8 Fakta Virus Nipah di India, Sudah Ada Korban Meninggal Dunia
Virus Nipah membuat India geger, sudah ada dua orang dilaporkan meninggal dunia karena virus ini
19 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus Nipah menjadi salah satu ancaman bagi dunia setelah pandemi Covid-19. Beberapa waktu belakangan ini, virus Nipah tengah membuat geger publik yang tinggal di India.
Sebagai informasi, virus yang satu ini merupakan salah satu jenis virus yang dapat menyerang manusia dan hewan.
Virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.
Perlu kamu ketahui, wabah virus Nipah ternyata bukan baru-baru ini saja terjadi. Penyakit virus ini pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia, pada tahun 1998-1999.
Efek dari virus tersebut saat itu berdampak hingga ke Singapura. Dari wabah yang terjadi pada saat itu, dilaporkan sebanyak 276 kasus konfirmasi dengan 106 kasus kematian.
Terbaru, penyakit virus Nipah kini tengah menghantui negara India. Berikut Popmama.com telah merangkum deretan fakta virus Nipah di India secara lebih detail.
1. Ratusan orang di India telah menjalani tes untuk mengetahui kemungkinan penularan virus
Virus Nipah memang tengah menghantui negara India. Hal tersebut turut membuat sebanyak 706 warga, termasuk 153 di antaranya petugas kesehatan India, telah menjalani tes untuk mengetahui kemungkinan penularan virus.
Virus Nipah dikabarkan menular dengan cepat di Kerala, India. Studi bahkan mengungkapkan sebanyak 40 persen penularan virus ini terjadi pada manusia. Bahkan belum lama ini, virus Nipah dilaporkan sudah menginfeksi sejumlah warga di Kerala, India Selatan.
Sebagai informasi, wabah virus ini ternyata juga pernah terjadi di Kerala pada tahun 2018 lalu. Sebanyak 17 orang dilaporkan tewas akibat virus ini. Wabah ini kemudian kembali terjadi pada 2021, di mana seorang anak berusia 12 tahun menjadi korbannya.
2. Sebanyak dua kasus kematian dilaporkan karena penyakit virus Nipah
Hingga artikel ini ditulis, India telah mencatat kasus kematian yang diakibatkan oleh infeksi virus Nipah. Seperti yang dilansir dari Reuters, virus tersebut sudah menyebabkan dua orang meninggal dunia sejak 30 Agustus 2023.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini memiliki tingkat kematian diperkirakan mencapai 40-75 persen. Angka ini dapat bervariasi berdasarkan wabah, tergantung pada kemampuan setempat dalam surveilans epidemiologi dan manajemen klinis.
3. Demi mencegah terjadinya penularan virus, pihak berwenang di Kerala menutup sekolah dan perkantoran
Menteri Utama Kerala, Pinarayi Vijayan, meminta masyarakat menghindari pertemuan publik sementara di kawasan distrik Kozhikode selama 10 hari ke depan.
Selain itu, pihak berwenang di negara bagian Kerala, India, juga memutuskan untuk menutup sekolah dan kawasan perkantoran akibat menyebarnya virus Nipah yang sudah menewaskan dua orang.
Dilansir dari laman Reuters, otoritas setempat bahkan sudah memberlakukan isolasi di tujuh desa di kawasan distrik Kozhikode. Pihaknya juga menutup sekolah, bank, serta institusi lainnya.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus langka yang bisa merusak otak tersebut.
Editors' Pick
4. Tidak ada kasus positif baru selama dua hari berturut-turut, situasi kasus virus Nipah disebut sudah terkendali
Pemerintah Kerala, India, mengatakan kasus virus Nipah di wilayah tersebut terkendali. Hal itu karena tak ada kasus positif baru selama dua hari berturut-turut. Menteri Kesehatan Negara Bagian, Veena George mengatakan bahwa hal tersebut sangat melegakan.
"Situasinya sudah terkendali saat ini," jelasnya, dikutip dari laman India Today.
Veena menjelaskan bahwa 4 orang yang terinfeksi, termasuk seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, kondisinya membaik dan ventilator untuk anak tersebut kabarnya sudah dilepas untuk sementara waktu.
