AstraZeneca Akui Vaksin Covid-19 Buatannya Sebabkan Efek Samping
AstraZeneca sebut vaksinnya dapat menyebabkan TTS dalam kasus yang sangat jarang
2 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk pertama kalinya, AstraZeneca mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi. Kabar ini diberitakan oleh media The Telegraph pada Minggu (28/4/2024).
Sebelumnya, raksasa farmasi tersebut digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin yang dikembangkannya bersama Universitas Oxford menyebabkan kematian dan cedera serius dalam puluhan kasus.
Kabar AstraZeneca akui vaksin Covid-19 buatannya sebabkan efek samping telah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel kali ini.
Editors' Pick
1. Kasus ini awalnya diajukan oleh lelaki bernama Jamie Scott
Menurut laporan The Telegraph, para pengacara berpendapat bahwa vaksin buatan AstraZeneca menimbulkan efek samping yang berdampak buruk pada sejumlah kecil keluarga.
Kasus ini juga kabarnya pertama diajukan pada tahun lalu oleh Jamie Scott, papa dua anak, yang mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan pendarahan di otak yang menghalanginya bekerja setelah menerima vaksin pada April 2021.
Kabarnya, rumah sakit sampai menelepon istrinya sebanyak tiga kali untuk memberi tahu bahwa suaminya akan meninggal.
Dilaporkan, lima puluh satu kasus telah diajukan ke Pengadilan Tinggi dengan korban dan keluarga yang berduka meminta ganti rugi yang diperkirakan sampai sekitar 100 juta poundsterling atau setara Rp2 triliun.
2. AstraZeneca sempat menentang klaim itu, tetapi telah menerima
AstraZeneca dilaporkan menentang klaim itu. Dalam surat tanggapan yang dikirimkan pada Mei 2023, AstraZeneca mengatakan kepada pengacara Scott bahwa mereka tidak menerima TTS (Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome) disebabkan oleh vaksin.
Meski sempat menentang, AstraZeneca kini dilaporkan mengakuinya. Dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi pada Februari, AstraZeneca mengatakan bahwa vaksinnya dapat menyebabkan TTS dalam kasus yang sangat jarang.
"Diakui bahwa vaksin AZ, dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya tidak diketahui. Lebih jauh lagi, TTS juga bisa terjadi tanpa adanya vaksin AZ (atau vaksin apa pun). Penyebab dalam setiap kasus individual akan bergantung pada bukti ahli," katanya.