BMKG: Waspada Bencana Banjir 10 Hari Kedepan Akibat Cuaca Ekstrem
Puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Februari 2021
4 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak bulan januari, Indonesia terus-menerus diguyur hujan. Kondisi ini mengakibatkan sebagian daerah di Indonesia mengalami bencana alam, seperti banjir.
Cuaca ekstrem yang saat ini sedang terjadi dapat berpotensi bencana hidrometeorologi, yaitu banjir, tanah longsor, dan banjir bandang yang tentunya dapat membahayakan masyarakat saat terkena bencana tersebut.
Adanya potensi cuaca yang ekstrem, BMKG mewaspadai wilayah yang diprediksi akan terkena banjir dalam bulan Februari 2021 selama 10 hari ke depan. BMKG juga menyampaikan peringatan dini pada situs resminya untuk beberapa wilayah yang berpotensi banjir.
Jika Mama ingin mengetahui terkait cuaca ekstrem dalam 10 hari ke depan, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
1. Masyarakat diimbau untuk waspada dengan adanya cuaca ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberitahu bahwa pada bulan Februari 2021 diprediksi masih mengalami puncah musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Sehingga, adanya peluang curah hujan yang tinggi dan cuaca ekstrem.
Untuk menanggapi potensi tersebut, masyarakat diumbau untuk lebih meningkatkan rasa kewaspadaan terhadap curah hujan yang tinggi dan cuaca ekstrem di sebagian wilayah rentan terkena banjir dan banjir bandang.
2. Penyebab curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto memberitahukan bahwa adanya peningkatan curah hujan yang tinggi disebabkan oleh fenomena dan gangguan skala iklim. Selain itu, curah hujan tinggi juga diakibatkan kondisi permukaan tanah yang tidak dapat menyerap air ke dalam.
Adanya endapan dan ranting kayu yang hanyut dalam kecepatan tinggi akan menimbulkan banjir bandang pada bagian hilirnya.
“Dari pengamatan BMKG walaupun curah hujan berada pada tingkat sedang, namun masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespon kondisi curah hujan,” ungkap Guswanto.