Ketahui 7 Vaksin yang Ternyata Diperlukan Oleh Orang Dewasa
Melindungi tubuh dari penyakit-penyakit tertentu
14 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vaksin adalah suatu zat yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Vaksin sendiri merupakan bentuk produk biologi yang berasal dari virus, bakteri, atau kombinasi keduanya yang telah dilemahkan. Biasanya vaksin dianggap menjadi langkah untuk mencegah penyakit tertentu pada anak-anak.
Beberapa vaksin seperti cacar air, difteri, tetanus, hepatitis A, hepatitis B, HPV, campak, polio, dan rubella dilakukan sejak masih kecil. Vaksin diberikan pada individu yang sehat untuk merangsang antibody atau kekebalan tubuh guna mencegah infeksi.
Walaupun seringkali dilakukan ketika masih kecil, namun ternyata orang dewasa masih memerlukan vaksin lho! Vaksin apa saja yang diperlukan oleh orang dewasa?
Kali ini Popmama.com telah merangkumnya dibawah ini.
1. Vaksin Influenza
Walaupun terdengar seperti penyakit ringan, influenza dapat menimbulkan masalah bagi sebagian orang.
Terutama bila tertular pada bayi di bawah 12 bulan atau balita, lansia diatas 65 tahun, perempuan hamil, orang dengan gangguan system imun, memiliki riwayat penyakit kronis seperti asma, jantung, ginjal, liver, serta diabetes, dan obesitas.
Vaksin influenza merupakan perlindungan terbaik terhadap flu terlebih disaat musim pancaroba yang menyebabkan rentan pada flu. Vaksin ini dapat diberikan pada bayi usia 6 bulan keatas hingga lansia diatas usia 65 tahun.
Vaksin influenza biasa dilakukan setiap 1 tahun sekali antara bulan Oktober hingga pertengahan November.
Terdapat dua jenis vaksin influenza, yaitu vaksin influenza trivalent yang dapat menangkal 3 jenis virus, yaitu H1N1 tipe A, H3N2 tipe A, dan satu influenza tipe B. Vaksin ini memiliki dosis tinggi yang penggunaannya lebih dianjurkan pada lansia berusia di atas 65 tahun.
Serta vaksin influenza quadrivalent yang dapat melindungi dari 4 macam jenis virus influenza seperti, H1N1 tipe A, H3N2 tipe A, dan 2 virus influenza tipe B. Vaksin ini memiliki usia minimal yang diperbolehkan tergantung dari jenisnya, sehingga harus dianjurkan oleh ahli kesehatan.
2. Vaksin Hepatitis B
Walaupun bayi dan anak-anak berisiko tinggi terkena infeksi kronis, namun bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terkena infeksi hepatitis B. Orang dewasa dapat terserang virus hepatitis karena memiliki pola hidup yang tidak sehat, kurang menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta kurangnya menjaga kebersihan alat kesehatan.
Pemberian vaksin ini, sebaiknya dilakukan sejak bayi dan diberikan kembali pada saat dewasa. Jenis vaksin Hepatitis B diperlukan dalam mencegah virus Hepatitis B dan D. Vaksin ini dapat diberikan pada orang dewasa yang terbagi dalam tiga dosis dalam setahun dengan jarak 1 sampai 6 bulan.
Dosis yang diberikan dapat berubah berdasarkan kondisi tertentu, jika memiliki risiko tinggi terhadap infeksi hepatitis B, maka dosis akan bertambah dan diberikan dua bulan setelah vaksinasi pertama diterima.
Editors' Pick
3. Vaksin Tetanus
Vaksin tetanus berguna untuk mencegah infeksi bakteri Clostridium Tetani yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan kekakuan otot. Infeksi tetanus dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang bahkan dapat berujung kematian.
Vaksin tetanus dianjurkan oleh WHO untuk diberikan secara rutin pada anak, orang dewasa, dan juga wisatawan yang mengunjungi wilayah dengan penyebaran kasus tetanus yang tengah merebak. Hal ini karena tetanus dapat terjadi pada siapapun, terlepas dari usia dan kondisi penyakit yang dimiliki.
Suntuk tetanus untuk orang dewasa harus dilakukan secara rutin minimal 10 tahun sekali dengan diberikan tiga dosis vaksin dalam rentang periode 7-12 bulan. Hal ini karena vaksin tetanus tidak dapat memberikan kekebalan seumur hidup, dan efek perlindungan vaksin biasanya akan berkurang setelah 10 tahun.
