Virus baru bernama Wetland Virus (WELV) ditemukan para peneliti di China. Virus yang ditularkan melalui kutu ini bisa menyebar ke manusia dan dapat mengakibatkan penyakit yang tidak main-main.
Laporan penemuan virus itu sudah dipublikasikan The New England Journal of Medicine pada tanggal 4 September. Menakutkannya lagi, seorang pasien yang terjangkit WELV mengalami koma karena infeksi yang ada di otak dan sumsum tulang belakang.
Tersebar kabar ini tidak sedikit yang ingin mengetahui tentang Wetland Virus. Lantas, apa itu Wetland Virus?
Informasi lebih jelasnya sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel ini.
Keep scrolling untuk terus membaca!
Kumpulan Fakta Wetland Virus, Apa Itu?
Apa Itu Wetland Virus?
Pexels/Erik Karits
Wetland Virus atau WELV merupakan jenis virus yang dapat ditularkan melalui kutu. Kabarnya, virus ini bisa menyebar ke manusia dan dapat menyebabkan penyakit neurologis yang menyerang bagian otak.
Virus ini merupakan bagian dari anggota keluarga Nairoviridae yang mencakup virus-virus lain seperti Crimean-Congo Hemorrhagic Fever (CCHF) yang menular melalui kutu.
Perlu kamu ketahui, WELV ditularkan melalui gigitan kutu, terutama spesies Haemaphysalis Concinna yang bisa menularkan virus ini secara transovarial yang berarti dari induk kepada keturunannya.
Penelitian juga menunjukkan virus ini tersebar luas di antara kutu yang hidup di daerah tertentu, seperti kawasan basah dan hutan.
Editors' Pick
Wetland Virus Pertama Kali Terdeteksi pada 2019
Freepik/kjpargeter
Menurut The New England Journal of Medicine, virus ini pertama kali terdeteksi pada pasien di rumah sakit yang berlokasi di Kota Jinzhou di bulan Juni 2019.
Saat itu, pasien berusia 61 tahun tersebut mengalami sejumlah gejala setelah mendatangi taman lahan basah di Mongolia Dalam, China bagian Utara. Pihak rumah sakit lalu melakukan pemeriksaan darah pada pasien itu dan hasilnya dia dinyatakan terinfeksi WELV.
Peneliti lalu melakukan analisa terhadap 14.600 jenis kutu di berbagai wilayah China bagian utara, termasuk tempat di mana pasien itu digigit pertama kali. Hasilnya, sekitar 2 persen dari kutu yang didapatkan punya materi genetik WELV.
Para peneliti juga melakukan analisa sampel darah para penjaga hutan di sana. Mereka menemukan ada 12 dari 640 orang penjaga hutan yang memiliki antibodi terhadap WELV.
Sudah Ada Pasien yang Dinyatakan Positif WELV
Pexels/Pixabay
Penelitian lanjutan turut dilakukan pada ratusan pasien demam akibat gigitan kutu dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Hasilnya, terdapat 20 pasien yang kabarnya dinyatakan positif WELV.
Selain itu, hasil pemeriksaan pada banyak pasien juga menunjukkan ada tanda-tanda kerusakan pada bagian jaringan hingga pembekuan darah.
Salah satu pasien yang mengalami WELV bahkan sempat mengalami koma karena konsentrasi sel darah putih yang tinggi di dalam otak dan cairan di bagian sumsum tulang belakangnya.
Meski begitu, semua pasien WELV dinyatakan sudah pulih setelah menjalani perawatan. Kabarnya, pasien telah diperbolehkan pulang dalam kurun waktu 4-15 hari setelah dirawat di rumah sakit.
Ada Hewan Lain yang Bisa Jadi Inang Virus selain Kutu
Freepik
WELV ternyata tidak hanya ditemukan pada kutu saja. Virus ini kabarnya juga ditemukan pada berbagai hewan, termasuk domba, kuda, babi, dan sejenis tikus yang disebut Transbaikal zokor.
Walau virus ini tidak ditemukan secara langsung pada anjing dan sapi, tetapi beberapa hewan tersebut memiliki antibodi terhadap virus. Hal ini menunjukkan bahwa mereka pernah terpapar virus dan berhasil melawan infeksi.
Kondisi itu juga menunjukkan, hewan-hewan tersebut sebenarnya bisa menjadi inang virus, yang pada akhirnya menyebarkannya ke manusia lewat gigitan kutu yang sudah terinfeksi.
Gejala Wetland Virus
Pexels/Karolina Grabowska
Pasien yang mengalami WELV bisa mengalami beberapa gejala. Berikut gejala yang bisa dialami oleh mereka yang terinfeksi WELV, antara lain:
Demam
Sakit kepala
Pusing
Nyeri otot
Kelelahan
Nyeri punggung
Radang sendi
Mual
Muntah
Diare
Pembengkakan kelenjar getah bening
Masalah neurologis
Bagaimana Mencegah Penularan WELV?
Freepik/Lifestylememory
Pencegahan penularan WELV sudah harus diketahui sejak sekarang. Ternyata, ada beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk mencegah terjadinya penularan virus ini.
Cara pertama, kamu perlu menghindari area yang rawan dengan kutu. Area ini terutama daerah rawa atau wilayah dengan populasi hewan yang bisa menjadi inang kutu.
Berikutnya, kamu bisa menggunakan pakaian pelindung dan insektisida saat berada di daerah yang dinyatakan sebagai endemik kutu.
Lalu, gunakan repelan serangga yang mengandung DEET atau bahan aktif lainnya yang bisa mencegah gigitan kutu secara efektif. Terakhir, lakukan pemeriksaan tubuh secara menyeluruh setelah beraktivitas di luar ruangan untuk mendeteksi gigitan kutu.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang Wetland Virus atau WELV yang perlu kamu ketahui. Lewat informasi kali ini, ada banyak hal yang bikin kamu jadi mengenal lebih dekat dengan virus yang bisa ditularkan melalui gigitan kutu ini.