Waspada Cacar Monyet, Inggris Laporkan Tiga Kasus Baru
Cacar monyet jangan dianggap remeh, ya
18 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus cacar monyet kembali teridentifikasi di Inggris. Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) ditemukan tambahan empat kasus baru terkait cacar monyet.
Dari empat kasus baru, tiga ditemukan di London dan satu kasus terkait di Timur Laut. Keempat kasus tersebut diduga terinfeksi di lokasi yang sama, London.
Hal ini berarti Inggris mengonfirmasi tujuh kasus cacar monyet sepanjang 6 hingga 15 Mei. Kasus pertama teridentifikasi saat seseorang melakukan perjalanan pulang dari Nigeria pada 4 Mei 2022 lalu.
Perlu diketahui bahwa cacar monyet atau monkeypox termasuk jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh Monkeypox virus (MPXV). Sebagai informasi, virus ini masuk dalam kategori keluarga Orthopoxvirus.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi mengenai kasus cacar monyet yang teridentifikasi di Inggris.
Editors' Pick
1. Kronologi pertama kali kasus cacar monyet
Pada 7 Mei 2022, Komisi Kesehatan Inggris melaporkan kepada World Health Organization (WHO) adanya temuan baru cacar monyet di negaranya.
Pemerintah Inggris menyatakan jika ada warganya yang kembali dari Nigeria pada 4 Mei 2022. Orang yang pulang dari Nigeria tersebut melakukan tes kesehatan saat tiba di Inggris.
Dikutip dari WHO, pada Selasa (17/5/2022), saat didiagnosis terinfeksi cacar monyet, orang tersebut langsung diisolasi di rumah sakit.
Cacar monyet ini dikonfirmasi dari pemeriksaan laboratorium pada 6 Mei oleh Laboratorium dan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
2. WHO mengimbau masyarakat untuk jaga kebersihan
Terkait banyaknya kasus virus yang baru-baru ini dilaporkan beberapa negara, WHO menyarankan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan.
Masyarakat yang melakukan perjalanan kembali dari negara endemi harus segera melapor ke pihak kesehatan masing-masing negara. Penduduk ataupun pelancong yang melakukan perjalanan ke negara endemi harus menjauhi hewan sakit.
“Selain itu, pentingnya menjaga kebersihan, mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun serta menggunakan hand sanitizer,” tulis WHO dalam pernyataannya.