11 Varian Baru Covid-19 yang Berhasil Terdeteksi
Masyarakat harus waspada, jangan lagi abai!
30 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus dari virus corona masih berlanjut sejak 1,5 tahun belakangan. Saat ini angka dari orang–orang yang sudah terinfeksi pun semakin bertambah di setiap hari nya.
Selain mulai tingginya mobilitas masyarakat yang ada, ada faktor lain yang menyebabkan lonjakan dari kasus Covid–19 di Indonesia, yaitu adanya varian terbaru dari Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang biasa di sebut Covid–19 atau virus corona.
Awal dari Penamaan varian baru ini menggunakan model penamaan dengan kode–kode angka terlalu ilmiah dan relative sulit di hafalkan oleh khalayak umum.
Akibatnya, penyebutan untuk varian virus lebih sering merujuk kepada nama negara tempat varian tersebut teridentifikasi.
Akan tetapi, demi mencegah munculnya stigma negatif dan memudahkan pembahasan oleh masyarakat non–ilmiah, WHO kemudian menamai varian virus ini dengan menggunakan Alphabet Yunani.
Berikut Popmama.com rangkum nama varian dari virus vorona ini dari berbagai sumber terkait:
1. Lembaga pemberi nama Covid-19
Sistem tata nama untuk penamaan dari varian terbaru virus corona ini dilakukan oleh 3 lembaga Internasional, yaitu :
- GISAID (Institusi yang dibuat oleh pemerintah Jerman dan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional untuk mempelajari data genetika virus).
- Nextstarin adalah proyek sumber terbuka untuk memanfaatkan potensi ilmiah dan kesehatan masyarakat dari data genom pathogen, yang berkolaborasi dengan peneliti di Seattle, USA, dan Basel.
- Sedangkan Pango merupakan kependekan dari Phylogenetic Assignment of Named Global Outbreak Lineages ( PANGOLIN )
Editors' Pick
2. Covid-19 Alpha
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), varian Alpha mengalami mutasi pada reseptor binding domain (RBD) protein spike pada posisi 501, di mana asam amino asparagine (N) telah diganti dengan tirosin (Y). Mutasi virus ini juga disebut N501Y. Tingkat penularan nya diperkirakan lebih cepat daripada varian sebelumnya
Umumnya, gejala yang ditimbulkan varian Alpha adalah :
- Batuk terus-menerus disertai sakit tenggorokan.
- Demam.
- Sesak napas.
- Kehilangan indera rasa dan penciuman,
- Sakit kepala.
- Kelelahan dan nyeri otot.
- Diare.
- Kebingungan dan sulit berpikir jernih.
- Pusing, lemah, dan mual.
3. Covid-19 Beta
Varian ini dianggap lebih mudah menginfeksi orang–orang di usia muda. Varian ini juga membawa mutase yang disebut E484K, yang membantu virus menghindari system kekebalan seseorang.
Selain itu, sama dengan varian alpha, varian Beta ini juga dapat menyebabkan penularan lebih cepat daripada varian sebelumnya
Berikut ini gejala yang biasanya muncul pada orang yang terinfeksi virus varian Beta:
- Batuk terus menerus disertai sakit tenggorokan.
- Demam.
- Kehilangan indera perasa dan penciuman.
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
4. Covid-19 Delta
Hingga saat ini Varian Delta bisa di bilang yang paling dominan daripada kedua Varian sebelumnya karena lebih menular dan mampu menghindari respons imun tubuh
Varian Delta ini diprediksi bisa menjadi Virus yang paling dominan di dunia. Varian Delta ini bisa memicu sakit parah 3 – 4 hari setelah terinfeksi.
Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM) Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.
Usia pasien yang bertambah, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut. Kemudian, varian Delta diketahui berpotensi menginfeksi kembali pasien Covid-19, melemahkan kekebalan tubuh pasien.
Padahal, apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.
Selain itu, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.
5. Varian Covid-19 jenis lain
Berikut jenis varian dari Covid-19 yang terdeteksi di luar Indonesia, yaitu:
- Varian Gamma ditemukan di Brazil pada November 2020.
- Varian Epsilon di temukan di California, AS pada Maret 2020.
- Sama seperti Varian Gamma, Varian Zeta juga ditemukan di Brazil pada April 2020.
- Varian Eta merupakan satu–satunya varian baru dari virus vorona yang belum diketahui secara spesifik di temukan di suatu negara tertentu. Varian ini di temukan pada Desember 2020.
- Varian Theta ditemukan di Filipina pada Januari 2021.
- Varian Lota adalah yang kedua di temukan di Amerika Serikat setelah varian Epsilon.
- Jika Varian Epsilon di temukan di California, maka Varian Lota di temukan di New York yang berada di wilayah pantai timur. Sample Varian Lota pertama kali di temukan pada November 2020.
- Varian Kappa merupakan Varian kedua yang di temukan di India setelah Varian Delta. Sampel varian ini ditemukan pada bulan Oktober 2020.
- Varian Lambda ditemukan di Peru pada Agustus 2020.
Muncul banyak varian baru Covid-19, masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah di infokan oleh semua tenaga kesehatan, serta melakukan vaksin corona. Untuk mencegah terjangkitnya tubuh kita dari segala macam bentuk virus Ccorona.
Baca juga:
- Bukan Ditentukan dari Tes PCR, Ini Kriteria Sembuh dari Covid-19
- Kemenkes RI Hadirkan Ogiwara Sayu dalam Kampanye Vaksinasi Covid-19
- Angka Covid-19 Naik, Pernikahan Boy William Kembali Diundur