8 Fakta Bulan Kembar, Ternyata Bukan Bulan Sungguhan

Lagi ramai dibicarakan, objek yang disebut Bulan kembar ternyata bukanlah Bulan sungguhan

3 Oktober 2024

8 Fakta Bulan Kembar, Ternyata Bukan Bulan Sungguhan
Freepik

Jagat media sosial belakangan ini lagi ramai membicarakan soal 'Bulan kembar'. Tidak sedikit orang yang mengira kalau kejadian ini bakal menjadi peristiwa astronomis yang langka.

Hal itu sebenarnya tak mengherankan, sebab ada banyak orang yang mengira bahwa fenomena Bulan kembar berarti akan ada dua Bulan yang muncul di langit. Akan tetapi, ternyata hal tersebut kurang tepat.

Lebih jelasnya, mari ketahui berbagai fakta Bulan kembar lewat informasi yang sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini. Yuk, disimak!

Kumpulan Fakta Bulan Kembar

1. Objek yang disebut Bulan kembar ternyata bukan Bulan sungguhan

1. Objek disebut Bulan kembar ternyata bukan Bulan sungguhan
Freepik

Ramainya topik 'Bulan kembar' bikin banyak orang mengira nantinya akan ada dua Bulan yang muncul di langit pada malam hari. Namun, ternyata hal tersebut keliru. Pasalnya, objek yang disebut sebagai Bulan kembar itu bukanlah Bulan sungguhan.

Alih-alih begitu, Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, meluruskan bahwa objek yang disebut sebagai 'Bulan kembar' atau 'Bulan mini' itu sebenarnya adalah asteroid yang terperangkap dalam gravitasi Bumi.

"Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi yang ukurannya besar dan terlihat dengan mata telanjang. Namun, pada periode tertentu, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi dan sementara waktu mengelilingi Bumi. Objek ini sering disebut sebagai 'Bulan mini' atau 'mini Moon'," ujarnya dalam siaran pers resmi BRIN.

2. Asteroid itu termasuk dalam sabuk asteroid Arjuna

2. Asteroid itu termasuk dalam sabuk asteroid Arjuna
Freepik

Kepala Tim Riset dan Profesor di Universidad Complutense de Madrid, Carlos de la Fuente Marcos, juga ikut angkat bicara soal fenomena 'Bulan kembar'.

Dikutip dari situs Space, Marcos menjelaskan bahwa objek asteroid yang akan mengunjungi Bumi termasuk dalam sabuk asteroid Arjuna. FYI, ini merupakan sabuk asteroid sekunder yang terbuat dari batuan luar angkasa.

Beberapa objek di sabuk asteroid Arjuna bisa mendekati Bumi pada jarak dekat sekitar 2,8 juta mil (4,5 juta km) dan pada kecepatan rendah sekitar 2.200 mil per jam atau setara 3.540 km/jam.

"Objek di sabuk asteroid Arjuna merupakan bagian dari populasi objek dekat Bumi berupa asteroid dan komet," terangnya.

Editors' Pick

3. Para astronom pertama kali melihat asteroid itu pada 7 Agustus 2024

3. Para astronom pertama kali melihat asteroid itu 7 Agustus 2024
Freepik/kjpargeter

Asteroid yang banyak dianggap sebagai 'Bulan kembar' itu diketahui merupakan asteroid dengan kode 2024 PT5.

Para astronom pertama kali melihat asteroid 2024 PT5 itu pada tanggal 7 Agustus 2024 menggunakan observatorium Afrika Selatan milik Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System atau ATLAS yang didanai NASA.

Kabarnya, ATLAS memang dirancang untuk memantau asteroid dekat Bumi yang dapat menimbulkan ancaman atau memberikan wawasan ilmiah.

4. Asteroid ini hanya mampir sebentar ke dekat Bumi sampai 25 November 2024

4. Asteroid ini ha mampir sebentar ke dekat Bumi sampai 25 November 2024
Freepik

Asteroid yang satu ini ternyata hanya mampir sebentar saja ke dekat Bumi. Kata Thomas, asteroid 2024 PT5 akan tertangkap oleh gravitasi Bumi dari 29 September hingga 25 November 2024 mendatang.

