangan, metode tersebut juga memungkinkan para ilmuwan untuk membuktikan bahwa diabetes tipe-2 disebabkan oleh tubuh yang tidak dapat menggunakan insulin dengan benar.
9. Patricia Goldman-Rakic (1937-2003)
Ahli saraf Patricia Goldman-Rakic terkenal karena studinya tentang otak, khususnya, lobus frontal dan bagaimana kaitannya dengan memori.
Ia memperoleh gelar sarjana di bidang Neurologi dari Vassar pada tahun 1959, dan kemudian gelar doktor dari Universitas California dalam Psikologi Perkembangan pada tahun 1963.
Penelitian multidisiplinnya secara signifikan berkontribusi pada pemahaman penyakit saraf seperti demensia, Alzheimer, dan Parkinson.
Selain itu ia juga melakukan studi tentang dopamin dan efeknya pada otak, yang sangat penting untuk pemahaman modern tentang kondisi seperti skizofrenia dan gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD).
10. Francoise Barré-Sinoussi (lahir 1947)
Ilmuwan Paris Francoise Barré-Sinoussi terkenal karena penemuannya tentang HIV sebagai penyebab penyakit imunodefisiensi, AIDS.
Pada tahun 2008, Barré, bersama dengan Luc Montaigner, menemukan bahwa retrovirus HIV menyerang limfosit, sel darah yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Pekerjaannya tersebut telah membantu jutaan orang yang positif HIV agar hidup lebih lama dan sehat, serta dapat membuka jalan untuk penyembuhan dalam waktu dekat.
10 tokoh perempuan di atas berperan dalam mendukung pengobatan Mama, anak, dan seluruh masyarakat dunia dengan penemuan dan studinya.
Tak hanya mereka, ada beberapa tokoh perempuan lainnya yang juga mendapatkan penghargaan Nobel untuk penemuannya di bidang kesehatan dan ilmu ekonomi.
Beberapa Tokoh Perempuan yang Mendapatkan Penghargaan Nobel Dibidang Ilmu Ekonomi
Penghargaan Nobel dalam Penghargaan Ilmu Ekonomi telah diberikan kepada tokoh perempuan sebanyak 58 kali antara tahun 1901 dan 2020.
Hanya satu perempuan, Marie Curie, yang dianugerahi dua kali, dengan Penghargaan Nobel 1903 dalam Fisika dan Penghargaan Nobel 1911 di bidang Kimia.
Selain Marie Curie, ini adalah 58 tokoh perempuan yang mendapatkan Penghargaan Nobel dalam bidang Ilmu Ekonomi:
Penghargaan Nobel dalam ilmu Fisika
Penghargaan Nobel Fisika tahun 2020-Andrea Ghez
"Untuk penemuan benda padat supermasif di pusat galaksi"
Penghargaan Nobel Fisika tahun 2018-Donna Strickland
"Untuk penemuan terobosan di bidang fisika laser"
“Untuk metode dalam menghasilkan pulsa optik sangat pendek dan berintensitas tinggi.”
Penghargaan Nobel Fisika tahun 1963-Maria Goeppert Mayer
"Untuk penemuan tentang struktur cangkang nuklir"
Penghargaan Nobel Fisika tahun 1903-Marie Curie, née Sklodowska
“Sebagai pengakuan atas pelayanan yang diberikan melalui penelitian bersama tim-nya tentang fenomena radiasi yang ditemukan oleh Profesor Henri Becquerel”
Penghargaan Nobel di bidang Kimia
Penghargaan Nobel Kimia tahun 2020-Emmanuelle Charpentier
"Untuk pengembangan metode penelitian genom"
Penghargaan Nobel Kimia tahun 2020-Jennifer A. Doudna
"Untuk pengembangan metode penelitian genom"
Penghargaan Nobel bidang Kimia tahun 2018-Frances H. Arnold
"Untuk evolusi enzim yang terarah"
Penghargaan Nobel Kimia tahun 2009-Ada E. Yonath
"Untuk mempelajari struktur dan fungsi ribosom"
Penghargaan Nobel Kimia tahun 1964-Dorothy Crowfoot Hodgkin
"Untuk penentuannya dengan teknik sinar-X dari struktur zat biokimia penting"
Penghargaan Nobel Kimia tahun 1935-Irène Joliot-Curie
"Sebagai pengakuan atas sintesis unsur radioaktif baru "
Penghargaan Nobel Kimia tahun 1911-Marie Curie, née Sklodowska
"Sebagai pengakuan atas jasanya terhadap kemajuan kimia dengan penemuan unsur radium dan polonium, dengan isolasi radium dan studi tentang sifat dan senyawa dari unsur"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran
Penghargaan Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 2015-Tu Youyou
"Untuk penemuannya tentang terapi baru melawan Malaria"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 2014-May-Britt Moser
"Untuk penemuan tentang sel yang membentuk sistem pemosisian di otak"
Penghargaan Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 2009-Elizabeth H. Blackburn
"Untuk penemuan bagaimana kromosom dilindungi oleh telomer dan enzim telomerase"
Penghargaan Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 2009-Carol W. Greider
"Untuk penemuan bagaimana kromosom dilindungi oleh telomer dan enzim telomerase"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 2008-Françoise Barré-Sinoussi
