WHO Lakukan Prakualifikasi Vaksin Pertama Melawan Mpox
WHO telah lakukan prakualifikasi vaksin pertama lawan Mpox, Tedros sebut ini jadi langkah penting
14 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan vaksin MVA-BN, yang dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Denmark bernama Bavarian Nordic A/S, sebagai vaksin pertama melawan Mpox atau Cacar Monyet yang ditambahkan ke daftar prakualifikasinya.
Persetujuan prakualifikasi diharapkan dapat memfasilitasi akses yang lebih cepat dan lebih luas terhadap produk penting ini di kalangan masyarakat yang sangat membutuhkan untuk mengurangi penularan dan membantu mengatasi wabah.
Pengumuman ini dirilis oleh WHO pada Jumat (13/9/2024) melalui kanal berita di situs resmi mereka. Informasi seputar WHO lakukan prakualifikasi vaksin pertama melawan Mpox sudah Popmama.com rangkumkan secara detail dalam artikel ini.
Yuk, disimak!
1. Prakualifikasi jadi langkah penting dalam upaya melawan Mpox
Penilaian WHO untuk prakualifikasi didasarkan pada informasi yang disampaikan oleh produsen, Bavarian Nordic A/S, dan tinjauan oleh Badan Obat Eropa, badan regulasi yang berwenang untuk vaksin ini.
Prakualifikasi vaksin terhadap Mpox ini disambut baik oleh Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Menurutnya, ini merupakan langkah penting dalam usaha melawan penyakit Mpox.
"Prakualifikasi pertama vaksin terhadap Mpox ini merupakan langkah penting dalam upaya kita melawan penyakit ini, baik dalam konteks wabah yang sedang terjadi di Afrika, maupun di masa mendatang," ujarnya.
Menurut Tedros, saat ini dunia perlu sesegera mungkin untuk meningkatkan pengadaan, donasi, dan peluncuran untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin di tempat yang paling membutuhkan.
Editors' Pick
2. Prakualifikasi membantu mempercepat pengadaan vaksin Mpox
Dr. Yukiko Nakatani selaku Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses terhadap Obat-obatan dan Produk Kesehatan juga angkat bicara soal prakualifikasi vaksin ini.
Menurutnya, prakualifikasi yang diberikan WHO untuk vaksin MVA-BN akan membantu mempercepat pengadaan vaksin Mpox. Baginya, ini dapat membantu masyarakat yang sedang dalam keadaan darurat seperti di Afrika.
"Keputusan ini juga dapat membantu otoritas regulasi nasional untuk mempercepat persetujuan, yang pada akhirnya meningkatkan akses terhadap produk vaksin Mpox yang terjamin kualitasnya," katanya.
Sejak pemberlakuan daftar penggunaan darurat untuk vaksin Mpox yang dilakukan oleh Direktur Jenderal WHO pada 7 Agustus 2024 lalu, WHO kabarnya telah melakukan penilaian kesesuaian produk dan program vaksin MVA-BN.
Prakualifikasi (PQ) dan Daftar Penggunaan Darurat atau Emergency Use Listing (EUL) adalah mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, keamanan, dan khasiat produk medis, seperti salah satunya vaksin, dan kesesuaian produk untuk digunakan dalam konteks negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Produk yang terdaftar dalam PQ atau EUL membantu keputusan untuk pengadaan internasional, regional, dan negara oleh PBB dan lembaga pengadaan mitra serta negara-negara anggota.
PQ sendiri didasarkan pada tinjauan set lengkap data kualitas, keamanan, dan khasiat pada produk medis, termasuk rencana manajemen risiko dan kesesuaian program.
3. Vaksin MVA-BN bisa diberikan kepada orang berusia di atas 18 tahun
Dikutip dari kanal berita di situs resmi WHO, vaksin MVA-BN dapat diberikan kepada orang berusia di atas 18 tahun dengan suntikan sebanyak 2 dosis. Nantinya, dosis itu diberikan dengan jarak 4 minggu.
Sebagai informasi, vaksin tersebut kabarnya dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius hingga 8 minggu setelah penyimpanan dingin sebelumnya.
Selain menganjurkan pemberian dosis sebanyak 2 kali, WHO juga merekomendasikan penggunaan dosis tunggal dalam situasi wabah dengan keterbatasan pasokan.
4. Vaksin MVA-BN dosis tunggal yang diberikan sebelum paparan memiliki efektivitas 76 persen
WHO pun menekankan perlunya pengumpulan data lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas vaksin dalam situasi saat ini.
Mengenai tingkat efektivitas, data yang tersedia menunjukkan bahwa pemberian vaksin MVA-BN dengan dosis tunggal sebelum paparan diperkirakan memiliki efektivitas 76 persen dalam melindungi orang terhadap Mpox.
Sementara itu, pemberian sebanyak 2 dosis kabarnya turut meningkatkan efektivitasnya menjadi sekitar 82 persen. Meski begitu, vaksinasi setelah paparan tampak kurang efektif bila dibandingkan dengan vaksinasi sebelum paparan.
Jadi, itulah rangkuman informasi tentang WHO lakukan prakualifikasi vaksin pertama melawan Mpox. Mari kita doakan semoga vaksin ini bisa melawan penyakit Mpox dengan efektif ya, Ma.
Baca juga:
- Suspek Mpox Pertama Ditemukan di Palembang, Hasilnya Negatif
- Sudah 88 Kasus di Indonesia, Ini Cara Pencegahan dan Pengendalian Mpox
- Apakah Mpox atau Cacar Monyet Mematikan? Ini 7 Fakta Penting!