11 Polisi Tembak Gas Air Mata di Kanjuruhan, Ada yang Jadi Tersangka
Kapolri sebut ada 11 personel polisi yang menembakkan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan
7 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan lalu, Sabtu (1/10/2022), menggemparkan publik. Tragedi tersebut tidak hanya mengejutkan bagi Indonesia, tapi juga bagi dunia. Kini, tragedi tersebut tengah diusut tuntas oleh pihak kepolisian.
Dalam jumpa pers yang digelar pada Kamis (6/10/2022) kemarin, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo banyak mengungkap fakta terbaru mengenai kejadian tragedi tersebut.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa poin penting yang disampaikan Kapolri tentang fakta terkait tragedi Kanjuruhan secara lebih detail.
Yuk, disimak!
1. Kapolri jelaskan awal terjadinya tragedi Kanjuruhan
Di depan awak media yang hadir, Kapolri turut menyampaikan awal terjadinya tragedi Kanjuruhan.
Menurut penuturannya, tragedi itu diawali saat ada beberapa suporter yang turun ke lapangan Kanjuruhan. Ketika jumlahnya kala itu sudah semakin banyak, polisi kemudian bersiap melakukan pengamanan.
"Penonton semakin banyak yang turun ke lapangan, sehingga pada saat itu kemudian beberapa anggota mulai melakukan kegiatan-kegiatan penggunaan kekuatan, seperti yang kita lihat ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC," ujarnya.
Editors' Pick
2. 11 personel kepolisian tembak gas air mata saat tragedi Kanjuruhan
Dalam jumpa pers tersebut, Kapolri kemudian mengungkapkan ada 11 anggota kepolisian yang menembakkan gas air mata dalam kejadian tersebut.
Tembakan gas air mata tersebut sebagian diarahkan ke tribun penonton. Kejadian itu kemudian mengakibatkan kepanikan ribuan orang terutama yang berada di tribun dan bahkan berujung pada jatuhnya korban tewas.
"Dengan semakin bertambahnya penonton yang turun ke lapangan, beberapa personel menembakkan gas air mata. Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih tujuh tembakan, utara satu tembakan, dan ke lapangan tiga tembakan," ungkap Jenderal Listyo.
Mengenai alasan, Listyo menjelaskan, tembakan gas air mata tersebut dilakukan oleh polisi untuk mencegah suporter semakin banyak masuk ke area lapangan Stadion Kanjuruhan.
"Di satu sisi tembakan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mencegah agar penonton yang kemudian turun ke lapangan itu bisa dicegah," ujarnya.