Harta Kekayaan Tom Lembong, Bernilai Fantastis
Tom Lembong buat pidato ikonik untuk Presiden Jokowi di acara internasional
1 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Thomas Lembong alias Tom Lembong kini tengah mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Bukan menjadi kandidat, melainkan sebagai co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin).
Nama Tom Lembong sebelumnya sudah cukup dikenal oleh banyak masyarakat. Dalam kabinet Presiden Joko Widodo, Tom menjabat sebagai Menteri Perdagangan (2015-2016) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2016-2019.
Melihat latar belakangnya yang berpengalaman di pemerintahan, tak sedikit publik yang penasaran dengan harta kekayaannya. Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum jumlah harta kekayaan Tom Lembong saat masih jadi pejabat.
1. Total harta Tom Lembong di akhir jabatan BKPM sekitar Rp101,5 miliar
Mengutip dari situs resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tom Lembong dilaporkan memiliki sejumlah harta yang bernilai cukup fantastis. Adapun rinciannya yakni harta bergerak lainnya sebesar Rp108,9 juta serta surat berharga senilai Rp94,5 miliar.
Kemudian, kas dan setara kas senilai Rp2,09 miliar dan harta lainnya sebanyak Rp4,77 miliar. Tom juga memiliki utang senilai Rp86,9 juta.
Jika ditotalkan, harta yang dimiliki Tom Lembong selepas masa jabatannya yakni Rp101,5 miliar.
Editors' Pick
2. Mengawali karier di bidang keuangan
Usai menyelesaikan pendidikannya, Tom Lembong mencoba peruntungannya di dunia keuangan. Pada 1995, laki-laki kelahiran 4 Maret 1971 itu bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di Singapura.
Setelah itu, Tom melanjutkan kariernya sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia sejak 1999 hingga 2000.
Tom juga sempat bekerja di Deutsche Bank di Jakarta pada 1998-1999. Di bank itu, ia bertugas mengerjakan rekapitalisasi dan merger Bank Bumi Daya, Bank Eksim, Bank Dagang Negara dan Bank Bapindo menjadi Bank Mandiri.
Bukan hanya itu, Tom sempat menjabat sebagai Senior Vice President dan Kepala Divisi Penanggung Jawab restrukturisasi dan penyelesaian kewajiban Salim Group kepada negara akibat Bank BCA runtuh pada krisis moneter 1998.
Kemudian, sosoknya dipercaya untuk menjabat dalam Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 2000 hingga 2002. Di bawah Kemenkeu dan Bank Indonesia (BI), Tom bertugas merekapitalisasi dan merestrukturisasi perbankan Indonesia pasca krisis 1998.