Jelang Idul Fitri, umat Islam biasanya akan membayar zakat fitrah berupa uang atau bahan pokok makanan. Zakat fitrah dianggap untuk membersihkan diri dari dosa, atau perbuatan keji.
Selain itu, zakat juga dianggap sebagai penyempurna dari puasa. Meski sudah melaksanakan puasa, manusia terkadang masih melakukan hal yang tidak terpuji seperti berdusta, hasut, dan dengki.
Lalu, bagaimana tata cara zakat fitrah dan niatnya? Apalah boleh membayarkan niat zakat fitrah untuk orang lain? Popmama.com merangkum informasinya untuk kamu!
1. Definisi zakat
Pexels/Pixabay
Sebelum mengetahui tata cara zakat fitrah, kamu harus memahami arti zakat fitrah. Secara bahasa, zakat berasal dari kata " الزكاة – يزكى – زكى "yang berarti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji.
Dalam buku Pedoman Zakat, zakat menurut bahasa berarti nam ̅‟ (kesuburan), thahrah (kesucian), barakah (keberkahan), dan juga tazkiyahtathhr (mensucikan). Dalam Kamus Al-Kautsar zakat berarti tumbuh bertambah, berkembang. Jadi zakat menurut bahasa dapat diartikan bahwa harta yang telah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, tumbuh, berkah, terpuji, subur, bertambah dan berkembang.
Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu. Dalam kitab Kifayah al Akhyar, zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat tertentu.
Editors' Pick
2. Hukum zakat fitrah yaitu wajib
Pexels/Pixabay
Zakat fitrah disyari‟atkan pada tahun kedua Hijriyah, yaitu tahun diwajibkannya puasa Ramadhan. Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap orang muslim yang merdeka, yang mampu mengeluarkannya pada waktunya.
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman).” (Al-A‟la [87]: 14).
Zakat fitrah oleh Rasulullah SAW disebut dengan zakat, karenanya termasuk ke dalam perintah Allah dan karena sabda Rasulullah SAW faradha biasanya dalam istilah syara‟ dipergunakan untuk makna wajib. Selain itu Abu Aliah, Imam „Atha dan Ibnu Sirin juga menjelaskan bahwa zakat fitrah itu wajib, sebagaimana dikemukakan dalam Bukhari.
Sesuai keterangan dalil-dalil dan pendapat para ulama diatas dapat disimpulkan bahwa zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim baik merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, muda maupun tua.
3. Waktu membayar zakat fitrah
Freepik/Odua
Waktu dibolehkan yaitu dari awal bulan Ramadan hingga akhir bulan Ramadan.
Waktu wajib yaitu selepas terbenamnya matahari pada hari akhir Ramadhan hingga datangnya waktu shalat subuh pada hari raya Idul Fitri.
Waktu paling utama yaitu selepas shalat subuh pada hari raya Idul Fitri hingga khatib naik mimbar pada shalat sunah hari raya Idul Fitri
Waktu makruh yaitu setelah shalat Idul Fitri, meskipun memang disunnahkan mengakhirkannya untuk menunggu orang yang dekat seperti tetangga selama belum terbenam matahari
Waktu haram yaitu waktu yang dilarang untuk menunda-nunda pembayaran zakat fitrah,
yaitu akhir hari raya Idul Fitri ketika matahari telah terbenam. Hal itu diharamkan karena tujuan dari zakat fitrah adalah untuk mencukupi kebutuhan golongan mustahiq pada hari raya Idul Fitri, untuk ikut merasakan hari gembira ria.
4. Niat membayar zakat fitra untuk anak laki-laki, perempuan, dan keluarga
“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama spesifik), fardu karena Allah Ta‘âlâ.”
Saat menerima zakat fitrah, seorang penerima disunnahkan mendoakan pemberi zakat dengan doa-doa yang baik. Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa pun. Di antara contoh doa tersebut adalah seperti di bawah ini:
“Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.”
Apabila seseorang lambat mengeluarkan zakatnya sampai salat Idul Fitri telah selesai dilaksanakan, maka ia telah mendapatkan dosa atas kelalaiannya.