Uli Silalahi: KTT W20 Membuat Perubahan bagi Perempuan
KTT W20 menjadi platform yang dapat membuat perubahan positif bagi perempuan
20 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dengan dilaksanakannya opening ceremony pada Selasa (19/7/2022), rangkaian acara Women20 (W20) Indonesia secara resmi dimulai.
Berdasarkan pantauan Popmama.com secara online, acara opening ceremony W20 Indonesia yang digelar di Hotel Niagara Parapat dibuka dengan tarian tradisional. Adu pantun pun sempat mewarnai di tengah acara opening ceremony W20 Indonesia berlangsung.
Acara ini dihadiri Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Tak hanya itu, acara opening ceremony W20 Indonesia yang sudah digelar tersebut juga diikuti oleh perwakilan delegasi negara-negara yang hadir.
Dalam acara opening ceremony, para tamu istimewa ikut memberikan sambutan hangat kepada delegasi.
Beberapa dari mereka juga sempat menyingung soal perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas yang merupakan salah satu isu prioritas yang diangkat oleh W20 Indonesia. Salah satu yang membahas ini secara mendalam melalui sambutannya ialah Hadriani Uli Silalahi.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com berikan rangkuman beberapa fakta tentang pembukaan W20 Indonesia secara detail.
Editors' Pick
1. KTT W20 membuat perubahan bagi perempuan
Dalam sambutannya pada acara opening ceremony, Uli mengatakan bahwa pelaksanaan KTT W20 yang telah menyatukan para delegasi dapat membuat perubahan positif bagi situasi perempuan.
Ia pun mengajak kepada para delegasi yang hadir untuk mengubah pemikiran para pemimpin G20. Tujuannya agar lebih memperhatikan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
"KTT W20 yang menyatukan kita di sini adalah tentang membuat perubahan positif bagi situasi perempuan. Sudah saatnya kita harus mengubah pola pikir 20 pemimpin ekonomi terbesar untuk memperhatikan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender," kata Uli.
"Diskusi dan rekomendasi konkret untuk tindakan yang telah dimulai akan diperkuat di sini. KTT W20 akan membentuk dan memengaruhi komitmen para pemimpin G20 pada bulan November," tegasnya.
Uli menjelaskan bahwa upaya mengatasi kesenjangan gender dengan meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja berjalan lambat dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi ini kemudian semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang diperkirakan secara global. Kondisi ini menyebabkan sebanyak 5 persen perempuan kehilangan pekerjaan pada 2020 lalu.
2. Perempuan desa sering sekali menghadapi kerugian
Dalam kesempatan saat memberikan sambutan kepada para delegasi yang hadir, Uli menyebut bahwa perempuan pedesaan sudah memainkan peran yang baik dan penting dalam pertanian, ketahanan pangan dan gizi, serta pengelolaan lahan dan sumber daya alam.
Lanjut Uli, sayangnya, mereka justru sering sekali menghadapi kerugian seperti kemiskinan, kerentanan iklim dan konflik, hingga kurangnya konektivitas dan penggunaan layanan digital serta terbatasnya akses ke sumber daya.
"Para pemimpin G20 perlu membuat komitmen untuk memastikan perluasan investasi yang responsif gender, untuk memperluas infrastruktur dasar, layanan kesehatan dan perawatan di daerah pedesaan sehingga mereka dapat berpartisipasi secara setara di pasar tenaga kerja dan meningkatkan ketahanan mereka," ucap Uli.