4. Vaksin Pneumokokus
Vaksin Pneumokokus merupakan vaksin yang dapat melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae yang dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan septicemia atau infeksi berat. Bakteri tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, bahkan kematian.
Dalam hal ini, untuk mencegah penyebaran virus pneumokokus, Departemen Kesehatan Indonesia dan WHO menganjurkan pemberian vaksin PCV. Terdapat dua jenis vaksin yang melindungi dari infeksi pneumokokus yaitu, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV).
Vaksin PPV dianjurkan diberikan oleh orang dewasa berusia 19-64 tahun yang aktif merokok. Lalu, juga untuk lansia berusia lebih dari 65 tahun tujuannya untuk melindungi kesehatannya seumur hidup. Serta penderita gangguan kronis lainnya perlu mendapatkan vaksin PPV setiap 5 tahun, atau tergantung dari jenis gangguan yang dimiliki
Namun, bagi perempuan yang sedang hamil dan menyusui, tidak dianjurkan untuk melakukan vaksin ini. Sehingga harus berkonsultasi dengan dokter kehamilan sebelum memutuskan untuk melakukan vaksin pneumokokus.
5. Vaksin HPV
Virus HPV merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi kulit, menimbulkan kulit pada kelamin, serta menyebabkan kanker. HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual, termasuk melalui seks oral. Vaksin HPV dapat diberikan pada perempuan berusia 13 hingga 26 tahun, atau yang sudah aktif melakukan hubungan seksual.
Vaksinasi HPV dapat ditujukan pada remaja dan dewasa berusia 15-16 tahun yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan rentang waktu antara suntikan pertama dan kedua sekitar 1-2 bulan, dan rentang suntikan kedua dan ketiga adalah 6 bulan. Penerima vaksin HPV yang memiliki system imun terganggu juga dapat menjalani vaksinasi sebanyak tiga kali.
Namun, vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk perempuan yang sedang hamil atau yang sedang mengalami sakit berat. Selain itu juga tidak diberikan pada orang yang memiliki alergi pada bahan vaksin. Bagi yang memiliki alergi pada lateks atau ragi, konsultasikan pada dokter sebelum menerima vaksin ini.
Meskipun vaksin ini tidak disarankan untuk perempuan yang sedang hamil, sejauh ini vaksin HPV tidak memiliki efek samping pada janin. Namun, jika ibu hamil ingin melakukan vaksin HPV, harus menunggu hingga persalinan selesai
6. Vaksin Herpes Zoster
Herpes Zoster merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus Variella Zoster atau virus penyebab cacar air. Virus ini dapat aktif kembali pada kondisi system imun yang sedah melemah seperti pada saat hamil, mengidap kanker, kemoterami, terapi radiasi, infeksi HIV. Selain itu juga disebabkan oleh penurunan system imun sementara seperti kondisi kelelahan dan kurang istirahat.
Namun, vaksin herpes zoster ini hanya direkomendasikan untuk orang berusia 60 tahun keatas yang memiliki risiko tinggi virus variella dan berisiko tinggi mengalami komplikasi Post Herpetik Neuralgia setelah terkana Herpes Zoster.
Jika menginjak usia 60 tahun, disarankan untuk melakukan vaksin Herpes Zoster ini setiap lima tahun sekali untuk menghindari penyakit tersebut.
7. Vaksin Difteri
Walaupun banyak dialami oleh anak-anak, namun bukan berarti orang dewasa tidak perlu melakukan vaksin difteri. Orang dewasa perlu melakukan vaksin difteri untuk mencegah penyebaran penyakit difteri. Penyebaran difteri dapat melalui udara ketika penderitanya batuk atau bersin.
Difteri adalah penyakit yang dapat menyebabkan masalah pada pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung, serta dapat menyebabkan kematian. Vaksinasi difteri dilakukan pada anak-anak maupun orang dewasa yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap bakteri yang menyebabkan difteri.
Anak yang berusia 7 tahun keatas dan juga orang dewasa berusia 19-64 tahun direkomendasikan untuk memperoleh vaksinasi ulang atau booster minimal 10 tahun sekali.
Walaupun vaksin atau imunisasi lebih sering dilakukan oleh bayi ataupun anak-anak namun tidak ada salahnya bagi orang dewasa untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan virus kepada orang lain. Konsultasikan pada dokter sebelum melakukan vaksin yang diinginkan.