Benarkah Beras SPHP Bulog Mengandung Plastik? Ini Faktanya!
Informasi ini sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu
13 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Media sosial kembali dikejutkan dengan sebuah video yang menyebut beras dengan merek dagang program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang diedarkan Perusahaan Umum (Perum) Bulog mengandung plastik.
Adapun video viral tersebut diunggah oleh akun TikTok @dika1505 dan @yanyanandriani03. Salah satu suara yang terekam dari akun TikTok itu mengatakan beras SPHP mengandung plastik.
Viralnya unggahan yang menyebut beras SPHP mengandung plastik rupanya tak sedikit membuat orang lain khawatir. Namun, benarkah beras SPHP yang dikeluarkan Perum Bulog itu mengandung plastik?
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com telah merangkum sejumlah informasi terkait narasi beras SPHP mengandung plastik yang viral itu.
1. Pemilik akun berasumsi dari hasil tes secara konvensional
Tak hanya memviralkan unggahannya, pemilik akun TikTok itu juga mendemonstrasikan kondisi beras SPHP. Ia menuturkan beras tersebut kenyal dan menjadi bulat utuh saat dibulatkan seperti bola, sehingga ia menduga beras SPHP mengandung plastik.
"Nah, lihat ini dibulatkan sempurna, padat tidak lengket dan mantul dilempar ke lantai," kata pemilik akun dalam video tersebut.
Editors' Pick
2. Pimpinan Bulog Sumsel bantah beras SPHP mengandung plastik
Informasi terkait viralnya beras SPHP yang mengandung plastik rupanya terdengar sampai ke pemerintah. Mengutip keterangan resmi Kominfo, Jumat (13/10/2023), Pimpinan Bulog Wilayah Sumatera Selatan Babel Mohamad Alexander membantah unggahan video tersebut.
Ia berujar video yang diunggah di akun TikTok itu merupakan hoaks dan tidak benar. Alhasil, Alex memastikan kedua pelaku akan diproses hukum karena telah melanggar UU ITE dengan menyebar video hoaks.
"Tidak benar itu pelakunya (penyebar video beras plastik) sudah ditangkap dan mengaku, semoga diproses secara hukum sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk pencemaran kepada negara," ungkap Alex.