Tak Sadar dengan Ujian, Ini Bahaya Istidraj yang Perlu Kamu Ketahui

Kata Istidraj mungkin masih banyak di antara kamu yang bingung dengan artinya. Jika rezeki dan berkah membuat hidup menjadi nyaman, Istidraj justru sebaliknya.
Ternyata Allah SWT tak hanya memberikan ujian lewat kesulitan saja, tapi juga kenikmatan. Istidraj, sebutannya. Kondisi ini membuat kamu tak sadar dengan ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Istidraj adalah hal atau keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT. Kepada orang kafir sebagai ujian sehingga mereka takabbur dan lupa diri kepada Tuhan.
Popmama.com merangkum dari berbagai sumber membahas mengenai Istidraj. Begini penjelasannya:
Hanya Memikirkan Nikmat Dunia

Mungkin banyak bagi kamu yang heran, mengapa orang-orang yang melakukan kesalahan atau dosa, justru tampak bahagia. Bahkan, mereka juga semakin kuat dan kaya raya.
Ternyata mereka memang sengaja dibukakan pintu-pintu kabiakan duniawi, baik yang berkaitan dengan kesenangan kemewahan dunia.
Hadiah tersebut sebagai bentuk penghargaan yang sejatinya untuk membuat mereka semakin bertambah sesat dan hina.
Apabila mereka melampaui batas, serta angkuh dengan aneka nikmat dan kesenangan yang telah diberikan oleh Allah SWT, mereka tidak butuh kepada siapapun, dirinya sendiri yang mereka andalkan dan harapkan. Saat itulah siksa ditimpakan kepada mereka.
Dengan demikian tidak ada lagi kesempatan taubat bagi mereka dan begitu pula tidak ada kesempatan berdoa.
Siksaan yang datang pada saat mereka bergelimang dosa itu menjadikan penyesalan yang amat dalam bagi mereka.
Mereka hanya terdiam dan tidak bisa berkutik dalam menjalani siksaan tersebut, tinggal hanya keputusasaan yang sudah tidak tertolong lagi.
Istilah membuka pintu-pintu ini sebuah kalimat kiasan dari limpahan nikmat yang tidak terhingga dan beranekaragam.
Hukuman Istidraj

Hukuman Istidraj yaitu saat nereka melakukan kesalahan tapi justru dikabulkan keinginannya, dibukakan pintu-pintu kesenangan. Seperti masuk ke dalam sebuah lubang tak berujung, Istidraj akan membuat mereka berakhir dengan azab dan hukuman baik di dunia maupun akhirat.
Hal ini dijelaskan dalam QS. al-A‟raf [7] 182: "Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui".
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah akan ditimpa Istidraj, yaitu akan ditimpakan kepadanya siksaan secara berangsur-angsur dengan cara yang tidak mereka ketahui sehingga mereka tidak sadar.
Tafsir Istidraj

Ahmad Mustafa al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan makna Istidraj,
"Kami akan menjatuhkan mereka ke dalam siksa sederajat demi sederajat, dengan cara memberikan tempo dan mengekalkan kesehatan serta menambah nikmat kepada mereka, tanpa sepengetahuan mereka bahwa yang demikian itu adalah Istidraj. Bahkan, mereka menyangka bahwa yang demikian itu adalah kelebihan dan keunggulan mereka atas orang-orang yang beriman, padahal yang demikian adalah penyebab kebinasaan mereka."
1. Kenikmatan berbanding terbalik dengan keimanan

Ketika Allah SWT senantiasa memberikan kenikmatan duniawi pada seseorang sedangkan keimanannya terus turun itu adalah salah satu ciri dari istidraj. Kenikmatan tersebut justru adalah ujian yang sungguh berat pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Selain itu, kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh seseorang yang tidak beriman rasanya akan berbeda.
Rasa syukur tidak akan memenuhi hati mereka. Mereka hanya akan merasa kurang dan gelisah walaupun tengah menikmati semua kemudahan dan kebahagiaan yang Allah berikan.
2. Rezeki lancar dan meningkat sementara ibadah abai

Tidak semua orang terlahir dalam keadaan yang serba berkecukupan. Sebagian orang harus berusaha keras untuk mendapatkan rezeki zdan mendekatkan diri kepada Allah.
Namun ketika seseorang yang selalu meninggalkan ibadahnya secara sengaja namun rejekinya terus mengalir lancar, maka hal tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri dari istidraj.
Kelancaran rezeki yang didapat tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar. Semakin banyak rezeki yang didapat tapi abai dalam ibadah dan perintah Allah, maka akan semakin berat juga dosa yang ditanggung.
3. Hidup sukses tapi selalu bermaksiat

Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata : "Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya".
Istidraj sangat jelas dalam perkara ini karena perbuatan maksiat pangkalnya adalah kehancuran dan penderitaan.
Namun ketika maksiat terus dilakukan sedangkan kehidupan di dunia semakin sukses dan sejahtera. maka hal tersebut adalah kemurahan hati yang Allah berikan dalam bentuk istidraj.
4. Jarang terkena musibah sakit

Orang-orang yang sedang mendapatkan ujian istidraj biasanya jarang jatuh sakit. Hikmah dari sakit salah satunya adalah meringankan dari dosa-dosa yang dilakukan.
Imam Syafi'I pernah mengatakan mengenai perkara ini bahwa: "setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu."
5. Sombong dan tinggi hati dengan harta yang bergelimang

Harta yang bergelimang sangat berpotensi membuat kita menjadi tinggi hati dan sombong. Terkadang merasa lebih hebat serta mampu bahkan bisa sampai menganggap orang lain lebih rendah karena tidak sebanding dengan apa yang dimiliki.
Rasululah S.A.W bersabda : "Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa". (HR. Al Hakim).
Jadi, kalau kamu merasa hidup penuh dengan kesulitan, ada baiknya bersyukur juga. Ternyata kamu masih mendapatkan teguran dari Allah SWT ahar tak terbuai dengan jebakan istidraj.



















