Secara resmi pada 31 Januari 2021, Indonesia menempati urutan pertama dalam tingginya kasus Covid-19 di Asia. Indonesia mengalahkan India yang berada di urutan kedua saat ini.
Dikutip dari Wolrd O Meter, kasus aktif di Indonesia sebanyak 175.095 kasus dan di India sebanyak 170.203 kasus.
Dengan makin meningkatnya hal ini, pemerintah tidak tinggal diam dan berusaha melakukan strategi baru dalam menurunkan kasus Covid-19 ini.
Rekor tertinggi di Asia dan urutan 15 di dunia, bukan merupakan prestasi yang baik yang ingin kita capai sebagai sebuah bangsa besar.
Banyak hal yang harus dilakukan secara bekerjasama agar angka Covid-19 ini bisa turun. Salah satu negara yang mempunyai kesamaan dalam banyaknya jumlah penduduk, India, mereka mempunyai beberapa strategi yang mereka lakukan dan dianggap berhasil dalam menekan kasus Covid-19.
Strategi-strategi ini dikutip melalui akun instagram Pandemic Talks yang telah dirangkum olah Popmama.com:
1. Melonggarkan lockdown bagi seluruh wilayah India
Unsplash/govindkgr
India melakukan lockdown yang duberlakukan di seluaruh wilayah di awal tahun 2020 hingg Juni 2020.
Dalam lockdown tersebut pemerintah menjamin kebutuhan masyarakat dan dikenal sebagai salah satu lockdown terketat di dunia.
Pertengahan tahun 2020, tepatnya bulan Juli 2020 pemerintah India kembali melonggarkan lockdown dan secara agresif banyak melakukan testing untuk mendeteksi banyaknya kasus Covid-19 di India.
Editors' Pick
2. Tambahan lab untuk pemeriksaan
Unsplash/cdr
Untuk mendukung berjalannya testing secara cepat dan banyak dilakukan di berbagai tempat pemerintah bekerjasama dengan lab swasta di India untuk menjadi tempat rujukan lab.
Di awal hanya terdapat 123 lab dan pemerintah dapat menambah hingga 2360 lab untuk melakukan sebanyak 5.2 juta tes setiap minggunya.
3. Melakukan jemput bola dalam hal tracing
Unsplash/john_cameron
Pemerintah India juga tidak tinggal diam dalam melakukan tracing. Mereka banyak melakukan hal jemput bola yang artinya petugas tracing yang datang ke rumah masyarakat.
Terutama pada perumahan yang kontak erat dengan pasien virus corona. Tidak hanya itu saja, masyarajat juga diwajibkan mengunduh aplikasi yang berguna untuk memanti mobilitas masyarakat India.
Dalam waktu 72 jam sekitar 80% kontak erat dari kasus positif sudah diketahui dan mempermudah pemerintah dalam melakukan pengobatan ataupun melakukan isolasi mandiri.
4. Testing dilakukan di banyak tempat dengan waktu yang cepat
Unsplash/mufidpwt
Banyaknya testing yang dilakukan oleh pemerintah adalah kunci India dalam menekan angka kasus positif.
Selain banyaknya testing, kecepatan dalam tracing kasus juga mereka perkuat. Hal ini selain didukung dengan adanya dukungan lab yang banyak dan juga sumber daya manusia yang memumpuni dan dapat bekerjasama sesuai dengan tugasnya.
Selain itu pemerintah juga melakukan dua tipe tes yaitu dengan enggunakan tes PCR dan Rapid Antigen. Rapid antigen digunakan pemerintah setempat sebagai deteksi awal untuk mendeteksi kasus positif.
Ketika hasilnya negatif mereka harus melakukan tes PCR untuk mengurangi adanya false negative. Ketika hasil PCR tetap negatif maka warga diharuskan melakukan karantina selama 14 hari dan melakukan kembali tes ketika muncul gejala.
Bagi hasil yang positif secara antigen juga akan dilaporkan masuk dalam kelompok positif Covid-19 dan akan menjalani pengobatan ataupun tes lanjut seperti PCR.
Pemerintah India masih menggunakan Rapid Antigen dikarenakan mereka dapat mendapatkan hasil kurang lebih 30 detik dan ini akan mempermudah dan mempercepat pemerintah dalma melakukan pendetekdian awal.
Tidak dipungkiri virus Covid-19 ini memang baru dan banyak yang harus diteliti mengenai virus ini. Banyak negara melakukan berbagi banyak hal untuk menurunkan angka positif dari Covid-19, begitu juga Indonesia.
Apapun yang dilakukan pemerintah saat ini pastinya yang terbaik untuk negara kita. Yuk kita dukung pemerintah dengan tetap melaksanakan 3M, yang masih efektif menekan Covid-19.