Perut terasa nyeri? Atau tak nyaman di sekitar ulu hati. Pasti kamu merasa panik, merasa ada masalah pada bagian pencernaan. Bahkan, pikiran negatif terkadang suka melayang jauh, berpikir terkena maag akut.
Padahal, nyeri di bagian perut bisa jadi akibat GERD. Atau refluks asam lambung. Keduanya serupa tapi tak sama. Lalu, apa sih beda keduanya?
Popmama.com merangkum dari berbagai sumber menjelaskan perbedaan gerd dan refluks asam lambung, juga cara mengatasinya. Berikut penjelasannya:
Gejala Refluks Asam Lambung
Freepik
Mulas, atau gangguan pencernaan asam, adalah gejala refluks asam. Salah satu penyebab umum penyakit refluks asam adalah kelainan lambung yang disebut hernia hiatal.
Web.md mencatat, kondisi ini terjadi ketika bagian atas perut dan LES bergerak di atas diafragma, otot yang memisahkan perut dan dada. Biasanya, diafragma membantu menjaga asam di perut kamu.
Tetapi jika mengalami mengalami hernia hiatus, asam dapat naik ke kerongkongan. Kemudian, menyebabkan gejala penyakit asam lambung.
Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang GERD
Freepik/user1115205
Tidak semua penderita gerd akan mengalami mulas. Biasanya justru menyebabkan nyeri dada, saat setelah makan atau saat berbaring.
Medical News Today mewartakan, GERD dapat menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di dada kamu. Kemudian, dapat menjalar ke leher. Perasaan ini sering disebut dengan heartburn.
Jika merasakan ini, kamu juga mungkin akan merasa asam atau pahit di bagian belakang mulut, menyebabkan kamu memuntahkan makanan atau cairan.
Dalam beberapa kasus, GERD dapat menyebabkan kesulitan menelan. Terkadang dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti batuk kronis atau asma.
Editors' Pick
Apa Perbedaannya GERD dengan Refluks Asam?
Freepik
Mayo Clinic menuliskan, refluks asam dan penyakit gastroesophageal reflux (GERD) sangat erat kaitannya. Namun tetap ada bedanya.
Refluks asam, juga dikenal sebagai gastroesophageal reflux (GERD), adalah aliran balik asam lambung ke dalam tabung yang menghubungkan tenggorokan ke lambung (kerongkongan). Selama mengalami refluks asam, kamu mungkin merasakan sensasi terbakar di dada (mulas). Ini bisa terjadi setelah makan besar atau minum kopi atau alkohol.
Terkadang refluks asam berkembang menjadi GERD, bentuk refluks yang lebih parah. Gejala GERD yang paling umum adalah seringnya mulas, dua kali atau lebih dalam seminggu.
Tanda dan gejala lain dapat mencakup regurgitasi makanan atau cairan asam, kesulitan menelan, batuk, mengi, dan nyeri dada, terutama saat berbaring di malam hari.
Cara Mengatasi Kedua Masalah Kesehatan Ini
pixabay/sabrina_ripke_fotografie
Jika kamu mengalami refluks asam lambung dan GERD, perubahan gaya hidup dapat membantu. Salah satunya, dengan kebiasaan pola makan.
Kurangi berat badan berlebih.
Makan dengan kecil.
Jangan makan dua hingga tiga jam sebelum tidur.
Angkat kepala ke tempat tidur.
Hindari makanan yang tampaknya memicu mulas, seperti gorengan atau makanan berlemak, cokelat, dan peppermint.
Jangan kenakan pakaian ketat di sekitar perut kamu, dan hindari alkohol dan tembakau.
Obat Refluks Asam Lambung
Pexels/Anna Shvets
Banyak orang dapat mengatasi gejalanya melalui perubahan gaya hidup. Namun ada juga yang memerlukan obat untuk mencegah atau mengobati refluks asam dan mulas. Dokter kamu mungkin merekomendasikan obat bebas atau resep, seperti:
Antasida, seperti kalsium karbonat (Tums)
Penghambat reseptor-H2, seperti famotidine (Pepcid AC) atau simetidin (Tagamet HB)
Pelindung mukosa, seperti sukralfat (Carafate)
Inhibitor pompa proton, seperti rabeprazole (Aciphex), dexlansoprazole (Dexilant), dan esomeprazole (Nexium)
Refluks Asam Bisa Diobati dengan Operasi
Freepik
Operasi paling umum yang digunakan untuk mengobati refluks asam adalah prosedur yang disebut fundoplication Nissen.
Dalam prosedur ini, mengangkat sebagian dari perut dan mengencangkannya di sekitar persimpangan dan esofagus bertemu.
Ini membantu meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah (LES) kamu.
Cara Mengobati Gerd
Pixabay/Pexels
Untuk mencegah dan meredakan gejala GERD, dokter juga akan meminta kamu mengubah kebiasaan makan atau perilaku lainnya. Namun juga diperbolehkan mengonsumsi obat, seperti:
Antasida
Penghambat reseptor H2
Penghambat pompa proton (PPI)
Dalam beberapa kasus, mereka mungkin meresepkan penghambat reseptor H2 atau PPI yang lebih kuat. Jika GERD parah dan tidak merespons pengobatan lain, pembedahan mungkin disarankan.
Setelah mengetahui bedanya, kamu jadi enggak perlu panik lagi. Pencegahan keduanya sama, yaitu atur pola makan ubah gaya hidup.