Viral Hasil Tes PCR Positif Palsu, Begini Kata Dokter
Ini penjelasan dokter terkait hasil tes PCR Positif palsu
1 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini viral suatu pernyataan dari Komika Kiky Saputri kalau ada laporan dari wisatawan yang datang ke Indonesia dengan hasil tes PCR positif palsu. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Perlu diketahui, hasil tes PCR positif palsu ini merupakan situasi yang mana hasil tes PCR menunjukkan positif Covid-19. Namun sebenarnya pasien sedang tidak terinfeksi Covid-19.
Komika Kiki Saputri, salah satu figur publik yang mengalami hal tersebut. Ia mengaku sebelm masuk hotel untuk karantina, Kiky sudah melakukan tes PCR yang hasilnya negatif.
Setelah masa karantina habis, malah hasilnya positif Covid-19 sehingga Kiky harus stay di hotel lebih lama untuk menambah masa karantina. Kejadian yang dialami Kiky pun viral di medsos.
Meski situasi ini jarang terjadi, tapi dr Adam Prabata menjelaskan kalau hasil tes PCR positif palsu bisa saja ada kemungkinan yakni berkisar 1 persen. Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal ini, Popmama.com sudah merangkum sejumlah fakta soal hasil tes PCR positif palsu.
1. Muncul anggapan "Dicovidkan"
Tak sedikit orang karena mengalami kejadian serupa sehingga muncul anggapan "Dicovidkan". Padahal menurut dr Adam, hasil tes PCR positif palsu masih bisa terjadi meski kemungkinannya kecil.
Seperti kita tahu, tes PCR saat ini menjadi salah satu metode paling akurat dalam mendeteksi virus corona di dalam tubuh. Tak heran jika muncul anggapan "dicovidkan" akibat kejadian hasil tes PCR positif palsu.
Editors' Pick
2. Bisa terjadi tapi kemungkinannya kecil
Dokter Adam Prabata mengatakan dalam akun Instagramnya @adamprabata, kalau kemungkinan hasil tes Covid-19 palsu bisa terjadi sekitar 1 persen. Bahkan dari 100 orang yang benar-benar tidak terinfeksi Covid-19, hanya ada 1 orang yang hasil PCRnya positif.
Namun, kemungkinannya cenderung lebih kecil dibandingkan situasi negatif palsu yang ada di rentang kemungkinan 2-29 persen.
Nah, kalau negatif palsu biasanya terjadi karena saat pemeriksaan Covid-19 idealnya dilakukan pada 3-5 hari setelah terjadi kontak erat pada pasien Covid-19. Tapi si pasien malah langsung tes Covid-19 sebelum masa inkubasi virus yang notabene berlangsung selama 3-5 hari di dalam tubuh.