Yuk Jangan Jadi Covidiot, Pahami Varian Virus Corona Delta!
Awal terdeteksi di Karawang, Jawa Barat
23 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Varian Covid-19 baru telah masuk ke Indonesia. Satgas Penanganan Covid-19 menemukan sebanyak 21 warga Karawang terpapar virus corona varian baru dari India, Delta.
Covid-19 varian Delta diduga masuk lewat jalur perdagangan atau kapal laut dari India. Kemudian, berlabuh di Indonesia, diwartakan Channel News Asia.
Lalu, apa saja fakta Covid-19 Varian Delta yang disebut lebih berbahaya? Popmama.com merangkum informasinya hanya untuk kamu!
1. Varian Covid-19 yang bermutasi
Virus Corona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari virus penyebab Covid-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617).
Virus itu pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, dan resmi dinamakan varian Delta oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai variant of concern (VOC).
Variant of concern (VOC) merupakan bagian dari variant of interest (VOI) yang melalui penilaian komparatif, mampu menyebabkan peningkatan penularan (transmisi), peningkatan virulensi atau gejala klinis. Bahkan, dapat menurunkan efektivitas dalam upaya penanggulangan seperti vaksin dan terapi.
Editors' Pick
2. Pertama kali terdeteksi di Karawang, Jawa Barat
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menemukan dan mengidentifikasi varian Delta asal India dari spesimen pasien Covid-19 asal Karawang, Jawa Barat.
Hingga saat ini, dari sampel kasus Covid-19 yang berasal dari Karawang, tim riset LIPI telah berhasil mengidentifikasi 44 sampel yang mengandung virus SARS-CoV-2 varian Delta.
"Sementara ini kami baru mengidentifikasi sebanyak 61 sampel dan sisanya masih dalam proses sekuensing dan diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu ke depan," kata peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Anik Budhi Dharmayanthi dalam keterangannya, Jakarta.
3. Masih perlu penyelidikan mendalam
Peneliti LIPI tergabung dalam Tim Surveilans Genom SARS-CoV-2 (Tim Venomcov) saat ini telah berhasil menggunakan platform dari Oxford Nanopore Technologies (ONT). Mereka mengidentifikasi varian-varian Covid-19 tersebut.
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Anggia Prasetyoputri mengatakan identifikasi varian Delta itu menjadi yang pertama ditemukan di Jawa Barat, namun hal tersebut tidak serta merta mengimplikasikan bahwa varian ini baru saja muncul di daerah itu.
"Proporsi kemunculan varian Delta memang cukup besar dari sampel-sampel yang sudah dianalisa genomnya, yaitu sekitar 72 persen dari 61 sampel. Namun, perlu hati-hati juga menginterpretasikan karena belum tentu sebanyak itu pula proporsi di lapangan terkait varian yang beredar. Diperlukan pemantauan terhadap pasien, penelusuran kontak, dan investigasi kasus lebih mendalam," tambahnya.
4. Penyebab munculnya kasus baru
Pada April 2021, varian delta menjadi varian yang paling umum menyebar yang menyebabkan kasus Covid-19 baru di India. Beberapa negara di dunia, termasuk Portugal melaporkan varian Delta menyebabkan angka kasus di negaranya meningkat.
Sejak itu, varian ini telah dilaporkan di 80 negara, menurut sumber tepercaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baru-baru ini, mantan Komisaris Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Inggris Dr. Scott Gottlieb telah mencatat bahwa sekitar 10% kasus Covid-19 baru disebabkan oleh varian Delta, diwartakan Medical News Today.
5. Varian Delta lebih menular
Berdasarkan data dari Inggris, Varian Delta diperkirakan 60% lebih cepat menular daripada varian alfa, yang sebelumnya disebut B.1.1.7. Alpha. Varian Delta lebih menular daripada jenis sebelumnya.
Prof. Wendy Barclay, Profesor Virologi dan Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London di Inggris, menjelaskan bahwa varian ini lebih menularkan daripada yang sebelumnya karena beberapa mutasi utama dalam protein spike, yang memungkinkan virus menembus dan menginfeksi sel-sel sehat.
Meski varian Delta dikabarkan lebih berbahaya, tapi inti dari sel Covid-19 tetap sama. Jadi, jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 untuk mencegah terinfeksi.
Baca juga:
- Kasus Covid-19 di Indonesia Meledak, PPKM Mikro Kembali Diperketat
- Covid-19 Tak Kunjung Reda, 'Herd Stupidity' Menjangkit Indonesia
- Pengaturan Pengetatan di Depok untuk Menekan Penyebaran Covid-19