Profil 3 Perusahaan Produsen Obat Sirup yang Ditarik BPOM

Produk obatnya bermasalah, ini profil tiga perusahaan produsen obat sirup yang ditarik BPOM

25 Oktober 2022

Profil 3 Perusahaan Produsen Obat Sirup Ditarik BPOM
Freepik/8photo

Kabar tentang obat sirup memang ramai akhir-akhir ini. Topik ini sudah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Hal itu terjadi karena ada obat sirup yang dikabarkan memiliki cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas aman.

Terkait hal itu, BPOM telah mendapati tiga perusahaan farmasi yang produk obatnya menunjukkan ada kandungan cemaran EG melebihi ambang batas. Kandungan itu ditemukan pada lima produk berdasarkan sampling yang dilakukan sampai 19 Oktober 2022.

Dikutip dari laman resmi BPOM, ketiga perusahaan tersebut adalah PT Konimex, PT Yarindo Farmatama, dan Universal Pharmaceutical Industries. Berikut 5 produk obat yang diproduksi oleh masing-masing perusahaan, antara lain:

  1. Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
  2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
  3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
  4. Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
  5. Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

Setelah ditelusuri, ketiga perusahaan tersebut rupanya bukanlah pemain baru dalam industri farmasi. Ketiga perusahaan tersebut pun mempunyai sejarah dan perjalanannya tersendiri.

Jika Mama ingin mengetahui lebih jelas tentang mereka, kali ini Popmama.com akan mengajak kamu untuk melihat profil tiga perusahaan produsen obat sirup yang ditarik BPOM dari rangkuman informasi berikut ini.

Yuk, disimak!

Editors' Pick

1. PT Konimex

1. PT Konimex
Freepik/azerbaijan_stockers

Mengutip laman resminya, perusahaan Kondang Impor Ekspor (Konimex) didirikan di kota Solo. Perusahaan yang berdiri pada tanggal 8 Juni 1967 ini didirikan oleh Djoenaedi Joesoef, atau yang biasa dipanggil dengan Pak Djoen.

Untuk memastikan produknya mudah didapatkan oleh masyarakat di mana saja, Konimex mendirikan PT Sinar Intermark dan PT Marga Nusantara Jaya sebagai distributor resminya.

Seiring berjalannya waktu, dua perusahaan tersebut dilebur menjadi satu dengan nama PT Marga Nusantara Jaya yang memiliki tanggung jawab dalam memasarkan produk Konimex dengan merata dari tingkat grosir, pasar tradisional, pengecer, toko obat, apotek, hingga semua jenis pasar swalayan yang ada di semua kota Indonesia.

Jaringan distributor Konimex pun terus bertambah. Dari 33 cabang pada tahun 1992 silam, bertumbuh menjadi 56 cabang pada tahun 2017, serta didukung armada kendaraan dan ribuan staf dari Banda Aceh hingga Jayapura.

Tak berhenti sampai di sana, Konimex mulai melebarkan sayapnya dengan melakukan penetrasi ke pasar internasional, seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan bahkan hingga ke Timur Tengah, yaitu Arab Saudi.

2. PT Yarindo Farmatama

2. PT Yarindo Farmatama
Pexels/cottonbro

Perusahaan dengan nama PT Yarindo Farmatama ini rupanya merupakan anak perusahaan Fahrenheit.

Ide pembentukan anak perusahaan ini berawal dari krisis keuangan tahun 1998 di Indonesia. Fahrenheit melihat pergeseran pertumbuhan pasar dari pasar generik bermerek ke pasar generik yang lebih rendah.

Melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang, Fahrenheit akhirnya memutuskan untuk memasuki pasar dengan mendirikan anak perusahaan manufaktur generiknya bernama PT Yarindo Farmatama, berlokasi di Serang, Banten.

Melansir situs resmi Fahrenheit, dalam kurun waktu lebih dari lima tahun sejak didirikan, Yarindo Farmatama sudah menikmati tingkat pertumbuhan lebih dari 50 persen per tahun.

Selaku induk perusahaan, Fahrenheit lahir dari pemikiran beberapa dokter dan ahli bedah yang percaya bahwa obat konvensional kurang potensial, dan percaya bahwa hanya obat berkualitas yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Semua itu sebenarnya berawal pada tanggal 8 Agustus 1988. Fasilitas manufaktur pertama Fahrenheit dibangun di sebuah kompleks industri besar di Tangerang, Jawa Barat di atas lahan seluas dua hektare.

3. Universal Pharmaceutical Industries

3. Universal Pharmaceutical Industries
Unsplash.com/Towfiqu barbhuiya

Universal Pharmaceutical Industries atau yang dikenal dengan nama UNIPHARMA adalah perusahaan yang berspesialisasi dalam industri farmasi di Suriah. UNIPHARMA merupakan perusahaan keluarga terbatas yang didirikan pada tahun 1990.

Dikutip dari situs resminya, perusahaan farmasi tersebut terletak sekitar 15 km dari Damaskus, di Jordan Highway. UNIPHARMA berada di bangunan seluas 9.666 m2 yang berdiri di atas lahan seluas 16.205 m2. Pihaknya mengaku ada rencana perluasan gedung sekitar 3.000 meter persegi.

UNIPHARMA diketahui bekerja sama dengan para ahli dari perusahaan farmasi internasional, di mana mereka memproduksi produknya di bawah lisensi dan di bawah pengawasan langsung untuk menegaskan kontrol kualitas dan jaminan kualitas.

Berkat jaringannya yang luas, UNIPHARMA mampu memproduksi sekitar 25.000.000 unit obat setiap tahunnya. Sementara kapasitas produksi tahunan penuhnya bisa mencapai 80.000.000 unit.

Jadi, itulah rangkuman informasi mengenai profil tiga perusahaan produsen obat sirup yang ditarik BPOM. Hadirnya informasi ini tentu membuat Mama jadi lebih mengenal tiga produsen obat sirup tersebut semakin lebih dalam.

Baca juga:

The Latest