Apa Itu Nyamuk Wolbachia? Nyamuk 'Bill Gates' yang Viral di Medsos
Kabar soal nyamuk Wolbachia atau nyamuk 'Bill Gates' bikin heboh masyarakat
18 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, kabar tentang nyamuk Wolbachia atau nyamuk 'Bill Gates' tengah ramai dibicarakan publik. Pasalnya, sempat beredar klaim di media sosial yang menyebut nyamuk Wolbachia adalah misi dari Bill Gates untuk membentuk genetik LGBT.
Ramai dibicarakannya nyamuk Wolbachia membuat orang penasaran dan mencari informasi lebih mengenai itu. Alhasil, kata nyamuk Wolbachia kini menjadi viral di media sosial. Lantas, sebenarnya apa itu nyamuk Wolbachia?
Informasi seputar nyamuk Wolbachia atau disebut nyamuk 'Bill Gates' yang tengah viral di media sosial telah Popmama.com rangkumkan beberapa faktanya secara detail.
Simak informasi lengkapnya berikut ini, yuk!
Apa Itu Nyamuk Wolbachia atau Nyamuk 'Bill Gates'?
Istilah nyamuk Wolbachia mungkin terasa asing bagi sebagian orang. Alhasil, tidak banyak orang yang tahu dengan nyamuk yang satu ini. Mengenai nyamuk ini, pakar kesehatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban, turut angkat bicara.
Melalui Twitter, dia menjelaskan bahwa sebenarnya nyamuk 'Bill Gates' ini bernama Wolbachia. Dia pun menerangkan, nyamuk ini adalah suatu proyek yang dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP), yaitu perusahaan milik Monash University.
"Mungkin karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, maka banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates," tulisnya dalam cuitan yang diunggah di Twitter pada Kamis (16/11/2023).
Sementara itu, dr Adam Prabata melalui Instagram menjelaskan, nyamuk Wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang telah diinfeksikan bakteri Wolbachia. Katanya, bakteri ini umumnya ditemukan pada serangga, seperti kupu-kupu, lebah, lalat, atau kumbang.
"Bakteri Wolbachia tidak membuat manusia sakit. Bakteri Wolbachia juga tidak membuat hewan lain (ikan, burung, hewan peliharaan) sakit," jelasnya melalui foto yang diunggah di Instagram, Jumat (17/11/2023).
Editors' Pick
Proyek Nyamuk Wolbachia Dikembangkan untuk Menurunkan Kasus DBD
Dalam cuitannya di Twitter, Prof Zubairi menjelaskan bahwa tujuan dikembangkannya proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran demam berdarah (DBD), demam kuning, dan chikungunya.
"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus Dengue yang terkandung dalam nyamuk Aedes aegypti. Gampangnya, ini seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar tidak menyebarkan virus ke manusia," jelas Prof Zubairi.
Bagaimana Cara Nyamuk Wolbachia Menurunkan Kasus DBD?
Pada unggahan fotonya, dr Adam Prabata juga menjelaskan cara nyamuk Wolbachia menurunkan kasus demam berdarah.
Menurutnya, nyamuk Aedes aegypti jantan yang telah terinfeksi Wolbachia akan berkembang biak dengan nyamuk Aedes aegypti betina yang tidak terinfeksi. Nantinya telur nyamuk tersebut tidak akan menetas. Dengan demikian, jumlah nyamuk berkurang.
Cara kedua, bakteri Wolbachia akan melawan virus Dengue, Chikungunya, Zika, dan Demam Kuning pada nyamuk Aedes aegypti. Dengan begitu, virus akan lebih sulit memperbanyak diri di tubuh nyamuk karena berkompetisi dengan Wolbachia.
dr Adam Prabata pun menjelaskan bahwa dengan cara kedua tersebut membuat risiko penularan virus DBD oleh nyamuk menjadi berkurang.
"Nyamuk Wolbachia dapat menurunkan angka kasus demam berdarah dengan cara berikut: Menurunkan jumlah nyamuk Aedes aegypti, menurunkan risiko penularan DBD oleh nyamuk Aedes aegypti," katanya.
Di sisi lain, Kemenkes melalui siaran pers resminya menjelaskan tentang cara kerja nyamuk Wolbachia ini. Menurut pihaknya, Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus Dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, sehingga virus tidak akan menular ke tubuh manusia.
"Jika Aedes aegypti jantan ber-Wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina, maka virus Dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang ber-Wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak ber-Wolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia," kata Kemenkes.
Proyek Nyamuk Wolbachia Ternyata Sudah Dijalankan di Indonesia dan Mampu Menekan Kasus DBD
Melalui cuitan di Twitter, Prof Zubairi menjelaskan bahwa nyamuk ini sudah berhasil digunakan di beberapa negara bagian Brasil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura.
Sementara itu, dikutip dari laman Sehat Negeriku, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan teknologi Wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Sebagai pilot project di Indonesia, program ini kabarnya dilaksanakan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Kata Kemenkes, uji coba penyebaran nyamuk ini telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022 lalu. Hasilnya, nyamuk itu terbukti mampu menekan kasus demam berdarah.
"Sebelumnya Uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022. Hasilnya, di lokasi yang telah disebar Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen," kata Kemenkes.
Lantas, Bagaimana dengan Keamanan Nyamuk Wolbachia?
Dalam unggahan foto dr Adam Prabata di Instagram, dia juga menjelaskan mengenai tingkat keamanan nyamuk Wolbachia. Menurutnya, nyamuk ini sangat rendah risiko pada manusia dan lingkungan.
"Bagaimana keamanan nyamuk Wolbachia? Sangat rendah risiko pada manusia dan lingkungan akibat nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi bakteri Wolbachia. Hasil keamanan ini ada yang berasal dari penelitian di Indonesia," katanya.
"Nyamuk Wolbachia terbukti efektif menurunkan kasus demam berdarah serta aman bagi manusia dan lingkungan," katanya lagi.
Hal senada juga dijelaskan oleh Prof Zubairi melalui cuitannya. Kata dia, Environmental Protection Agency (EPA) sendiri menyatakan kalau nyamuk transgenik atau Wolbachia ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia, hewan, atau lingkungan.
"Untuk diketahui, hanya nyamuk transgenik jantan yang dilepaskan karena tidak akan menggigit manusia. Sehingga tidak membahayakan dan tidak ikut menyebarkan virus Zika serta patogen lainnya," jelas Prof Zubairi.
Itulah rangkuman lengkap yang menjelaskan seputar nyamuk Wolbachia. Dari rangkuman kali ini, kamu tentunya jadi tahu lebih banyak tentang nyamuk Wolbachia yang tengah ramai dibicarakan orang-orang.
Semoga informasi ini menambah wawasanmu, ya.
Baca juga:
- Studi: Wangi Sabun Mandi Bisa Buat Kamu Digigit Nyamuk
- Selain Digigit Nyamuk, Ini 5 Penyebab Kulit Bentol dan Gatal
- 5 Bahan Alami Sebagai Pengganti Losion Nyamuk Anak