Kasus Covid-19 di Jakarta Kembali Naik, Positivity Rate 5,7 Persen
Kenaikan Covid-19 di Jakarta terjadi karena penyebaran subvarian Omicron mulai meluas
16 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Covid-19 kembali naik di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Pada Rabu (15/6/2022), kasus Covid-19 di DKI Jakarta telah bertambah sebanyak 576 kasus, sehingga kasus aktif mencapai 3.282 kasus.
Kenaikan kasus Covid-19 diyakini karena munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang jumlah kasusnya juga ikut bertambah. Dua subvarian tersebut bisa menembus kekebalan tubuh atau disebut escape immunity.
"Jumlah kasus aktif di Jakarta hari ini naik sejumlah 576 kasus, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 3.282 (orang yang masih dirawat/isolasi)," ujar Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum kenaikan jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta serta positivity rate pada wilayah tersebut.
Editors' Pick
1. Kenaikan kasus Covid-19 karena subvarian Omicron meningkat
Menurut Dwi, kenaikan kasus Covid-19 diiringi dengan penularan subvarian Omicron yang semakin meningkat. Dia juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai penularan subvarian Omicron.
"Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan varian Omicron," jelasnya.
Sebanyak 10.122 spesimen akan dilakukan tes PCR oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dari jumlah tersebut, 9.518 orang dites PCR hari ini dengan hasil 730 orang positif dan 8.788 lainnya negatif.
2. Angka kesembuhan 98,5 persen
Selain dilakukan tes PCR, tes antigen juga dilakukan kepada 10.827 orang, dengan hasil 228 positif dan 10.599 negatif. Hasil positif antigen tidak dicatat dalam total kasus positif DKI Jakarta, karena akan dikonfirmasi ulang melalui tes PCR.
"Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 1.236.528 dengan tingkat kesembuhan 98,5 persen, dan total 15.304 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,2 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,6 persen," beber Dwi.