Makin Banyak Orang Indonesia Ingin Bunuh Diri, Kenali Penyebabnya!
Di awal tahun 2022, 1 dari 2 orang Indonesia memikirkan untuk bunuh diri
11 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun ini membawa dampak sangat besar untuk masyarakat. Tak hanya soal ekonomi, tetapi juga masalah kesehatan mental.
Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah orang yang terpapar gangguan jiwa meningkat 1 sampai 2 lipat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Bahkan, survei Kemenkes di awal tahun 2022 juga menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang Indonesia memikirkan untuk bunuh diri.
''Kondisi pandemi (Covid-19) memperparah ataupun semakin memengaruhi kesehatan jiwa,'' kata drg. Vensya Sitohang, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, seperti dilansir dari situs Kementerian Kesehatan RI.
Apa sih penyebab orang terpapar gangguan jiwa dan bunuh diri selama pandemi? Lantas bagaimana mencegahnya?
Dirangkum Popmama.com, berikut informasi lengkap mengenai kenaikan jumlah orang yang terpapar gangguan jiwa dan bunuh diri selama pandemi.
1. Kelompok orang yang terpapar gangguan jiwa selama pandemi
Psikiater Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ (K) menjelaskan kelompok orang yang terpapar gangguan jiwa itu berbeda-beda dan memiliki penatalaksanaan yang berbeda pula.
Menurut dr. Hervita, setidaknya ada 4 kelompok orang yang terpapar gangguan jiwa selama pandemi.
Kelompok yang pertama adalah mereka yang sebenarnya normal sebelumnya atau tidak ada masalah kesehatan jiwa, kemudian menjadi memiliki masalah sampai mengalami gangguan jiwa.
Kelompok kedua adalah mereka yang memang sejak awal sudah mengalami masalah kesehatan jiwa, sebagai contoh orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Kondisi pandemi membuat mereka menjadi begitu dekat dengan pelaku KDRT terus-menerus di rumah tangga, sehingga masalah gangguan jiwanya menjadi lebih besar.
Kelompok ketiga adalah mereka yang memang sebelumnya sudah memiliki masalah kesehatan fisik dan mengalami kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan.
Kondisi pandemi membuat mereka merasa cemas, yang kemudian memperparah kondisi kesehatannya.
Contohnya pada penderita kanker, hipertensi, jantung, dan penyakit kronis lainnya. Demikian juga dengan penderita gangguan jiwa yang tidak bisa memiliki akses pengobatan.
Dan kelompok terakhir adalah kelompok yang terutama banyak ditemukan di bulan Juli 2021, saat gelombang kedua pandemi Covid-19.
Menurut dr. Hervita, ketika masalah oksigen langka sementara asupan oksigen ke otak berkurang, bisa saja pada akhirnya menyebabkan gangguan jiwa yang menetap.
2. Makin banyak orang Indonesia yang berpikir untuk bunuh diri
Menurut dr. Hervita, jumlah orang yang ingin bunuh diri juga semakin meningkat selama pandemi.
Pada 5 bulan awal pandemi Covid-19, survei mengatakan bahwa 1 dari 5 orang di Indonesia usia 15 sampai 29 tahun terpikir untuk mengakhiri hidup.
Kemudian, 1 tahun pasca pandemi oleh survei yang berbeda didapatkan data 2 dari 5 orang memikirkan untuk bunuh diri.
"Dan sekarang di tahun awal 2022 itu sekitar 1 dari 2 orang yang memikirkan untuk mengakhiri hidup,'' kata dr. Hervita.