Saking sebentarnya, Marcos pun menganalogikan bahwa asteroid 2024 PT5 ini seperti 'pengunjung yang hanya melihat-lihat toko' saja.

"Anda dapat mengatakan bahwa jika satelit sesungguhnya diibaratkan seperti pelanggan yang membeli barang di dalam toko, maka objek seperti 2024 PT5 hanyalah pengunjung yang melihat-lihat," jelasnya.

5. Asteroid 2024 PT5 yang dianggap 'Mini Moon' punya ukuran yang kecil

5. Asteroid 2024 PT5 dianggap 'Mini Moon' pu ukuran kecil
Freepik

Thomas juga menjelaskan bahwa asteroid 2024 PT5 yang dianggap 'mini Moon' ini memiliki ukuran yang sangat kecil dibandingkan Bulan. Adapun ukuran asteroid ini hanya sekitar 10 meter saja.

Lantaran memiliki ukuran kecil, otomatis asteroid ini tidak akan terlihat seperti Bulan purnama biasanya di langit.

"Orbitnya juga tidak berbentuk lingkaran sempurna, dan hanya sekali mengelilingi Bumi sebelum akhirnya lepas kembali ke orbit asalnya mengelilingi Matahari," tambah Thomas.

6. Asteroid ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang

6. Asteroid ini tidak bisa dilihat mata telanjang
Freepik/kjpargeter

Selain itu, asteroid 2024 PT5 ini juga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Selain karena kecil, Thomas menjelaskan bahwa asteroid ini terlalu redup untuk bisa dilihat tanpa bantuan alat khusus.

Oleh karena itu, dibutuhkan teleskop yang cukup besar untuk bisa melihat asteroid yang juga disebut sebagai 'Bulan kembar' itu.

"Kita membutuhkan teleskop yang cukup besar untuk bisa melihat asteroid ini. Observatorium dengan teleskop canggih di dunia saat ini sudah bersiap untuk mengamati pergerakan asteroid ini," paparnya.

Di sisi lain, Marcos menjelaskan bahwa diperlukan sebuah teleskop dengan diameter minimal 30 inci dan ditambahkan detektor CCD atau CMOS.

"Objek itu terlalu kecil dan redup untuk teleskop amatir dan teropong biasa. Namun, objek itu berada dalam kisaran kecerahan teleskop biasa yang digunakan oleh astronom profesional," kata Marcos.

7. Asteroid 2024 PT5 tidak akan bertabrakan dengan Bumi

7. Asteroid 2024 PT5 tidak akan bertabrakan Bumi
Freepik

Asteroid 2024 PT5 ini kabarnya tidak akan bertabrakan dengan Bumi saat ini atau dalam beberapa dekade mendatang. Batuan angkasa ini akan mengorbit sekitar 2,6 juta mil atau 4,2 juta kilometer jauhnya. Itu berarti sekitar 10 kali jarak antara Bumi dan Bulan.

Setelah muncul pada tahun ini, asteroid tersebut pun diperkirakan akan kembali ke orbit Bumi pada tahun 2055 mendatang.

8. Asteroid ini tidak berbahaya bagi Bumi

8. Asteroid ini tidak berbahaya bagi Bumi
Pexels/ZCH

Lewat siaran pers BRIN, Thomas juga menjelaskan bahwa asteroid ini tidak akan menimbulkan ancaman apa pun bagi Bumi karena ukurannya yang kecil.

Bahkan, asteroid ini akan terbakar jika memasuki atmosfer bumi dan kemungkinan sisanya jatuh di wilayah tanpa penduduk.

"Asteroid semacam ini sering kali terdeteksi dan tidak berbahaya. Asteroid seukuran itu pernah jatuh di perairan Bone, Sulawesi, pada 2009. Namun, karena orbitnya terjebak di gravitasi Bumi untuk sementara waktu, ia dianggap menarik untuk diamati oleh para astronom," katanya.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tak perlu khawatir dengan fenomena itu. Alih-alih khawatir, Thomas mengajak semua pihak untuk melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk menambah pengetahuan tentang objek-objek kecil di tata surya.

Jadi, itulah rangkuman fakta Bulan kembar yang kini sedang ramai dibicarakan. Semoga informasi ini bisa menjadi tambahan pengetahuan ya, Ma.

Baca juga:

The Latest