5 Tips Hadapi Post Holiday Syndrom agar Kembali Semangat Bekerja
Agar bisa semangat beraktivitas lagi setelah liburan
26 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Liburan yang panjang memang menyenangkan, seperti libur Idulfitri yang baru dilalui. Apalagi seperti libur Lebaran tahun ini, sejak diizinkan kembali untuk mudik, dilansir dari situs Kominfo, Kementerian Perhubungan memproyeksikan jumlah pemudik sebanyak 123,8 juta orang pada Idulfiti 2023, naik sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Setelah selesai liburan pastinya kamu akan merasa lebih bersemangat untuk kembali melakukan rutinitas sehari-hari. Namun, apakah kamu sebagian dari orang yang merasa tidak bersemangat ketika liburan kamu selesai?
Kalau kamu merasakan hal seperti itu, bearti kamu menagalami post holiday syndrome. Dampaknya bikin malas.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Berikut ulasannya dirangkum Popmama.com.
1. Apa itu post holiday syndrome?
Post-holiday syndrome adalah keadaan seseorang yang merasa tidak nyaman untuk beradaptasi dengan pekerjaan akibat liburan terlalu lama. Dilansir Healthline, post-holiday syndrome umumnya dialami pekerja di Amerika Serikat setelah liburan musim dingin.
Sedangkan di Indonesia, gejala seperti ini sering dialami sebagian orang setelah liburan panjang saat Lebaran atau tahun baru. Tentunya post-holiday syndrome ini sangat menghambat produktivitas kamu.
Seorang peneliti dari departemen Kepribadian, Penilaian, dan Perawatan Psikologis dari Universitas Granada mengingatkan, bahwa kembali ke rutinitas dapat menyebabkan gejala fisik dan juga psikologis, maka dari itu post-holiday syndrome jangan diabaikan. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi post-holiday syndrome jika kamu mengalaminya.
2. Coba bagi liburan beberapa periode
Ketika mendapat waktu berlibur yang panjang, tentunya sangat menyenangkan. Apalagi ketika kita gunakan untuk liburan melepas penat dari rutinitas kita.
Beberapa ahli menyarankan untuk membagi waktu liburan yang kita dapatkan, menjadi beberapa periode untuk menghindari post-holiday syndrome.
Dengan membagi liburan menjadi beberapa periode, diharapkan dapat memberi efek yang tidak traumatis kepada kita. Upaya tersebut dapat mencegah kita dari kecemasan dan hilangnya semangat untuk kembali bekerja dan melakukan rutinitas sehari-hari.