Kerala sejauh ini sudah mengonfirmasi total 6 kasus virus Nipah sejak wabah terbaru terjadi di kawasan distrik Kozhikode. Sebanyak dua orang sudah meninggal karena virus ini. Alhasil, jumlah kasus aktif menjadi empat.
5. India akan membeli 20 dosis antibodi monoklonal dari Australia untuk pengobatan infeksi virus Nipah
Demi mengatasi virus yang tengah menghantui itu, Direktur Jenderal Dewan Penelitian medis India (ICMR), Rajeev Bahl, mengatakan sudah melakukan berbagai cara agar bisa membendung penyebaran virus.
Salah satunya langkahnya, India dikabarkan akan membeli sebanyak 20 dosis antibodi monoklonal lagi dari Australia untuk pengobatan infeksi virus Nipah.
"Kami mendapat beberapa dosis antibodi monoklonal dari Australia pada tahun 2018. Saat ini, dosis tersebut hanya tersedia untuk 10 pasien. 20 dosis lagi sedang diperoleh," katanya.
"Namun, obatnya perlu diberikan pada tahap awal infeksi. Hanya uji coba fase 1 untuk menetapkan keamanan obat yang telah dilakukan di luar negeri. Uji efikasi belum dilakukan. Itu hanya bisa diberikan sebagai obat penggunaan darurat," kata Bahl.
Meski secara global antibodi tersebut sudah berhasil diberikan kepada 14 pasien, sejauh ini belum ada seorang warga India yang diberikan dosis tersebut.
6. Virus Nipah di Bangladesh dan India menyebar langsung dari manusia ke manusia
Dikutip dari laman WHO, selama wabah pertama yang diketahui terjadi di Malaysia, yang juga melanda Singapura, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi.
Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.
Sementara itu, dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi kemungkinan besar merupakan sumber infeksi.
Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan antara keluarga dan pasien yang terinfeksi.
Selama wabah berikutnya yang terjadi di Bangladesh dan India, virus Nipah menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan sekret dan ekskresi manusia.
Di Siliguri, India pada tahun 2001, penularan virus dilaporkan terjadi di lingkungan layanan kesehatan. Sebanyak 75 persen kasus tercatat terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.
Sementara itu, dari tahun 2001 hingga 2008, sekitar setengah dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.
7. Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi
Perlu kamu ketahui, seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Pasalnya, ada yang mengalami tanpa gejala (asimptomatis), tapi ada pula yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga ensefalitis fatal.
Seseorang yang terinfeksi akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala ini bisa diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis yang menunjukkan ensefalitis akut.
Beberapa orang dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut. Pada kasus yang parah, ensefalitis dan kejang dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
8. Masa inkubasi virus Nipah bisa sampai 45 hari
Tanda dan gejala awal infeksi virus Nipah tidak spesifik, dan diagnosis sering kali tidak dicurigai pada saat pertama kali muncul.
Dikutip dari laman WHO, masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar antara 4 hingga 14 hari. Akan tetapi, masa inkubasi tersebut bisa terjadi selama 45 hari.
Hal tersebut tentu dapat menghambat diagnosis yang akurat dan menciptakan tantangan dalam deteksi wabah, tindakan pengendalian infeksi yang efektif dan tepat waktu, serta aktivitas respons wabah.
Infeksi virus Nipah dapat didiagnosis berdasarkan riwayat klinis selama fase akut dan masa pemulihan penyakit. Tes utama yang digunakan adalah RT-PCR dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui uji imunosorben terkait enzim (ELISA).
Selain itu, tes lain yang digunakan meliputi uji reaksi berantai polimerase (PCR), dan isolasi virus dengan kultur sel.
Itulah deretan fakta virus Nipah di India yang sudah dirangkum dari berbagai sumber secara detail. Melalui deretan fakta ini, tentunya ada banyak hal yang bisa kamu ketahui mengenai virus Nipah.
Baca juga:
- Virus Oz Tewaskan Nenek 70 Tahun di Jepang, Apa Itu?
- Waspada, Virus Nipah Dapat Masuk ke Indonesia dan Memicu Kematian
- 5 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Virus Nipah