Wamenkes: Ada 14 Kasus Hepatitis Akut di Indonesia, 4 Pasien Meninggal
Dari 14 kasus tersebut, sebanyak empat pasien dilaporkan meninggal dunia
24 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus penyakit hepatitis akut misterius sudah mulai meluas di Indonesia. Kabar terbaru, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono melaporkan bahwa penyakit hepatitis akut misterius di Indonesia ada sebanyak 14 kasus.
Dante menjelaskan, bila secara kumulatif ada sekitar 33 kasus dugaan hepatitis akut dengan status pemeriksaan, yakni satu kasus probable, 13 kasus pending classification, serta 19 kasus discarded atau penyebab lain seperti fever, hepatitis A, leukimia, dan penyebab lainnya.
"Jadi kalau ditanya ada berapa kasus hepatitis di Indonesia, ada 14 kasus, satu yang probable karena sudah lengkap diagnosisnya dan menunggu hasil pemeriksaan lainnya," kata Dante dalam Rapat Kerja Komisi IX seperti dilansir dari kanal YouTube Komisi IX, Senin (23/5/2022).
Untuk lebih jelasnya mengenai kabar ini, simak rangkuman informasi yang sudah Popmama.com kumpulkan dari laman IDN Times secara lebih detail.
Editors' Pick
1. Sebanyak empat pasien anak dilaporkan meninggal dunia
Dalam kesempatan tersebut, Dante ikut menjelaskan secara rinci mengenai gambaran 14 pasien hepatitis akut di Indonesia.
Sebagai informasi, pasien tersebut terdiri dari sepuluh laki-laki dan empat perempuan dengan rentang usia balita sebanyak 10 pasien, usia 6 sampai 10 tahun sebanyak 2 pasien, dan 11 sampai 16 tahun ada 2 pasien.
"Dari 14 kasus tersebut, empat pasien meninggal dan 10 kasus masih dirawat dan kami pantau," katanya.
2. Tiga anak kasus pertama di Indonesia meninggal dunia
Lanjutnya, Dante juga memaparkan bahwa secara global saat ini tercatat ada sekitar 614 kasus hepatitis misterius di 31 negara.
Kasus ini pertama kali ditemukan di Inggris pada 5 April sebanyak 10 kasus yang kemudian menyebar luas. Di Indonesia sendiri tercatat ada tiga kasus pertama pada 27 April 2022 lalu, dengan penderitanya ialah anak di bawah umur 16 tahun.
"Kita sesalkan, bahwa karena kita tidak punya pengalaman dalam kasus ini pada awalnya, ketiga kasus ini meninggal dunia, karena perjalanannya juga cepat, warna kuning, gagal hati dan kemampuan kita melakukan transplantasi hati terbatas, sehingga anak-anak itu meninggal," jelasnya.