Kanker Payudara Mengintai Semua Perempuan
Yuk, Ma kita cari tahu tentang kanker payudara!
30 Maret 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kanker. Satu kata yang nggak pernah diharapkan oleh semua orang. Kalaupun harus, mungkin kanker berada di posisi terakhir dalam daftar yang ada dalam hidup kita.
Benar nggak, Ma?
Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di luar batas yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh yang bersebelahan atau menyebar ke organ lain.
Perlu Mama ketahui bahwa berdasarkan data WHO 8,8 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat mengidap kanker. Bayangkan betapa mengerikannya penyakit kanker, Ma.
Biarpun begitu, banyak orang yang telah dinyatakan positif mengidap kanker tetap mau berjuang melawan penyakit urutan kedua penyebab kematian dunia pada 2015 itu.
Dan kegigihan mereka membuahkan hasil yang baik, yaitu kesembuhan.
Seperti penyakit tuberkulosis, kanker juga tidak mengenal gender dan usia, Ma. Jadi, kita harus selalu waspada.
Berikut, Popmama.com sajikan informasi penting mengenai kanker untuk Mama milenial semua. Agar kita dapat terhindar atau setidaknya mengurangi potensi mengidap penyakit kanker ya, Ma
Ada 2 kanker yang mengintai mama
Untuk di Indonesia sendiri berdasarkan WHO tahun 2013, kanker menjadi salah satu pembunuh utama. Dimana pasien kanker yang ada di Indonesia sebanyak 347.792 jiwa.
Perlu diketahui bahwa ada 2 kanker yang mengintai Mama, yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks).
Karena setiap dua menit di dunia dan setiap satu jam di Indonesia terdapat 1 orang wanita meninggal karena kanker serviks.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Prof. Soehartati A. Gondhowiarjo dalam acara peluncuran Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI) di kantor Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi kanker payudara sebesar 40.3 per 100.000 dan prevalensi kanker serviks sebesar 17.3 per 100.000.
Berarti berdasarkan data di atas, kanker payudara berada di posisi teratas yang akan mengancam hidup Mama. Yuk, kita cari tahu lebih dalam tentang kanker payudara!
Editors' Pick
Kanker payudara
Kanker payudara terjadi ketika sel-sel di payudara membelah dan tumbuh tanpa terkendali.
Antara 50-75 persen kanker payudara dimulai di saluran susu, sekitar 10-15 persen dimulai di lobulus dan beberapa mulai di jaringan payudara lainnya.
Menurut WHO, kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi di kalangan perempuan, berdampak pada lebih dari 1.5 juta wanita setiap tahun dan menyebabkan kematian dengan jumlah yang sangat besar.
Pada 2015, terdapat 570.000 perempuan meninggal karena kanker payudara yaitu sekitar 15 persen dari semua kematian akibat kanker.
Sementara tingkat kanker payudara lebih tinggi di kalangan perempuan di wilayah atau negara berkembang. Dan seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara berkembang, Ma.
Perlu mama ketahui juga bahwa kanker payudara itu dapat menyerang Papa, meskipun jarang ditemui.
Gejala kanker payudara
Dilansir dari medicalnewstoday.com, gejala pertama kanker payudara biasanya adalah adanya penebalan area jaringan di payudara, atau terdapat benjolan di payudara atau di ketiak.
Gejala lain kanker payudara yang dapat terjadi termasuk yang berikut ini:
- rasa sakit di ketiak atau payudara yang tidak berubah dengan siklus bulanan,
- kemerahan pada kulit payudara, seperti kulit jeruk,
- ruam di sekitar atau di salah satu putingnya,
- keluarnya cairan dari puting, mungkin mengandung darah,
- puting yang cekung atau terbalik,
- perubahan ukuran atau bentuk payudara,
- mengupas atau mengelupasnya kulit pada payudara atau puting,
- dan sebagian besar benjolan tidak bersifat kanker, tetapi perempuan harus memeriksakannya oleh profesional perawatan kesehatan.
Jika Mama merasakan perubahan pada payudara, ada baiknya Mama cepat datangi pelayanan kesehatan. Karena mengetahui sedari awal akan mengurangi risiko hal-hal yang tidak kita inginkan.
Faktor risiko
Penyebab pasti kanker payudara masih belum jelas, tetapi beberapa faktor risiko membuatnya lebih mungkin. Dan ada beberapa di antaranya yang dapat dicegah.
- Umur. Risiko meningkat seiring bertambahnya usia. Pada 20 tahun, peluang berkembangnya kanker payudara dalam dekade berikutnya adalah 0,6 persen. Pada usia 70 tahun, angka ini naik menjadi 3,84 persen.
- Genetika. Jika seorang kerabat dekat memiliki atau pernah menderita kanker payudara, maka risikonya lebih tinggi. Wanita yang membawa gen BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, kanker ovarium, atau keduanya. Gen-gen ini dapat diwariskan. TP53 adalah gen lain yang terkait dengan risiko kanker payudara yang lebih besar.
- Riwayat kanker payudara atau benjolan payudara. Wanita yang pernah menderita kanker payudara lebih mungkin untuk memilikinya lagi, dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit.
- Jaringan payudara yang padat. Kanker payudara lebih mungkin berkembang di kepadatan jaringan payudara yang lebih tinggi.
- Paparan estrogen dan menyusui. Estrogen untuk periode yang lebih lama tampaknya meningkatkan risiko kanker payudara.
- Berat badan. Wanita yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas setelah menopause mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, mungkin karena kadar estrogen yang lebih tinggi. Asupan gula tinggi juga bisa menjadi faktor.
- Konsumsi alkohol. Tingkat konsumsi alkohol reguler yang lebih tinggi tampaknya memainkan peran. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih dari 3 minuman sehari memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi.
- Paparan radiasi. Menjalani perawatan radiasi untuk kanker yang bukan kanker payudara meningkatkan risiko kanker payudara di kemudian hari.
- Perawatan hormon. Penggunaan terapi penggantian hormon (HRT) dan pil KB oral telah dikaitkan dengan kanker payudara, karena peningkatan kadar estrogen.
- Bahaya pekerjaan. Pada 2012, para peneliti menyimpulkan bahwa paparan karsinogen dan pengganggu endokrin tertentu, misalnya di tempat kerja, bisa dikaitkan dengan kanker payudara. Pada tahun 2007, para ilmuwan menyarankan bahwa shift malam kerja dapat meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi penelitian yang lebih baru menyimpulkan hal ini tidak mungkin.