6 Tips Mengontrol Hama Tanaman, Cepat Lakukan Sebelum Rusak
Mulai kenali hama dan serangga baik di sekitar tanaman kesayangan kamu
27 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu senang bertanam? Pasti pusing memikirkan tanaman kesayangan yang rusak akibat hama. Hama dan penyakit merupakan kendala utama dalam budidaya tanaman perkebunan yang dapat menurunkan produksi sampai 40% serangan nematoda.
Lalu, bagaimana mengontrol hama agar tak muncul? Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan cara pengendalian hama dan penyakit tanaman harus dilakukan sedini mungkin. Kurang lebih sejak tanaman masih kecil. Kalau perlu sejak masih terbentuk benih atau biji.
Cara yang aman dan efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman adalah pengendalian secara fisik ataupun secara organik. Pengendalian secara fisik dilakukan dengan memungut atau menangkap hama atau penyakit tanaman tersebut secara langsung, kemudian memusnahkannya dengan cara dikubur dalam tanah atau dibakar.
Sedangkan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara organik dilakukan dengan disemprot menggunakan bahan-bahan dari tanaman yang mengandung racun alami dan mematikan bagi hama ataupun penyakit tanaman tersebut.
Berikut penjelasannya yang dirangkum oleh Popmama.com:
1. Sebelum menggunakan insektisida cari tahu penyakit pada tanamannya
Saat tanaman terlihat buruk, penting untuk memahami alasannya sebelum memutuskan pengobatan hama. Sebagian besar insektisida tidak berpengaruh pada penyakit.
Kehadiran serangga yang memakan tanaman adalah indikator paling jelas bahwa insektisida akan membantu.
Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan kerusakan serangga, seperti lubang pada daun, perubahan warna atau malformasi daun, dan pertumbuhan yang terhambat. Penyakit sering muncul pertama kali sebagai bintik-bintik berubah warna pada daun.
Pada penyakit jamur, bintik-bintik seringkali berbentuk bulat dan mungkin tampak seperti lingkaran konsentris berwarna cokelat, sedangkan penyakit bakteri dan virus seringkali terlihat lebih bersudut, karena mengikuti urat daun.
Saat penyakit menyebar, daun mungkin berubah menjadi bubuk atau kabur sebelum berubah menjadi cokelat atau hitam dan akhirnya rontok.
Beberapa penyakit hanya menyerang batang atau buah. Penyakit akar melemahkan tanaman, menyebabkan kerdil atau layu pada bagian di atas tanah.
Kumbang dan ulat mengunyah pola yang tidak teratur, seringkali memakan daun mulai dari tepi yang lembut dan terus masuk. Beberapa serangga memakan bagian daun yang lebih lembut dan menghindari urat yang lebih keras, membuat daun tampak berenda.
2. Insektisida organik berasal dari sumber alami yang lebih ramah lingkungan
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami.
Bahan-bahan untuk membuat pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.
Karena dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya.
Bahan aktif ini bisa mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun mematikan.
Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama yang bisa dipakai untuk membuat pestisida.
Pestisida organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah dibuat harus segera diaplikasikan sehingga kita harus membuatnya setiapkali akan melakukan penyemprotan.
Selain itu, bahan-bahan pestisida organik lumayan sulit didapatkan dalam jumlah dan kontinuitas yang cukup. Dari sisi efektifitas, hasil penyemprotan pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis.
Perlu waktu dan frekuensi penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif. Selain itu, pestisida organik relatif tidak tahan terhadap sinar matahari dan hujan.