Waspada! Menkes Prediksi Ada Varian Baru Covid-19 pada 2023
Indonesia masih harus menghadapi Covid-19 dalam 6 bulan ke depan
24 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi varian baru Covid-19 akan kembali muncul pada 2023 mendatang. Hal ini setelah pemerintah terus memantau perkembangan Covid-19 di Indonesia dan seluruh dunia mengalami kenaikan.
"Kasus konfirmasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru. Itu membuat Indonesia harus siap-siap. Kita sudah melihat adanya sub varian baru di Amerika juga Eropa karena adanya mutasi, karena adanya kasus konfirmasi yang sangat tinggi," ujarnya dikutip dari IDN Times, Selasa (23/8/2022).
Budi mengatakan, kekhawatiran Indonesia terhadap Covid-19 terjadi pada enam bulan mendatang, yakni Januari hingga Maret 2023. Tetapi, mutasi varian tersebut diklaim lebih rendah dibanding varian Omicron saat ini.
Mengenai kekhawatiran pemerintah terhadap varian Covid-19 yang baru pada 2023 mendatang, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta lainnya.
Yuk, disimak dan tetap waspada untuk kesehatan bersama!
Editors' Pick
1. Level imunitas masyarakat Indonesia sangat tinggi
Pemerintah terus mempersiapkan kemungkinan masuknya varian baru masuk ke Indonesia, yaitu dengan menjaga tingkat imunitas masyarakat agar tetap tinggi.
Budi menjelaskan bahwa tingkat imunitas masyarakat kini terbilang sangat tinggi. Tingkat antibodi masyarakat mencapai 98,5 persen dengan level antibodi lebih dari 2000 unit per mililiter.
"Itu sebabnya kenapa untuk kasus gelombang BA.4, BA.5 yang di Jepang, Eropa, Amerika itu meningkatkan kasus konfirmasi tinggi sekali, sedangkan di kita tidak. Karena level imunitas masyarakat Indonesia sudah sangat tinggi," katanya.
2. Imunitas tinggi berkat vaksin dan infeksi
Peran vaksinasi tak lepas dari tingginya antibodi yang dimiliki masyarakat Indonesia. Infeksi yang menyerang pada Februari dan Maret 2022 membuat antibodi tinggi pada pertengahan tahun ini.
"Pertama, karena vaksinasi. Kita sangat gencar di bulan November, Desember, Januari juga masih tinggi. Kedua, alhamdulillah karena infeksi juga. Gelombang Omicron melanda Indonesia bulan Februari, Maret, itu sampai 60 ribu kasus per hari, lebih tinggi dari gelombang Delta," jelas Budi.
"Sehingga boleh dibilang, pada saat gelombang BA.4, BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali," sambungnya.