Kasus Sate Sianida, Mengapa Seseorang Tega Melakukan Pembunuhan?
Terpicu dendam atau berkaitan dengan psikologis
5 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus sate sianida ramai diperbincangkan di media sosial. Nasib nahas tukang ojek online yang mendapatkan pesanan secara offline, mengantarkan makanan ke rumah seseorang.
Ternyata sampai di lokasi, pesanan tersebut ditolak. Si penerima merasa tak kenal dengan pengirim. Makanan tersebut dimakan oleh anak sang ojol, berujung kehilangan nyawa.
Setelah diselidiki, ternyata pengirim sate beracun itu tertangkap. Ia adalah wanita berusia 25 tahun yang pernah berhubungan dengan calon korban. Diduga terpicu sakit hati, pelaku yang diidentifikasi bernama NA nekat mengirimkan sate yang dicampur sianida.
Lalu, apa alasan seseorang tega melakukan pembunuhan?
Simak informasinya di Popmama.com:
1. Pembunuhan berencana
Kasus sate sianida masuk dalam kasus pembunuhan berencana (planned murder), biasanya seorang calon pembunuh sudah mengetahui siapa calon korban yang akan dibunuhnya.
Dalam jurnal Annihilation anxiety and crime, biasanya seseorang membunuh orang lain karena adanya konflik emosional antara dirinya dengan calon korban.
Konflik sosio-emosional ditengarai oleh suatu masalah yang tak bisa terselesaikan dengan baik.
Hal itu kemungkinan besar yang dialami oleh NA terhadap calon kobannya. Akibat tak bisa melampiaskan rasa sakit hatinya, dia nekat melakukan tindakan pembunuhan.
Editors' Pick
2. Insane kriminal?
Kasus ini dalam dunia kriminolog dianggap sebagai insane criminal. Dalam pemaparan bahan ajar Psikologi Kriminal Universitas Udayana dijelaskan, tipe insane criminal, merupakan tipe kejahatan yang perbuatannya dipicu oleh penyakit jiwa, seperti idiosi (kebodohan), imbesilitas (taraf kecerdasan berpikir yang rendah bagi orang dewasa), paranoid, demensia (kondisi kemunduran otak seseorang), alkoholisme, epilepsi, histeria, dan sebagainya.
Dalam sate sianida ini, diduga akibat pelaku sakit hati dengan calon korbannya yang merupakan seorang anggota polisi. Pelaku ditinggal nikah.