Sudah Masuk Indonesia, Apakah Omicron BA.4 dan BA.5 Berbahaya?
Seberapa bahayakah varian Omicron BA.4 dan BA.5?
11 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah menyebar di beberapa negara, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 baru-baru ini dilaporkan sudah masuk di Indonesia. Kemunculan ini ditandai dengan adanya penemuan kasus yang dilaporkan di Bali dengan total empat kasus.
Empat kasus yang dilaporkan tersebut seluruhnya dikabarkan sudah divaksinasi lengkap, bahkan ada yang sudah mendapatkan empat dosis vaksin.
Satu di antara empat pasien tersebut terpapar subvarian Omicron BA.4 dengan tidak bergejala. Sementara tiga pasien lainnya mengidap subvarian Omicron BA.5.
Dilansir dari akun Instagram @pandemictalks, BA.4 dan BA.5 merupakan Variant of Concern (VOC) yang memiliki mutasi dengan garis keturunan BA.2 yang paling dominan.
Dari kabar yang beredar, saat ini Omicron BA.4 dan BA.5 sudah ditemukan lebih dari 7.500 kasus dan di 45 negara.
Namun, apakah subvarian Omicron ini lebih berbahaya dibanding yang sebelumnya? Untuk lebih jelasnya, simak rangkuman informasi yang sudah Popmama.com kumpulkan tentang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 berikut ini.
1. Tidak ada indikasi menyebabkan gejala yang lebih parah
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril menyebut subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kemungkinan lebih cepat menyebar dibandingkan BA.1 dan BA.2. Meski demikian, tidak ada indikasi menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.
"Transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibanding dengan Omicron sebelumnya, BA.1 dan BA.2," ujar Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (10/6/2022).
"Kemudian tingkat keparahannya disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan yang lebih parah dibanding dengan varian omicron lainnya," lanjutnya.
Editors' Pick
2. Kemungkinan bisa lolos dari perlindungan kekebalan tubuh
Selain mudah menyebar, subvarian Omicron ini dapat menurunkan kemampuan terhadap terapi antibodi monoklonal. Ia juga menyebut, subvarian ini kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian Omicron.
"(Subvarian) ini memiliki kemungkinan dia bisa menghindar, lolos dari perlindungan kekebalan yang sudah ada pada seseorang yang melalui vaksinasi ataupun melalui kekebalan alamiah yang didapat," ujarnya.