Usai Covid-19, Penyakit Pernapasan pada Anak Kembali Naik karena RSV
Mirip seperti flu biasa pada orang dewasa, virus RSV ternyata berbahaya bagi anak-anak
6 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat masa pandemi Covid-19 beberapa tahun terakhir, para peneliti sempat menjelaskan bahwa penyebaran virus pernapasan berkurang selama tahun 2020 sampai dengan awal tahun 2021 lalu. Hal ini terjadi sebagai dampak tertunda dari karantina Covid-19.
Namun, belakangan ini dunia dikejutkan dengan terjadinya lonjakan kasus virus syncytial pernapasan (RSV) setelah pandemi Covid-19 berakhir. Jumlahnya bahkan lebih banyak ketimbang masa sebelum pandemi Covid-19.
Bagi kamu yang belum tahu, RSV adalah virus musim dingin yang dapat menyebabkan flu biasa bagi orang dewasa, namun bisa berbahaya bagi anak-anak.
Untuk mengetahui kabar tentang penyakit pernapasan pada anak kembali naik karena RSV setelah pandemi Covid-19, kali ini Popmama.com sudah merangkum beberapa faktanya secara lebih detail.
Editors' Pick
1. Tingkat RSV di Jerman mencapai rekor tertinggi pada September dan Oktober 2021
Penyakit RSV dikabarkan mengalami peningkatan kasus pada musim gugur tahun 2021. Hal tersebut disusul dengan kenaikan kasus tidak terduga yang terjadi pada musim semi tahun 2022 lalu. Kasus ini kemudian meningkat lagi pada awal musim gugur 2022.
Studi di Jerman menemukan bahwa tingkat RSV di negara itu melonjak sampai mencapai rekor tertinggi pada bulan September dan Oktober 2021. Jumlahnya diperkirakan 50 kali lipat lebih besar bila dibandingkan dengan penyebaran pada masa sebelum pandemi Covid-19.
Tak hanya di Jerman, Selandia Baru juga menjadi negara lainnya yang mengalami peningkatan kasus RSV selama tahun 2021 lalu.
Peningkatan kasus RSV di sejumlah negara tentunya mendorong para ahli epidemiologi. Kini, ahli epidemiologi terus menyelidiki kemungkinan penularan Covid-19 menurunkan sistem imun anak, sehingga lebih rentan terhadap penyakit lain seperti RSV.
2. RSV paling parah menyerang anak belia, ini gejalanya
Kejadian penyebaran RSV disaksikan oleh Rabia Agha, Direktur Divisi Penyakit Menular Anak di Rumah Sakit Anak Maimonides di New York. Kabarnya, beberapa anak di sana menggunakan ventilator mekanik untuk membantu mereka saat bernapas.
Perlu diketahui, RSV biasanya paling parah menyerang anak usia belia, namun pasien yang tangani oleh Agha dan rekannya akhir-akhir ini cenderung mendekati usia sekolah, sekitar tiga atau empat tahun.
Pada kelompok usia ini, RSV biasanya muncul sebagai penyakit demam yang disertai dengan gejala pilek dan batuk. Kini, anak-anak berusia tiga sampai empat tahun sedang berjuang mengalahkan virus ini.
3. NHS dan otoritas kesehatan rekomendasikan mencuci tangan selama 20 detik untuk menghentikan penyebaran virus
RSV, strep A, flu dan penyakit infeksi lainnya muncul kembali di antara anak-anak setelah pandemi Covid-19. Meski demikian, penyebaran dari penyakit ini bisa diatasi. Orangtua perlu paham tentang cara yang harus dilakukan untuk menghentikan penyebarannya.
National Health Service (NHS) dan otoritas kesehatan lainnya merekomendasikan mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik lamanya. Hal ini dilakukan untuk membantu menghentikan penyebaran virus dan bakteri, termasuk strep A dan RSV.
Selain itu, pihaknya juga merekomendasikan banyak orang untuk tidak berbagi cangkir, handuk, atau barang lain yang berpotensi terkontaminasi oleh virus.
Cara lainnya yang bisa orangtua lakukan ialah menggunakan tisu saat anak batuk atau bersin. Kemudian, tisu bekas tersebut harus segera dibuang dan mencuci tangan kembali dengan sabun dan air hangat untuk menghentikan penyebaran.
Berikutnya, orangtua juga harus memastikan vaksinasi terhadap anak selalu mutakhir. Hal ini dapat melindungi anak dari berbagai macam penyakit, termasuk flu dan banyak penyakit menular dan berbahaya lainnya, seperti campak dan polio.
Kasus RSV memang tengah naik di beberapa wilayah subtropis, terutama negara barat. Walau begitu, kita tak boleh menyepelekan penyakit ini. Negara tropis seperti Indonesia bisa saja berpeluang mengalami hal serupa saat musim pancaroba atau penghujan.
Oleh sebab itu, kita sebagai orangtua tentunya harus waspada dengan memberikan edukasi pada anak akan betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
Baca juga:
- Waspada! 5 Penyakit Anak yang Sering Muncul Pasca Lebaran
- Waspada! 10 Penyakit Anak Ini Banyak Terjadi di Musim Hujan
- Inilah Penyakit Anak yang Sering Muncul saat Musim Hujan