Waspadai Jerat Pay Later dengan Promosi Menarik, Hati-Hati

Ingat, pay later mirip dengan kartu kredit

26 Maret 2022

Waspadai Jerat Pay Later Promosi Menarik, Hati-Hati
Pexels/Andrea Piacquadio

Sudah tidak asing lagi penggunaan dompet digital atau yang biasa disebut e-wallet di Indonesia. Maraknya penggunaan e-wallet oleh masyarakat luas karena memberikan banyak manfaat dan menjadi alternatif mempermudah pembayaran bedasarkan kebutuhannya.

Salah satu manfaat yang menjadi pilihan pembayaran populer saat ini adalah pay later.

Pilihan ini di gandrungi oleh masyarakat selama pandemi karena prosesnya yang mudah dan praktis penggunaanya. 

Lalu, bagaimana cara penggunaannya agar tak terjebak? Berikut ulasannya yang dirangkum Popmama.com.

1. Mulai banyak penggunanya

1. Mulai banyak penggunanya
Pexels/Kindel Media

Pay Later memang masih tergolong baru, tapi penggunaan mulai banyak. Tercatat di Indonesia sepanjang tahun 2021 mencapai 27%.

Berdasarkan Fintech Report dari DSResearch. Sedangkan penggunaan kartu kredit sekitar 6%. Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit Yohanes Abimanyu dalam keterangan tertulis mengatakan “Pada dasarnya, pay later dan kartu kredit memiliki prinsip yang serupa dan dapat berdampak pada kredit skor pribadi jika tidak digunakan dengan bijak.”

Editors' Pick

2. Kredit skor tinggi

2. Kredit skor tinggi
Pexels/Anastasia Shuraeva\

Seringkali calon debitur yang telah melalui proses panjang untuk pengajuan kartu kredit, namun ternyata ditolak tanpa alasan yang detail.

Untuk menyetujui pengajuan kredit, Lembaga keuangan mengecek kelayakan debitur melalui kredit skoring sebagai penilaian mendasar. Kamu bisa mengecek kredit skor kamu di MyIdScore.

MyIdScore menampilkan angka mulai dari 250 hingga 900. Semakin tinggi skor anda, maka makin rendah risiko kredit dan makin besar kemungkinan kredit disetujui. Jika skor anda diatas angka 650, itu berarti termasuk dalam kriteria yang bagus dan aman.

"Pada umumnya, nasabah yang tergolong high risk atau kredit skor rendah, akan lebih sulit memperoleh persetujuan dibanding nasabah low risk. Oleh karena itu, sebaiknya kita menjaga kredit skor dan riwayat kredit sejak dini, supaya mempermudah perencanaan keuangan di masa mendatang,“ tutur Abimanyu. 

Jika nasabah memiliki kredit skor yang tinggi atau riwayat kredit yang baik, Lembaga keuangan akan lebih mudah untuk menyetujui pengajuan fasilitas pendanaan.

3. Mirip Kartu Kredit

3. Mirip Kartu Kredit
Freepik/Jcomp

Pay later prinsipnya sama dengan kartu kredit. Gagal bayar dalam pay later akan berdampak pada kredit skor.

Hal tersebut diungkapkan Abimanyu. Dia tidak menampik kemungkinan pay later juga akan meninggalkan jejak yang sama dalam riwayat kredit.

"Jadi kalau gagal bayar pay later, bisa berdampak bagi kredit skor, sebab sumber pendanaan pay later bisa jadi berasal dari bank rekanan”, ujarnya.

Menanggapi pertanyaan yang sama, Direktur Utama PT Atome Finance Indonesia, Meri Ui menjelaskan bahwa riwayat penggunaan paylater akan tercatat pada riwayat kredit individu. Dia berpendapat penggunaan pay later memperbanyak opsi masyarakat dalam memilih metode pembayaran.

"Proses penggunaan pay later seperti Atome dirancang lebih sederhana, fleksibel dan mudah digunakan, ini bisa jadi tahapan awal untuk debitur membangun reputasi kredit. Sehingga nanti saat akan mengajukan kredit yang lebih besar, seperti KPR, riwayat kreditnya sudah bagus,” kata Meri menjelaskan.

4. Tips aman penggunaannya

4. Tips aman penggunaannya
Freepik/our-team

Agar tak terjebak dengan utang melilit Pay Later, intip tips penggunaannya berikut ini:

  1. Ketahui manfaatnya sebelum memilih layanan.
  2. Pilih layanan legal yang terdaftar di Otoritas Kasa Keuangan (OJK).
  3. Ketahui bunga dan tenornya.
  4. Pakai saat darurat saja.
  5. Jangan terbuat promosi, membuat kamu kalap berbelanjan.

Ingat, Pay Later digunakan untuk memudahkan, bukan sebaliknya!

Baca Juga:

The Latest