Waspadai Penyakit pada Vulva Berikut Ini, Jaga Kesehatan Vagina Ya Ma

Rawat organ intim Mama dengan tepat agar terbebas dari penyakit

30 April 2023

Waspadai Penyakit Vulva Berikut Ini, Jaga Kesehatan Vagina Ya Ma
Pexels/Deon Black

Organ intim Mama terdiri dari beragam anatomi, salah satunya yang disebut sebagai vulva. Ini merupakan bagian terluar dari vagina dan terdiri dari beberapa bagian seperti labia, klitoris, lubang vagina, dan lubang ke uretra.

Tentunya, bagian-bagian yang termasuk dalam vulva ini memiliki peran yang penting sebagai organ reproduksi perempuan. Oleh karena itu, patut diperhatikan kesehatan dan kebersihannya. 

Jangan sampai, Mama mengalami salah satu penyakit pada vulva yang telah Popmama.com rangkum berikut ini. Ternyata, ada banyak sekali risiko penyakit yang mengintai apabila Mama mengabaikan kesehatan dan kebersihan vagina!

1. Infeksi jamur

1. Infeksi jamur
Unsplash/Wren Meinberg

Salah satu penyakit yang bisa menyerang bagian intim perempuan ialah infeksi jamur. Bahkan, sebagian besar pernah mengalaminya sekali seumur hidup. 

Penyebab infeksi jamur pada vagian yakni Candidiasis atau kandidiasis. Umumnya, jenis jamur ini memang hidup dalam tubuh manusia, termasuk pada bagian vagina. Namun, pertumbuhannya yang berlebih di organ intim bisa menyebabkan infeksi. 

Beberapa faktor lain seperti penyakit diabetes yang tidak terkontrol, kontrasepsi oral, dan kehamilan juga bisa meningkatkan risiko perempuan mengalami infeksi jamur.

Gejala infeksi jamur dapat ditandai dengan keluarnya cairan putih kental yang oleh beberapa wanita digambarkan menyerupai keju cottage. Tanda lainnya ialah rasa gatal pada vagina yang tidak nyaman, kemerahan pada vulva, dan disertai dengan bengkak.

Untuk mengatasinya, Mama bisa mengonsumsi obat antijamur yang berbentuk krim oles atau dikonsumsi secara oral.

2. Klamidia

2. Klamidia
parentinghealthybabies.com

Penyakit pada vulva lainnya yang juga perlu Mama waspadai ialah klamidia. Ini merupakan penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan peradangan pada bagian vagina. 

Sebagian besar penderita penyakit ini, tidak mengalami gejala. Namun, beberapa perempuan mengalami tanda yang tidak biasa. Misalnya keputihan yang tidak normal dan rasa terbakar saat buang air kecil. Selain itu, klamidia juga dapat mempengaruhi rektum, yang menyebabkan keluarnya cairan, pendarahan, dan nyeri rektal.

Penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya akan ditangani dokter dengan meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi. Antibiotik yang diberikan harus dihabiskan sesuai yang dianjurkan. Dokter juga akan menghimbau penderitanya untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu hingga proses pengobatan antibiotiknya selesai. 

Editors' Pick

3. Gonorea

3. Gonorea
everlywell.com

Selain klamidia, ada gonorea yang juga termasuk dalam penyakit menular seksual. Penyakit yang satu ini sering mempengaruhi bagian uretra dan rektum. Terkadang, tenggorokan dan leher rahim juga terpengaruh.

Beberapa gejala yang biasa ditemukan pada perempuan dengan penyakit gonorea, yakni keputihan yang berlebihan, nyeri saat buang air kecil, pendarahan vagina yang tidak biasa, dan nyeri panggul.

Perempuan yang terdiagnosis positif mengalami gonorea akan menjalani perawatan antibiotik. Selama obat diminum sesuai petunjuk, gonore bisa disembuhkan. Namun, jika infeksi menular seksual ini telah meninggalkan kerusakan permanen pada beberapa bagian tubuh, pengobatan tidak dapat mengembalikan efek tersebut seperti kondisi normalnya.

