Belum lama ini, masyarakat Indonesia tengah dikejutkan dengan adanya penemuan kasus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Virus tersebut diketahui telah mengakibatkan ribuan ekor ternak babi di Sulawesi Selatan mati.
Selain itu, babi yang terjangkit virus flu babi Afrika juga ditemukan di Pulau Bulan, Batam. Hal ini tampak mengejutkan, terlebih lagi mengingat bahwa babi yang diternakkan di sana menjadi salah satu komoditas ekspor ke negara lain, seperti Singapura.
Bagi kamu yang belum tahu, ASF rupanya bisa menjadi penyakit babi yang sangat menular dan mematikan. Penyakit ini bahkan bisa menyerang babi yang dipelihara di peternakan maupun babi liar. ASF pun sudah menyebabkan kerugian signifikan di seluruh dunia.
Perlu diketahui, ASF tidak menginfeksi manusia. Sejauh ini, kasus penularan diketahui hanya terjadi antara sesama babi. Sementara itu, belum ada laporan infeksi flu babi Afrika yang terjadi dari kontak erat dengan cairan tubuh babi yang sakit.
Sejak kabar flu babi Afrika masuk ke Indonesia, tak sedikit orang yang merasa takut. Mereka juga bahkan penasaran dengan perkembangan terbaru mengenai kabar tersebut.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta terbaru flu babi Afrika yang masuk Indonesia secara detail.
1. Kasus kematian babi yang terjadi di Sulawesi Selatan bukan yang pertama kali
Freepik/DejaVu Designs
Beberapa waktu terakhir, kasus kematian ribuan ekor babi di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) memang sangat mengejutkan publik. Usut punya usut, hal itu rupanya bukanlah kasus kematian ternak babi pertama.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melaporkan secara resmi kasus kematian ternak babi sejak akhir 2022 lalu. Kasus itu terjadi di tiga wilayah, yakni Kabupaten Gowa, Luwu Timur, dan Luwu Utara.
"Bulan Januari kami mendapatkan kematian babi di Pacellekang, Gowa, yang dicurigai ASF," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nulina Saking, Selasa (16/5/2023), dikutip dari laman IDN Times.
"Tim Dinas Peternakan Kabupaten dan Balai Besar Veteriner Maros Kementerian Pertanian menginvestigasi dan hasilnya positif. Ternyata kematian ternak itu sebenarnya bermula dari akhir Desember 2022," sambungnya.
2. Sebanyak 17 ribu ekor babi dilaporkan mati karena serangan flu babi Afrika
Freepik/aleksandarlittlewolf
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, mencatat jumlah kematian ternak babi akibat serangan flu babi Afrika. Berdasarkan catatan tersebut, sebanyak 17.105 ekor babi dilaporkan mati dalam periode 12-15 Mei 2023.
Jumlah kematian ini bisa disebut setengah dari populasi ternak babi yang ada. Sebagai informasi, Dinas setempat mencatat populasi ternak babi semula mencapai 38.556 ekor.
"Untuk data babi yang mati per tanggal 15 Mei 2023 sebanyak 17.105 ekor dan ini hampir dari setengah populasi babi di Luwu Timur," terang Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, Amrullah Rasyid, melalui keterangan.
Amrullah menjelaskan bahwa ternak babi yang dilaporkan mati tersebar di 11 kecamatan. Tingkat kematiannya pun dilaporkan mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Tercatat, angka kematian terbesar terjadi di Kecamatan Tomoni Timur, yakni sebesar 8.598 ekor ternak babi yang mati dari populasinya sekitar 12.054 ekor.
Editors' Pick
3. Lalu lintas daging babi kini diperketat
Freepik/aleksandarlittlewolf
Nurlina menjelaskan, kasus ASF sebenarnya telah dilaporkan terjadi di Indonesia pada akhir 2019 lalu di Provinsi Sumatra Utara. Kala itu, Pemprov pun langsung memperketat lalu lintas babi ke Sulsel, mengingat populasi babi yang cukup besar.
Walau begitu, tindakan itu ternyata tak dapat menghindari adanya penularan virus. Dengan demikian, pemerintah mau tidak mau harus berupaya melakukan pencegahan terhadap penularan lebih meluas.
Di awal Februari 2023 lalu, Pemprov Sulsel melalui Sekprov sudah mengimbau 10 kabupaten yang memiliki populasi babi agar lebih waspada dengan lalu lintas babi.
Dia mengatakan, hingga saat ini Pemprov tidak menutup lalu lintas daging babi dari luar provinsi, namun pemkab berhak menutup lalu lintas daging babi jika diinginkan.