"Untuk penemuan virus human immunodeficiency"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 2004-Linda B. Buck
"Untuk penemuan reseptor bau dan organisasi sistem penciuman"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 1995-Christiane Nüsslein-Volhard
"Untuk penemuan tentang kontrol genetik dari perkembangan embrio awal"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 1988-Gertrude B. Elion
"Untuk penemuan tentang prinsip-prinsip penting perawatan obat"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 1986-Rita Levi-Montalcini
"Untuk penemuan faktor pertumbuhan"
Penghargaan Nobel bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 1983-Barbara McClintock
"Untuk penemuannya tentang elemen genetik seluler"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 1977-Rosalyn Yalow
"Untuk pengembangan radioimmunoassays hormon peptida"
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 1947-Gerty Theresa Cori, née Radnitz
“Untuk penemuan mereka tentang proses konversi katalitik glikogen"
Penghargaan Nobel Sastra
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2020-Louise Glück
“Untuk suara puitisnya yang membuat eksistensi individu menjadi universal”
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2018-Olga Tokarczuk
"Untuk sebuah imajinasi naratif yang dengan hasrat ensiklopedis mewakili melintasi batas sebagai bentuk kehidupan"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2015-Svetlana Alexievich
"Untuk tulisan polifoniknya, sebuah karya besar mengenai penderitaan dan keberanian di zaman manusia"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2013-Alice Munro
"Ahli cerita pendek kontemporer"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2009-Herta Müller
“Yang menggambarkan lanskap yang direbut, dengan konsentrasi puisi dan kejujuran prosanya”
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2007-Doris Lessing
"Epikis dari pengalaman perempuan yang dengan skeptisisme, semangat dan kekuatan visioner telah membuat peradaban yang terpecah untuk diperiksa"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 2004-Elfriede Jelinek
"Untuk aliran musik suara dan suara dalam novel dan drama yang dengan semangat linguistik yang mengungkapkan absurditas klise masyarakat dan kekuatannya yang menaklukkan"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1996-Wislawa Szymborska
"Untuk puisi yang dengan ketepatan ironis, yang memungkinkan konteks historis dan biologis terungkap dalam fragmen realitas manusia"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1993-Toni Morrison
"Untuk novel yang dicirikan oleh kekuatan visioner dan impor puitis, memberikan kehidupan pada aspek esensial dari realitas Amerika"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1991-Nadine Gordimer
“Karya tulisnya telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi umat manusia”
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1966-Nelly Sachs
"Untuk tulisan liris dan dramatisnya yang menafsirkan takdir Israel dengan kekuatan yang menyentuh"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1945-Gabriela Mistral
"Untuk puisi liriknya yang diilhami oleh emosi yang kuat, telah menjadikan namanya sebagai simbol aspirasi idealis seluruh dunia Amerika Latin"
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1938-Mutiara Buck
“Untuk uraiannya tentang kehidupan petani di Tiongkok dan untuk mahakarya biografinya”
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1928-Sigrid Undset
“Untuk deskripsinya yang kuat tentang kehidupan Utara selama Abad Pertengahan”
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1926-Grazia Deledda
“Untuk tulisan-tulisannya yang diilhami secara idealis untuk menggambarkan kehidupan di pulau asalnya, dengan kedalaman serta simpati dalam menangani masalah-masalah manusia pada umumnya”
Penghargaan Nobel Sastra tahun 1909-Selma Ottilia Lovisa Lagerlöf
"Dalam mengapresiasi idealisme luhur, imajinasi yang jelas, dan persepsi spiritual yang menjadi ciri tulisannya"
Tokoh perempuan di atas dapat menjadi inspirasi bagi para perempuan untuk terus bergerak maju, berinovasi, dan kreatif, terlebih untuk menolong kehidupan sesama manusia. Masih banyak tokoh perempuan lainnya yang bisa menjadi inspirasi.
Siapa perempuan yang paling menginspirasi Mama?
Baca juga: International Women’s Day 2021: Saatnya Perempuan Memilih untuk Setara