5 Fakta Vaksin Covid-19 yang Bisa Dihirup Pertama di Dunia
Vaksin Covid-19 yang bisa dihirup hadir pertama di dunia setelah dilakukan penelitian dan uji klinis
8 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar baik akhirnya menghampiri orang-orang yang tidak suka dengan jarum suntik. Pasalnya, belum lama ini China dikabarkan telah menyetujui pemakaian vaksin Covid-19 non-suntikan yang dapat digunakan dengan metode hirup.
Dengan adanya keputusan yang sudah dikeluarkan itu, China lantas menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 tersebut.
Mengenai vaksin Covid-19 yang bisa dihirup pertama di dunia, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya secara lebih detail.
Yuk, disimak!
1. Vaksin hirup itu bernama Convidecia Air
Vaksin Covid-19 yang digunakan dengan cara dihirup tersebut bernama Convidecia Air. Vaksin hirup yang satu ini dibuat dan dikembangkan oleh CanSinoBio.
Dikutip dari laporan Live Science, vaksin bebas jarum suntik ini adalah metode pertama disetujui dari lebih dari 100 vaksin oral atau hidung yang saat ini dikembangkan di seluruh dunia.
Para ilmuwan berharap, pemberian vaksin melalui hidung atau mulut dapat mempersiapkan sel-sel kekebalan dari selaput lendir, mencegah penyebaran penyakit, bahkan kasus ringan dengan membunuh virus saat memasuki tubuh.
Editors' Pick
2. Vaksin ini mengandung bahan yang mirip dengan vaksin Covid-19 biasa
Vaksin Convidecia Air rupanya mengandung bahan yang mirip dengan vaksin Covid-19 yang disuntikkan. Vaksin ini menggunakan adenovirus yang tidak berbahaya untuk membawa kode genetik yang mengajarkan tubuh cara melawan Covid-19.
Vaksin tanpa jarum ini dapat disimpan dan diberikan dengan lebih mudah. Vaksin ini dapat diberikan melalui nebulizer (alat yang dapat mengubah obat cair menjadi uap) kemudian dihirup.
"Convidecia Air bebas jarum dan dapat secara efektif menginduksi perlindungan kekebalan komprehensif sebagai respons terhadap SARS-CoV-2 hanya dengan satu tarikan napas," tulis CanSino dalam pernyataan resmi.
3. Hasil uji klinis vaksin Convidecia Air menunjukkan respons kekebalan yang kuat
Sebelum diluncurkan, vaksin Covid-19 hirup ini tentu telah melalui uji klinis. Menurut pernyataan resmi CanSino, pihaknya menerima persetujuan aplikasi uji klinis untuk Convidecia Air pada Maret 2021 lalu.
Dikutip dari laman resmi CanSino, berdasarkan studi yang diterbitkan di The Lancet menunjukkan bahwa Convidecia Air dapat menginduksi kekebalan humoral, seluler, dan mukosa yang kuat untuk mencapai perlindungan tiga kali lipat.
Tak hanya itu saja, dari studi tersebut vaksin ini juga disebut efektif menahan infeksi dan penyebaran virus Covid-19.
4. China setujui vaksin hirup sebagai booster
Dikutip dari pernyataan resmi CanSino, Administrasi Produk Medis Nasional China dikabarkan telah memberikan persetujuan bagi Convidecia Air sebagai dosis untuk vaksin booster.
Menurut kabar yang beredar, hal ini diberikan karena hasil uji coba yang dilakukan telah menunjukkan bahwa vaksin tersebut dapat menambah perlindungan pada orang-orang yang sudah divaksinasi sebelumnya.
Sebagai informasi, China sejauh ini sudah memberikan persetujuan terhadap delapan vaksin suntik produksi lokal sejak 2020. Menurut informasi yang beredar, China kabarnya sudah menyuntikkan lebih dari 3,4 miliar dosis vaksin Covid-19.
5. CanSino belum tahu kapan vaksin buatannya akan dapat dipasarkan
Dikutip dari laman Reuters, CanSino tidak mengatakan secara pasti kapan vaksin buatannya tersebut akan dapat dipasarkan secara luas.
Hal ini dikarenakan persetujuan administratif tambahan masih diperlukan. Sementara untuk penjualan akan tergantung pada situasi Covid-19 di dalam dan luar negeri, serta tingkat vaksinasi China.
Jadi, itulah rangkuman beberapa fakta terkait vaksin Covid-19 yang bisa dihirup pertama di dunia.
Mengenai perkembangan vaksin ini, kita tunggu saja kabar terbarunya nanti, ya.
Baca juga:
- Vaksin Covid-19 Indovac dan Inavac buatan RI Disetujui Jokowi
- Inggris Setujui Vaksin Baru Moderna Bivalent
- Berapa Lama Jarak antara Vaksin Booster Pertama dan Kedua?