Sering Dianggap Sama, Ini Beda Tes Covid-19 Antigen dan PCR
Kapan harus melakukan tes tersebut?
29 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wabah Virus SARS-CoV-2 atau yang lebih dikenal dengan Covid-19, sudah mewabah di hampir seluruh dunia dalam kurun 1 tahun belakangan ini. Hingga saat ini, masih menjadi perbincangan, bahkan bermutasi.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya virus tersebut dalam tubuh kita ada baiknya melakukan tes Covid-19. Perlu diketahui, biasanya melakukan antigen atau PCR.
Apa saja perbedaan antara antigen dan PCR, serta kapan waktu terbaiknya untuk melakukan pengetestan. Simak penjelasannya yang dirangkum oleh Popmama.com.
1. Apa itu tes antigen?
Tes swab antigen atau biasa juga dikenal dengan rapid test antigen adalah tes diagnostik cepat Covid-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus Covid-19 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan.
Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi. Biasanya di lakukan pemeriksaan pada kedua atau salah satu hidung pasien. Hasil dari test Swab Antigen ini sekitar 15 – 60 menit setelah di lakukan test.
Editors' Pick
2. Apa itu swab PCR?
PCR adalah singkatan dari Polymerase Chain Reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus.
Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak. Biasanya dilakukan pemeriksaan pada kedua hidung serta tenggorokan pasien.
Hasil dari tes PCR ini bisa di terima sekitar 6 jam sampai dengan 3 hari setelah tes dilakukan, semua itu tergantung dari kondisi pasien tersebut.
3. Kapan waktu terbaik untuk tes antigen atau PCR?
Waktu yang baik untuk melakukan tes Antigen atau PCR adalah ketika tubuh tubuh sudah merasakan gejala awal akibat paparan Covid-19. Menurut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), gejalanya meliputi:
• Demam (87,9 persen)
• Batuk kering (67,7 persen)
• Kelelahan (38 persen);
• Produksi dahak (33,4 persen)
• Sesak napas (18,6 persen)
• Sakit tenggorokan ( 13,9 persen)
• Sakit kepala (13,6 persen)
• Hidung tersumbat (4,8 persen)
4. Puncak terinfeksi Covid-19
Selain gejala di atas, perlu di waspadai pula jika sudah kehilangan indra penciuman. Gejala Covid–19 biasanya mulai muncul pada hari kelima. Saat itu, jumlahnya pun mencapai puncaknya. Sehingga pasien sangat disarankan isolasi mandiri dengan pedoman isolasi.
Jika seseorang ada kontak erat dengan pasien positif ada baiknya pula segera melakukan tes antigen atau tes PCR. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah dirinya ikut terinfeksi atau tidak.
5. Lebih efektif antigen atau PCR?
Bila saat tes antigen dinyatakan positif, langsung melakukan perawatan sesuai pedoman isolasi sesuai gejala. Tidak perlu tes ulang.
Apabila hasil negatif, tetap melakukan isolasi. Lalu tes dengan PCR ulang sebagai konfirmasi. Apalagi jika kamu bergejala.
Tes PCR dianggap lebih efektif mengungkap infeksi Covid-19. Pada tes PCR, sampel perlu dikirim ke laboratorium. Meski proses memakan waktu, hasilnya hampir 100% akurat.
Jadi, kamu nggak bingung lagi dengan perbedaan antigen dan PCR. Apalagi, kedua tes tersebut pun harus dilakukan melalui hidung.
Baca juga:
- Baru Kontak dengan Orang Positif Covid-19? Ini yang Harus Dilakukan!
- 3 Gejala Covid-19 yang Paling Sering Muncul pada Anak, Perhatikan Ma!
- Kabar Baik, Covid-19 Tidak Memengaruhi Kesuburan Perempuan