Dilanda Subvarian Arcturus, Kasus Positif Covid-19 di India Naik
Sebabkan kasus Covid-19 di India naik, ahli kesehatan sebut subvarian Arcturus lebih menular
30 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam beberapa hari terakhir, India kembali dilanda lonjakan kasus Covid-19. Jumlah kasus yang semula hanya 300 sudah naik pesat menjadi 1.000 kasus di negara itu.
Para ahli memiliki pendapat bahwa peristiwa lonjakan kasus di India disebabkan oleh subvarian Omicron XBB.1.16 atau yang disebut juga dengan nama Arcturus. Subvarian ini diketahui pertama kali teridentifikasi pada Januari dari 2 sampel positif.
India mencatat, jumlah kasus Covid-19 dengan infeksi subvarian Arcturus di negara itu menjadi yang terbanyak di dunia. Catatan itu kemudian disusul oleh Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Berangkat dari peristiwa tersebut, para ahli bahkan percaya bahwa subvarian ini bisa menyebabkan gelombang baru pandemi di dunia.
Untuk mengetahui informasi tentang subvarian Arcturus yang menjadi penyebab kasus Covid-19 di India naik, kali ini Popmama.com telah merangkum informasinya secara lebih detail.
Editors' Pick
1. Selain lebih kebal menghindari kekebalan tubuh, subvarian Arcturus juga lebih menular
Dilansir dari Livemint, Dr Randeep Guleria yang merupakan mantan Direktur All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) menjelaskan bahwa subvarian Arcturus lebih kebal menghindari kekebalan tubuh yang terbentuk daripada subvarian lainnya.
Tak hanya itu saja, subvarian baru ini juga disebut lebih menular bila dibandingkan dengan subvarian lainnya yang ada saat ini.
"Jika XBB.1.16 alias Arcturus berhasil mengarungi kekebalan populasi 'kokoh' orang India yang berhasil menahan serangan varian seperti BA.2.75, BA.5, BQs, XBB.1.5, seluruh dunia pasti sangat khawatir," kata Guleria.
2. Meski lebih menular, tingkat keparahan subvarian Arcturus tidak lebih berbahaya
Walau dinilai lebih menular, Guleria menjelaskan bahwa tingkat keparahan subvarian Arcturus tidak lebih berbahaya jika dibandingkan dengan subvarian lainnya. Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk tetap melakukan protokol kesehatan.
Terlebih lagi, ia menjelaskan bahwa virus baru akan terus berdatangan karena mutasi yang terjadi dari waktu ke waktu. Ia bahkan menyebut XBB.1.16 merupakan 'anak baru' dalam kategori tersebut.
"Selama tidak menyebabkan penyakit parah, rawat inap, dan kematian, tidak apa-apa karena membantu memberikan tingkat kekebalan tertentu kepada penduduk jika mereka mengidap penyakit ringan," ujarnya.
3. Gejala subvarian Arcturus serupa dengan gejala Covid-19
Dilansir dari laman The Health Side, gejala subvarian Arcturus rupanya serupa dengan gejala Covid-19 subvarian lainnya. Orang yang terinfeksi subvarian ini bisa saja mengalami beberapa gejala berikut, antara lain:
- Batuk secara terus-menerus
- Demam
- Mengigil
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Sakit kepala
Sebagai informasi, varian XBB.1.16 atau subvarian Arcturus kemungkinan tidak menyebabkan masalah serius pada kesehatan seseorang. Adapun gelaja umum yang dirasakan seperti nyeri otot dan demam bisa saja berlangsung selama 3-4 hari.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang subvarian Arcturus yang menjadi penyebab kasus positif Covid-19 di India naik drastis.
Hadirnya kabar ini tentu menjadi pengingat bagi kita bahwa Covid-19 masih ada di sekitar kita. Demi menjaga diri dan keluarga, tetap selalu terapkan protokol kesehatan di mana pun, ya.
Baca juga:
- Ancaman Infeksi Covid-19 Masih Besar, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Indonesia Harus Catat! Ini 5 Syarat Pandemi Covid-19 Menjadi Endemi
- Usai Covid-19, Penyakit Pernapasan pada Anak Kembali Naik karena RSV