Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Terkait Virus Cacar Monyet
Virus cacar monyet dilaporkan telah menyebar hingga negara non-endemis
30 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, saat ini penyebaran virus semakin masif. Tidak hanya Covid-19, penyebaran virus cacar monyet (monkeypox) juga diberitakan telah mewabah di beberapa negara lainnya.
Kementerian Kesehatan tiap negara telah bertindak untuk mencegah penyebaran cacar monyet lebih banyak. Sejumlah jalur kedatangan dari negara lain pun diperketat.
Kementerian Kesehatan RI akhirnya telah mengeluarkan Surat Edaran terkait mewabahnya cacar monyet di negara lain kepada fasilitas kesehatan.
Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/2752/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di negara non-endemis, meminta kepada seluruh pihak kesehatan untuk mewaspadai munculnya cacar monyet di Indonesia.
"Kementerian Kesehatan RI meminta selurun jajaran kesehatan dari pusat hingga daerah untuk mewaspadai penyakit tersebut," ujar Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Kembali mewabahnya virus di sejumlah negara menyebabkan jajaran kesehatan kembali harus siap siaga. Nah, berikut ini Popmama.com telah merangkum fakta-fakta imbauan Kemenkes terkait cacar monyet.
1. Virus cacar monyet yang merupakan zoonosis
Cacar monyet merupakan virus zoonosis atau menular dari hewan ke manusia. Maxi menerangkan bahwa virus cacar monyet kebanyakan berasal dari negara Afrika.
"Penyakit itu disebabkan oleh virus monkeypox (anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae) yang umumnya terjadi di Afrika Tengah dan Afrika Barat," ujarnya.
Menurutnya, virus cacar monyet pada manusia bisa sembuh sendiri. Meski begitu, tetap harus waspada terhadap cacar monyet ini.
2. Proses penularan dari hewan ke manusia
Sebagai virus yang tergolong zoonosis, Maxi mengungkapkan bahwa cacar monyet menginfeksi manusia dalam waktu dua hingga empat minggu.
Cacar monyet memiliki gejala yang bermacam-macam. Meskipun memiliki gejala ringan pada penderita, namun tidak menutup kemungkinan akan berkembang hingga menyebabkan kematian.
“Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut,” ucapnya.
Editors' Pick
3. Penyebaran cacar monyet dilaporkan hingga negara non-endemis
Laporan WHO mengatakan cacar monyet telah meluas hingga negara non-endemis. Sejak 13 Mei 2022, laporan datang dari tiga regional non-endemis seperti Eropa, Amerika dan Western Pacific.
Sejumlah negara non-endemis telah melaporkan kasus cacar monyet di negaranya hingga 21 Mei 2022, yaitu Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris dan Amerika.
Sedangkan, negara yang menjadi pusat penyebaran cacar monyet hingga menjadi endemis di antaranya Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
“Penyelidikan terus dilakukan untuk mengetahui pola penularan di negara-negara non-endemis monkeypox,” kata Maxi.
4. Kemenkes imbau Dinas Kesehatan terkait monkeypox
Mewabahnya cacar monyet di sejumlah negara membuat pihak kesehatan waspada. Kemenkes RI mengimbau kepada dinas kesehatan terkait untuk melaporkan kasus virus yang ditemui di daerahnya.
Kemenkes juga memberikan arahan untuk Dinas Kesehatan agar melapor kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telepon atau WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com.
Nantinya, Kemenkes akan melakukan menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pelacakan dengan kontak erat dalam 1x24 jam.
Selain itu, Kemenkes juga mengimbau agar Dinas Kesehatan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cacar monyet atau monkeypox yang harus diwaspadai.
"Menyebarluaskan informasi tentang Monkeypox kepada masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan di wilayahnya, dan berkoordinasi dengan dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan satwa liar di wilayahnya," ujar Maxi.
5. Fasilitas layanan kesehatan diimbau perketat melalu pengamatan
Kemenkes juga mengimbau kepada rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas layanan kesehatan lainnya agar perketat kewaspadaan di IGD, klinik, penyakit infeksi, dermatologi, dan lainnya melalui pengamatan terhadap gejala sesuai definisi operasional Monkeypox.
Penemuan kasus wajib dilaporkan kepada kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telepon atau WhatsApp 0877-7759-1097.
6. KKP tingkatkan kewaspadaan di bandara dan pelabuhan
Kantor Kesehatan Pelabuhan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penumpang yang tiba dari wilayah endemis cacar monyet. Pengawasan ketat juga dilakukan terhadap awak, barang, alat angkut, lingkungan pelabuhan dan bandara.
Imbauan juga diberikan kepada pihak Otoritas Imigrasi untuk menelusuri data penumpang yang tiba, dengan melacak histori penumpang yang terdeteksi menderita cacar monyet.
Itulah beberapa fakta mengenai penyebaran virus cacar monyet yang semakin mewabah di sejumlah negara. Selalu waspada dan jaga kebersihan ya, Ma.
Baca juga:
- Spanyol Catat 59 kasus Cacar Monyet, Segera dapat Vaksin dari UE
- WHO Sebut di RD Kongo Terdapat 1284 Kasus Suspek Cacar Monyet
- Waspada Penyakit Monkeypox atau Cacar Monyet Lebih Berbahaya pada Anak