World Heart Day atau Hari Jantung Sedunia diselenggarakan pada 29 September 2021. Ketika dunia berjuang untuk melawan Covid-19, kita tidak pernah lebih sadar akan pentingnya kesehatan kita dan orang yang kita cintai.
Penyakit kardiovaskular (CVD) tetap menjadi pembunuh nomor satu dunia, menghasilkan 18,6 juta kematian per tahun. Ini memiliki banyak penyebab: dari merokok, diabetes, tekanan darah tinggi dan obesitas.
Untuk 520 juta orang yang tinggal bersama CVD, Covid-19 telah memilukan. Mereka lebih berisiko mengembangkan bentuk virus yang parah. Dan banyak yang takut menghadiri janji temu rutin dan darurat, dan telah terisolasi dari teman dan keluarga.
Simak fakta mengenai penyakit jantung yang dirangkum Popmama.com berikut ini!
1. Jadi ancaman bagi seluruh dunia
Pixabay/geralt
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau saat ini terdapat 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular, dan 2.784.064 diantaranya menderita penyakit jantung.
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) melaporkan 14,4 persen sebab kematian di Indonesia adalah penyakit jantung koroner.
Editors' Pick
2. Kekhawatiran bertambah sejak pandemi Covid-19
IDN Times/Lia Hutasoit
Ilustrasi pemakaman dengan protokol Covid-19
Disampaikan oleh DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FESC, FACC, FSCAI selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Pandemi Covid-19vid-19 yang berlangsung sejak akhir tahun 2019 menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang dengan penyakit jantung.
Apalagi, paparan infeksi apapun termasuk infeksi Covid-19 dapat mencetuskan perburukan dari penyakit kardiovaskular seperti terjadinya kekambuhan penyakit jantung coroner atau gagal jantung menahun.
Bahkan lebih mudah terjadi kematian pada pasien virus corona yang memiliki penyakit jantung dibandingkan tanpa penyakit jantung
Laporan rata-rata Rumah Sakit (RS) dimasa pandemi menunjukkan bahwa 16,3 persen pasien yang dirawat dari ruang isolasi Covid-19 ternyata mempunyai penyakit bawaan (komorbid) atau koinsiden penyakit kardiovaskular.
Dimasa sebelum pandemi dilaporkan bahwa laju rerata mortalitas di RS akibat serangan jantung adalah 8 persen, namun di masa pandemi, angka ini dilaporkan meningkat hingga 22-23 persen.
3. Mencegah penyakit kardiovaskular
Pexels/aphiwat
Menghindari merokok dan asap rokok terutama di masa pandemi ini.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan protokol kesehatan jaga jarak, memakai masker, kebersihan tangan, membatasi mobilitas, menghindari makan Bersama) dengan ketat.
Segera melakukan vaksinasi dengan sebelumnya terlebih dahulu berkonsultasi dan memperoleh rekomendasi dokter.
Tetap memiliki kesadaran dan aktif mempraktekkan kebiasaan dan budaya sehat jantung seperti tetap beraktifitas fisik secara teratur sesuai dengan kemampuan kerja jantung dan tubuh.
Pada orang dengan penyakit Jantung atau risikonya, sebelum berolahraga sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu jenis olahraga apa yang tepat sehingga tidak membebani kerja jantung.
Konsumsi makanan tinggi serat dan kurangi konsumsi gula, garam dan lemak.
Bagi orang dengan penyakit jantung, riwayat penyakit jantung, ataupun risikonya, perlu memperhatikan dan mematuhi jadwal obat rutin untuk pencegahan sekunder.
Berbagai spektrum penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung, penyakit jantung rematik, hipertensi, gangguan katup jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit jantung pada anak harus dipantau dan dikendalikan sebaik mungkin dengan senantiasa berkonsultasi kepada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah agar kondisi jantung tetap stabil dan penderita bisa beraktifitas dengan baik.
4. Masyarakat harus sadar penyakit ini sangat berbahaya
Pixabay/Pexels / 9152 foto
Dalam rangka memeringati Hari Jantung Sedunia tanggal 29 September, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyoroti pentingnya menjaga kesehatan jantung dengan bantuan inovasi dan perubahan teknologi dan digital yang ada.
“Inovasi digital telah membantu masyarakat yang sehat maupun yang sakit di masa pandemi untuk mendapatkan akses kesehatan dengan mudah, layanan konsultasi secara online, edukasi kesehatan, dan pemantauan capaian aktifitas fisik dan olahraga, serta layanan antar obat-obatan ke rumah,” kata DR. dr. Isman Firdaus Sp.JP (K).
Dr Isman juga mengatakan bahwa kemajuan teknologi informasi dan digital ini juga diikuti dengan keprihatinan PERKI akan misinformasi (hoaks) dan disinformasi mengenai kesehatan yang beredar di dunia maya, terutama terkait kesehatan jantung yang disebarluaskankan oleh media-media sosial dan hal ini perlu diluruskan.
Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K), Sekjen Pengurus Pusat PERKI meminta masyarakat untuk menyadari bahanyanya penyakit ini.
“Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit jantung, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Menurunkan beban penyakit kardiovaskular di Indonesia tidak hanya tugas salah satu atau beberapa pihak, namun peran semua lapisan masyarakat (pasien, dokter, keluarga pasien, organisasi swadaya masyarakat, organisasi profesi dan pemerintah),” tutup Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K), Sekjen Pengurus Pusat PERKI.