Kenapa Papeda Tampil di Google Doodle? Ini Alasannya!
Lewat doodle, Google rayakan hari saat papeda ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia
20 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bila kamu membuka laman mesin pencarian Google hari ini, ada gambar menarik yang terpampang jelas di sana. Menariknya, ada gambar papeda yang menghiasi Google doodle hari ini, Jumat (20/10/2023).
Seperti yang diketahui, Google memang memiliki doodle atau gambar yang tampak unik dan berbeda yang dipajang setiap adanya hari istimewa yang diperingati. Lantas, kenapa papeda tampil di Google doodle?
Jika kamu ingin mengetahui jawaban lengkapnya, kali ini Popmama.com telah merangkum informasinya secara detail.
Simak informasinya berikut ini, yuk!
1. Google rayakan papeda ditetapkan Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Alasan di balik gambar papeda muncul sebagai Google doodle terjawab sudah. Ternyata, melalui doodle yang dipajang pada Jumat (20/10/2023), Google ingin merayakan hari di mana papeda ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
"Doodle hari ini merayakan Papeda atau Bubur Sagu. Bubur sagu lezat yang merupakan makanan pokok di Indonesia Timur dan telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia," tulis Google dalam laman Google doodle.
"Pada hari ini di tahun 2015, Papeda secara terbuka dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia," sambungnya.
Editors' Pick
2. Papeda ditetapkan Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2015
Berdasarkan penelusuran, papeda ternyata ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2015 silam. Penetapan itu diputuskan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 186/M/2015.
Keputusan tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2015 oleh Anies Baswedan yang pada saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Selain papeda, masih ada lagi yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Pada saat itu, ada sebanyak 121 Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari seluruh provinsi di tanah air yang ditetapkan.
Di antaranya ada Coto Makassar dari Sulawesi Selatan, Tenun Ikat Dayak/Sintang dari Kalimantan Barat, Koteka dari Papua, Lempah Kuning dari Bangka Belitung, dan Gambang Kromong dari DKI Jakarta.
Dirangkum dari berbagai sumber, penetapan tersebut secara simbolis digelar penyerahan sertifikat kepada masing-masing daerah pada tanggal 20 Oktober 2015 di Gedung Kesenian Jakarta.
"Kami undang masyarakat untuk menyaksikan penyerahan sertifikat Warisan Budaya Takbenda Indonesia tanggal 20 Oktober di Gedung Kesenian Jakarta dekat Pasar Baru," kata Kacung Marijan yang saat itu menjadi Dirjen Kebudayaan, 16 Oktober 2015.
3. Papeda sering disajikan dengan ikan tongkol atau kuah kuning
Papeda mungkin sudah tidak lagi asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia. Akan tetapi, bagi sebagian lainnya mungkin terasa asing dengan makanan yang satu ini.
Dilansir dari laman Indonesia.go.id, papeda adalah makanan khas masyarakat Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Terbuat dari bahan dasar sagu, makanan ini memiliki tekstur menyerupai lem atau gel berwarna putih bening.
Cita rasanya yang tawar tentu akan terasa semakin nikmat apabila papeda disajikan bersama ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit atau bersama kuah kuning. Menariknya, papeda juga kerap dinikmati dengan sayur yang diolah dari daun melinjo muda.
4. Papeda sering dihidangkan saat acara-acara penting
Sebagai makanan tradisional, papeda ternyata menyimpan riwayat sejarah. Menurut sejarah, papeda terkenal luas dalam masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, juga Manokwari.
Bubur papeda kerap kali muncul pada saat upacara adat Papua, yakni Watani Kame. Upacara itu dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Papeda nantinya dibagikan paling banyak kepada relasi yang sangat membantu pada upacara tersebut.
Di Inanwatan, papeda bersama daging babi juga menjadi makanan yang wajib disajikan pada saat upacara kelahiran anak pertama. Di daerah itu, papeda juga dimakan oleh perempuan-perempuan saat proses pembuatan tato sebagai penahan rasa sakit.
Suku Nuaulu di Pulau Seram menyantap papeda atau disebut sebagai sonar monne. Seperti di Papua, papeda juga dihidangkan dalam ritual, seperti saat perayaan masa pubertas seorang gadis.
Selain itu, Suku Nuaulu dan Suku Huaulu juga melarang perempuan yang sedang dalam masa haid dari memasak papeda. Hal itu karena menurut mereka proses merebus sagu menjadi papeda dianggap tabu.
Menariknya, makanan kenyal yang satu ini sering dihidangkan pada saat acara-acara penting di wilayah Papua, Maluku, dan sekitarnya. Selain itu, masyarakat di sana juga menjadikan papeda sebagai makanan pokok mereka.
Itulah rangkuman informasi yang akan menjawab pertanyaan kenapa papeda tampil di Google doodle. Melalui informasi ini, ada banyak hal yang bisa diketahui mengenai papeda yang tampil di Google doodle hari ini.
Baca juga:
- Rayakan Ulang Tahun Lewat Doodle G25gle, Ini Sejarah Google Berdiri!
- Kenapa Danau Toba Tampil di Google Doodle Hari Ini 31 Agustus 2023?
- Makna dari Google Doodle Hari Perempuan Internasional 2023