"Kami tidak menerima atau memasukkan melalulintaskan babi khususnya dari Gowa. Rupanya sepertinya ada yang masuk daging babi karena kan sudah sakit dan mati. Mungkin ada daging babi yang berpindah dari Luwu Timur ke Luwu Utara," jelas Nurlina.
4. Babi asal Batam yang akan diekspor ke Singapura dikabarkan positif flu babi Afrika
Freepik/aleksandarlittlewolf
Kasus flu babi Afrika rupanya tidak hanya terjadi di Sulawesi Selatan saja. Badan Karantina Kementerian Pertanian menjelaskan, babi asal Pulau Bulan, Batam, yang biasanya diekspor ke Singapura, positif terkena flu babi.
Sayangnya, temuan tersebut berdampak pada aktivitas ekspor ternak babi ke Singapura yang akhirnya ditutup.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang, menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) sudah bergerak cepat untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
Dia menjelaskan, penutupan ini dilakukan lantaran adanya temuan babi yang terjangkit ASF sejak April 2023.
Salah satu upaya yang dilakukannya ialah dengan melakukan pendampingan pelaksanaan disposial, disinfeksi dan pelaksanaan biosekuriti paska penutupan pintu ekspor ternak babi asal Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau ke Singapura.
"Kementan telah usulkan sistem sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan dan telah disetujui oleh pihak Singapura, sehingga ke depan kita dapat kembali mengekspor ternak babi ke Singapura," tuturnya.
Lebih lanjut, dia memastikan pula bahwa pemerintah sudah melakukan pendampingan secara ketat kepada pemilik peternakan hewan babi di Pulau Bulan, yaitu PT ITS.
5. Tanggapi kasus flu babi Afrika di Indonesia, Mentan instruksikan isolasi secara total
Pexels/christian Décout
Peristiwa masuknya kasus flu babi Afrika di Indonesia memang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah menginstruksikan isolasi secara total.
Langkah tersebut dilakukan sambil melakukan vaksinasi kepada hewan-hewan lainnya yang sementara ini belum tertular penyakit tersebut. Selain itu, dia pun memastikan babi yang berasal dari daerah lain masih aman dan belum terjangkit virus.
"Itu (babi) belum banyak (yang terserang), baru dalam tahap pertama. Untuk daerah lain, InsyaAllah, mudah-mudahan aman," katanya, dikutip dari laman IDN Times.
6. ASF tidak menular ke manusia sejauh ini, namun tetap harus diwaspadai
Pexels/Ulrick Trappschuh
Kabar soal flu babi Afrika yang menjangkiti banyak ternak babi tentu membuat publik terkejut. Tak sedikit dari mereka yang khawatir dengan penyebarannya kepada manusia.
Mengenai hal itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa ASF sejauh ini tidak menular ke manusia. Walau begitu, penyakit ini tetap wajib diwaspadai.
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menjelaskan bahwa penyakit flu babi Afrika sampai saat ini belum ada laporan temuan penularan ke manusia. Itu berarti, virus ASF hanya menyerang babi dan tak bersifat zoonosis, yang menular ke manusia.
Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dalam mengonsumsi daging. Jika sudah mengetahui hewan tersebut sakit, sebaiknya daging tersebut tak boleh dikonsumsi.
7. Flu babi Afrika masuk Indonesia, Kemenkes ingatkan virus bisa bertahan di daging olahan
Pexels/Nicolas Postiglioni
Walau penularan ASF ke manusia dilaporkan belum ada hingga saat ini, Kemenkes tetap mengingatkan untuk tetap waspada. Terlebih lagi, dr Siti Nadia menyebut virus tersebut cukup mampu bertahan di lingkungan bahkan pada daging olahan seperti sosis dan bacon.
Tak hanya itu, virus ini juga disebutnya dapat bertahan pada pakaian seseorang yang kontak langsung dengan babi yang terinfeksi ASF. Dalam hal ini, mereka yang melakukan kontak erat sebisa mungkin untuk melakukan pencegahan, sebagai tindakan kehati-hatian.
Kemudian, pihaknya pun berpesan, jika ada hewan ternak yang terjangkit ASF, segera dipisahkan. Sementara itu, apabila hewan yang sakit karena ASF itu sudah mati, pihaknya berpesan untuk jangan dijual ke pasar.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak mendatangi peternakan serta tidak membeli daging hewan yang sakit.
Itulah rangkuman beberapa fakta terbaru flu babi Afrika yang masuk Indonesia. Hadirnya kabar ini tentu menjadi tambahan informasi bagi mama sekeluarga mengenai virus yang satu ini.
Seperti apa yang dikatakan Kemenkes, tetaplah waspada meski belum ada kasus penularan ASF ke manusia.