4. Human Papillomavirus (HPV)

4. Human Papillomavirus (HPV)
flo.health

Mama perlu waspada, ternyata vagina juga bisa mengalami infeksi virus, lho. Salah satunya yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV). 

Penyakit yang diakibatkan dari virus HPV ini seringkali disebut sebagai kutil kelamin. Jadi, area vulva akan terdapat kutil yang berbentuk benjolan kasar dan terasa sakit, serta rentan mengalami pendarahan. Selain menyerang alat kelamin, kutil juga bisa tumbuh di beberapa area lain pada tubuh seperti bahu, wajah, dan kaki.

Penyakit HPV ini umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, terdapat obat oles yang diresepkan oleh dokter untuk mempercepat proses penyembuhannya. Kini, telah tersedia juga vaksin HPV yang dapat meminimalisir terjadinya infeksi.

Apabila tidak diobati dan kutil tak kunjung hilang, virusnya bisa bermutasi menjadi kanker serviks. Tenang saja Ma, dibutuhkan waktu yang sangat lama setelah terpapar untuk membuat virus ini bermutasi menjadi kanker serviks.

Meski begitu, setiap perempuan tetap perlu waspada. Dengan menjaga kebersihan vaginanya dan melakukan seks yang aman agar tidak tertular.

5. Atrofi vagina

5. Atrofi vagina
Pexels/Gustavo Fring

Pernahkah Mama mendengar istilah atrofi vagina? Ini merupakan penyakit pada vulva selanjutnya yang harus Mama waspadai. 

Atrofi vagina adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh Mama memproduksi lebih sedikit estrogen, biasanya setelah menopause. Jadi, akan menyebabkan gejala seperti pengeringan, penipisan, dan peradangan pada dinding vagina.

Umumnya, atrofi vagina ditandai dengan perasaan kering di bagian kelamin, sensasi terbakar saat buang air kecil, sedikit pendarahan setelah hubungan seksual, dan gatal pada alat kelamin.

Meski tidak menular, akan tetapi bisa memengaruhi pengalaman seksual Mama dengan pasangan. Oleh karena itu, menggunakan produk lubricant sebelum berhubungan intim mungkin bisa menjadi cara yang tepat agar aktivitas seksual tetap terasa menyenangkan.

6. Trikomoniasis

6. Trikomoniasis
Pexels/MART PRODUCTION

Trikomoniasis merupakan penyakit pada vulva yang disebabkan oleh infeksi parasit. Gejalanya meliputi kemerahan, nyeri pada vagina, yang disertai rasa gatal, dan terbakar. Pada beberapa perempuan, trikomoniasis juga bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman saat buang air kecil dan timbulnya bau vagina yang tidak sedap. 

Perlu Mama ketahui bahwa, trikomoniasis juga termasuk dalam infeksi menular seksual. Jadi, pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui apakah Mama mengalami trikomoniasis atau tidak.

Jangan lupa juga untuk selalu mempraktikan aktivitas seksual yang aman. Dengan tidak berganti-ganti pasangan dan selalu menggunakan kondom sebagai pelindung atau pencegahan penyakit menular seksual.  

7. Kanker vulva

7. Kanker vulva
Pexels/Cliff Booth

Jenis penyakit pada vulva lainnya yang wajib Mama waspadai, yakni kanker vulva. Sesuai dengan namanya, ini merupakan jenis kanker yang terjadi pada area permukaan luar alat kelamin perempuan.

Kanker vulva umumnya ditandai dengan adanya benjolan atau luka pada vulva yang sering menimbulkan rasa gatal. Meskipun dapat terjadi pada semua usia, akan tetapi kanker vulva paling sering didiagnosis pada perempuan dewasa yang lebih tua.

Pengobatan kanker vulva biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat kanker dan sejumlah kecil jaringan sehat di sekitarnya. Jadi, semakin dini kanker vulva didiagnosis, akan semakin kecil kemungkinan operasi ekstensif yang dilakukan untuk pengobatannya.

Itu dia beberapa jenis penyakit pada vulva yang perlu Mama waspadai. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan vagina agar organ intim Mama selalu sehat, ya.

Baca juga:

The Latest