Haid merupakan barometer kesehatan dari seorang perempuan. Aspek kesehatan pada perempuan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Bahkan, kondisi yang dialami setiap bulan oleh perempuan normal merupakan momen terpenting dari kesehatan perempuan adalah kesehatan reproduksi. Kita harus mengetahui pola dan jarak dari haid kita dengan cara mencatat waktu haid.
Kita juga harus mengetahui baru dari darah haid agar bisa membedakan dengan darah lain contohnya adalah darah nifas.
Lalu, apa saja larangan saat haid dalam islam dan kesehatan? Cek informasinya seperti yang dirangkum Popmama.com!
1. Pandangan haid dalam Islam
Pexels/Polina Zimmerman
Melansir dari situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam fiqh Islam istilah menstruasi disebut juga dengan kata “haid”. Haid adalah masdar dari kata ha-dha, yahi-dhu, haidon, misalnya hadlatil mar’atu (perempuan itu sudah haid).
Secara bahasa haid adalah air yang mengalir. Menurut istilah syara’, haid yaitu darah yang keluar dari ujung rahim perempuan ketika sehat, bukan semasa melahirkan bayi atau bukan semasa sakit. Dan darah tersebut keluar dalam masa yang tertentu.
Mazhab Maliki mendefinisikan haid adalah darah yang keluar pada perempuan dengan sendirinya pada waktu tertentu. Sedangkan Mazhab Syafi’i mendefinisikan haid adalah darah yang keluar dari rahim perempuan di mana darah yang keluar bukan penyakit.
Editors' Pick
2. Ketahui siklus haid
Freepik.com
Siklus dalam Haid Pola haid yang normal pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Dialami setiap wanita antara usia 9 tahun (paling muda) sampai usia 55 tahun (paling tua)
Siklus waktu haid yang normal adalah per 28 hari dalam setiap bulan.
Masa haid paling pendek sehari semalam dan paling panjang 15 hari.
3. Larangan saat haid dalam Islam
Freepik
Larangan salat dan tidak wajib mengqodhonya
“Apabila datang masa haidmu maka tinggalkanlah shalat”(HR. Bukhari) “kami pernah mengalami haid pada masa Rasulullah kemudian kami suci, maka, beliau memerintahkan kami mengqadha puasa dan tidak memerintahkan kami mengqadha shalat”(Sunan an-Nasa’i: IV:504) .
Larangan berpuasa dan wajib mengqodhonya
“Kami pernah mengalami haid pada masa Rasulullah kemudian kami suci, maka, beliau memerintahkan kami mengqadha puasa dan tidak memerintahkan kami mengqadha shalat”(Sunan an-Nasa’i: IV:504) .
Larangan Thawaf (mengelilingi ka’bah) Aisyah pernah mengalami haid ketika berhaji.
Kemudian Nabi saw. Bersabda kepadanya, “Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.”(HR. Bukhari no. 305 dan Muslim no. 1211).
Larangan berhubungan intim
Allah Ta’ala berfirman: Mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah, haid itu adalah suatu kotoran, “oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari (hubungan intim dengan) wanita di waktu haid.”(QS. Al Baqarah: 222).
Larangan bagi suami untuk menjatuhkan talak saat istri sedang haid
Cerai atau talak yang dilakukan dalam keadaan haid dianggap bid’ah, karena menyebabkan iddah perempuan menjadi panjang. Allah SWT berfirman: “Wahai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) “iddahnya (yang wajar) serta hitunglah waktu iddah itu, serta bertaqwalah kepada Allah SWT.
4. Larangan saat haid dari sisi kesehatan
Pexels/Polina Zimmerman
Tidak menggunakan pembalut saat menstruasi.
Jorok atau tidak menjaga kebersihan saluran reproduksi, mengakibatkan infeksi bakteri dan jamur, dilansir dari Medical News Today.
Menggunakan pembalut yang menyebabkan iritasi struktur reproduksi. Hal-hal yang menyebabkan iritasi diantaranya adalah kondisi kulit yang sensitif.
Jarang mengganti pembalut, membuat infeksi pada vagina.
Menggunakan pakaian dalam yang ketat.
Melakukan hubungan seksual saat menstruasi, karena dinding rahim cenderung lebih lunak sehingga mudah terjadi luka.
Yuk, jaga organ reproduksi kita dengan baik dengan cara menghindari larangan saat haid!